Setelah Korut, Giliran AS Uji Coba Rudal Balistik
A
A
A
LOS ANGELES - Militer Amerika Serikat (AS) menyatakan, pihaknya telah menguji coba rudal balistik antarbenua Minuteman III, Rabu (2/10). Rudal tersebut diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg pukul 1.13 pagi waktu setempat. Menurut Air Force Global Strike Command, rudal itu menempuh jarak 6.750 km melintasi Samudra Pasifik ke Atol Kwajalein di Kepulauan Marshall.
"Tes ini menunjukkan bahwa pencegah nuklir Amerika Serikat kuat, fleksibel, siap, dan dirancang secara tepat untuk mencegah ancaman abad ke-21 dan meyakinkan sekutu kita," sebut pernyataan Air Force Global Strike Command, seperti dikutip dari Reuters.
"Peluncuran tes bukan tanggapan atau reaksi terhadap peristiwa dunia atau ketegangan regional," lanjut pernyataan Air Force Global Strike Command. AS telah menghabiskan waktu puluhan tahun dan miliaran dolar untuk mengembangkan teknologi untuk menghentikan rudal balistik yang masuk ke wilayah mereka, dan bertujuan untuk meningkatkan upaya dalam menghadapi ancaman yang semakin meningkat.
Beberapa jam sebelum AS melakukan uji tembak rudal balistik mereka, Korea Utara (Korut) telah melakukan hal serupa. “Korut diyakini telah menembakkan apa yang tampak sebagai "rudal balistik yang diluncurkan kapal selam", kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).
“Rudal itu diyakini sebagai salah satu model Pukkuksong," kata JCS dalam sebuah pernyataan, merujuk pada garis rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM) yang sedang dikembangkan oleh Korut. Pada Agustus 2016, Korut sukses melakukan uji coba Pukkuksong-1, juga dikenal sebagai KN-11, yang terbang sekitar 500 km.
"Tes ini menunjukkan bahwa pencegah nuklir Amerika Serikat kuat, fleksibel, siap, dan dirancang secara tepat untuk mencegah ancaman abad ke-21 dan meyakinkan sekutu kita," sebut pernyataan Air Force Global Strike Command, seperti dikutip dari Reuters.
"Peluncuran tes bukan tanggapan atau reaksi terhadap peristiwa dunia atau ketegangan regional," lanjut pernyataan Air Force Global Strike Command. AS telah menghabiskan waktu puluhan tahun dan miliaran dolar untuk mengembangkan teknologi untuk menghentikan rudal balistik yang masuk ke wilayah mereka, dan bertujuan untuk meningkatkan upaya dalam menghadapi ancaman yang semakin meningkat.
Beberapa jam sebelum AS melakukan uji tembak rudal balistik mereka, Korea Utara (Korut) telah melakukan hal serupa. “Korut diyakini telah menembakkan apa yang tampak sebagai "rudal balistik yang diluncurkan kapal selam", kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).
“Rudal itu diyakini sebagai salah satu model Pukkuksong," kata JCS dalam sebuah pernyataan, merujuk pada garis rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM) yang sedang dikembangkan oleh Korut. Pada Agustus 2016, Korut sukses melakukan uji coba Pukkuksong-1, juga dikenal sebagai KN-11, yang terbang sekitar 500 km.
(esn)