Rusia Buka Kemungkinan Pembicaraan Putin-Trump
A
A
A
MOSKOW - Rusia angkat bicara mengenai upaya Kongres Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan transkrip pembicaraan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump. Rusia menyatakan, mereka mungkin akan mengizinkan AS membuat transkrip pembicaraan itu, dengan sejumlah syarat.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Rusia akan siap untuk membahas masalah ini dengan AS, jika Washington mengirim sinyal kepada Moskow. Tetapi, Peskov menyebut bahwa pengungkapan seperti itu bukan praktik diplomatik yang normal.
"Tentu saja publikasi mereka sampai batas tertentu hanya mungkin dengan kesepakatan timbal balik dari para pihak. Ini adalah praktik diplomatik tertentu," kata Peskov, seperti dilansir Reuters pada Selasa (1/10).
"Untuk lebih spesifik, mungkin, praktik diplomatik pada umumnya tidak membayangkan publikasi mereka. Jika ada beberapa sinyal dari Amerika, maka kita akan membahas hal ini," sambungnya.
Sebelumnya, Rusia memperingatkan AS agar tidak mempublikasikan percakapan pribadi antara Presiden Vladimir Putin dengan Donald Trump.
Peringatan ini sebagai tanggapan terhadap keputusan Gedung Putih untuk mempublikasikan transkip pembicaraan telepon Trump dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Transkrip pembicaraan itu dirilis setelah Partai Demokrat mengumumkan penyelidikan awal pemakzulan apakah presiden AS itu menekan koleganya dari Ukraina itu.
Trump diduga memberikan tekanan pada Zelensky untuk membujuk Kiev agar secara tidak langsung membantunya mengamankan pemilihan kembali untuk masa jabatan kedua pada tahun 2020 memicu skandal di Washington.
Lawan Trump menuduh pemimpin AS berusaha untuk menekan Zelensky guna memulai penyelidikan terhadap Hunter Biden, yang ayahnya, mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, merupakan salah satu lawan kuat Trump pada pemilihan presiden mendatang.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, Rusia akan siap untuk membahas masalah ini dengan AS, jika Washington mengirim sinyal kepada Moskow. Tetapi, Peskov menyebut bahwa pengungkapan seperti itu bukan praktik diplomatik yang normal.
"Tentu saja publikasi mereka sampai batas tertentu hanya mungkin dengan kesepakatan timbal balik dari para pihak. Ini adalah praktik diplomatik tertentu," kata Peskov, seperti dilansir Reuters pada Selasa (1/10).
"Untuk lebih spesifik, mungkin, praktik diplomatik pada umumnya tidak membayangkan publikasi mereka. Jika ada beberapa sinyal dari Amerika, maka kita akan membahas hal ini," sambungnya.
Sebelumnya, Rusia memperingatkan AS agar tidak mempublikasikan percakapan pribadi antara Presiden Vladimir Putin dengan Donald Trump.
Peringatan ini sebagai tanggapan terhadap keputusan Gedung Putih untuk mempublikasikan transkip pembicaraan telepon Trump dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Transkrip pembicaraan itu dirilis setelah Partai Demokrat mengumumkan penyelidikan awal pemakzulan apakah presiden AS itu menekan koleganya dari Ukraina itu.
Trump diduga memberikan tekanan pada Zelensky untuk membujuk Kiev agar secara tidak langsung membantunya mengamankan pemilihan kembali untuk masa jabatan kedua pada tahun 2020 memicu skandal di Washington.
Lawan Trump menuduh pemimpin AS berusaha untuk menekan Zelensky guna memulai penyelidikan terhadap Hunter Biden, yang ayahnya, mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, merupakan salah satu lawan kuat Trump pada pemilihan presiden mendatang.
(esn)