Menlu Yaman Sebut Iran-Houthi Penghancur Mimpi dan Kebebasan
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Yaman, Mohammed al-Hadrami mengatakan, hanya dalam beberapa tahun, kelompok milisi Houthi, yang dibantu Iran, telah menghancurkan impian semua warga Yaman untuk kebebasan. Hal itu disampaikan Hadrami saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB.
Hadrami, dalam pidatonya mengatakan, perang yang diawali pemberontakan Houthi telah menyebabkan kehancuran di Yaman. Dia lalu mengatakan, Houthi telah melakukan penculikan, penyiksaan dan kejahatan lainnya dalam beberapa tahun terakhir di Yaman.
"Hari ini kita terluka parah akibat perang yang dilakukan oleh milisi Houthi, tentara sektarian melakukan penyiksaan, mengucilkan dan meminggirkan dan melakukan segudang kejahatan untuk mencapai tujuan mereka," kata Hadrami.
“Iran dan cabang militernya di wilayah Arab, termasuk Houthi dan Hizbullah, merupakan ancaman besar bagi keamanan internasional kita. Iran adalah negara jahat yang gagal menghormati hukum internasional, menghormati kewajibannya sebagai anggota PBB," sambungnya.
Hadrami, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (29/9), mengatakan bahwa satu-satunya solusi untuk meredakan konflik adalah untuk memaksa milisi Houthi untuk mengimplementasikan perjanjian yang telah mereka tandatangani.
Hadrami, dalam pidatonya mengatakan, perang yang diawali pemberontakan Houthi telah menyebabkan kehancuran di Yaman. Dia lalu mengatakan, Houthi telah melakukan penculikan, penyiksaan dan kejahatan lainnya dalam beberapa tahun terakhir di Yaman.
"Hari ini kita terluka parah akibat perang yang dilakukan oleh milisi Houthi, tentara sektarian melakukan penyiksaan, mengucilkan dan meminggirkan dan melakukan segudang kejahatan untuk mencapai tujuan mereka," kata Hadrami.
“Iran dan cabang militernya di wilayah Arab, termasuk Houthi dan Hizbullah, merupakan ancaman besar bagi keamanan internasional kita. Iran adalah negara jahat yang gagal menghormati hukum internasional, menghormati kewajibannya sebagai anggota PBB," sambungnya.
Hadrami, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (29/9), mengatakan bahwa satu-satunya solusi untuk meredakan konflik adalah untuk memaksa milisi Houthi untuk mengimplementasikan perjanjian yang telah mereka tandatangani.
(esn)