Jepang Berencana Kembangkan Kemampuan Militer Luar Angkasa
A
A
A
TOKYO - Dokumen Pertahanan Jepang mengindikasikan negara itu berencana untuk mencapai keunggulan dalam domain baru militer seperti ruang angkasa, dunia maya dan spektrum elektromagnetik dalam perkembangan militer global. Dokumen tersebut menyebutkan China dan Rusia telah meningkatkan kemampuan mereka untuk menghalangi AS dan sekutunya menggunakan luar angkasa.
Sebagai bagian dari langkah-langkah yang direncanakan terkait dengan domain luar angkasa, Jepang akan membangun sistem bernama Space Situational Awarness (SSA) pada tahun 2022 sebagai sarana untuk memantau ancaman terhadap satelit Jepang. Satu langkah juga termasuk membangun kemampuan untuk mengganggu jaringan perintah, kontrol, komunikasi, komputer, dan intelijen musuh potensial dari luar angkasa.
Perubahan besar lainnya pada pasukan negara akan meningkatkan kemampuannya di dunia maya untuk membelokkan dan "mengganggu" serangan dari lawan seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (28/9/2019).
Para pejabat militer Amerika Serikat (AS) telah berulang kali menyatakan keprihatinannya bahwa Rusia dan China mungkin sedang mengembangkan senjata anti-satelit. Pada saat yang sama, Moskow telah berulang kali memperingatkan Washington agar tidak mengambil langkah menuju militerisasi ruang angkasa.
Senjata anti-satelit yang diduga dikembangkan oleh negara-negara ini bukan satu-satunya di dunia. India baru-baru ini melakukan uji coba senjata anti-satelitnya sendiri, sementara Prancis juga mengumumkan rencana untuk mengembangkannya.
Sebagai bagian dari langkah-langkah yang direncanakan terkait dengan domain luar angkasa, Jepang akan membangun sistem bernama Space Situational Awarness (SSA) pada tahun 2022 sebagai sarana untuk memantau ancaman terhadap satelit Jepang. Satu langkah juga termasuk membangun kemampuan untuk mengganggu jaringan perintah, kontrol, komunikasi, komputer, dan intelijen musuh potensial dari luar angkasa.
Perubahan besar lainnya pada pasukan negara akan meningkatkan kemampuannya di dunia maya untuk membelokkan dan "mengganggu" serangan dari lawan seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (28/9/2019).
Para pejabat militer Amerika Serikat (AS) telah berulang kali menyatakan keprihatinannya bahwa Rusia dan China mungkin sedang mengembangkan senjata anti-satelit. Pada saat yang sama, Moskow telah berulang kali memperingatkan Washington agar tidak mengambil langkah menuju militerisasi ruang angkasa.
Senjata anti-satelit yang diduga dikembangkan oleh negara-negara ini bukan satu-satunya di dunia. India baru-baru ini melakukan uji coba senjata anti-satelitnya sendiri, sementara Prancis juga mengumumkan rencana untuk mengembangkannya.
(ian)