Analis: Sistem Rudal S-400 Rusia Siaga Atasi Jet F-35 Israel
A
A
A
BEIRUT - Angkatan Bersenjata Rusia di Suriah telah membuat sistem pertahanan rudal S-400 mereka dalam status siaga untuk menghadapi potensi serangan pesawat jet tempur siluman F-35 Angkatan Udara Israel. Analis pertahanan terkemuka, Babak Taghvaee, melaporkan hal itu.
Sebelumnya, Angkatan Bersenjata Rusia telah mengintersepsi dan memblokir pesawat-pesawat jet tempur Israel untuk melakukan serangan daerah-daerah di mana Tentara Arab Suriah (SAA) hadir.
Secara khusus, militer Moskow telah mengerahkan jet-jet tempur Su-35 mereka ke daerah-daerah yang jadi sasaran jet tempur Israel. Langkah itu diduga untuk mencegah rezim Zionis menggempur posisi pasukan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad yang menjadi sekutu Moskow.
Menurut Taghvaee, Angkatan Udara Rusia memungkinkan Israel untuk menyerang Hizbullah dan target Iran di Suriah. Namun, Moskow mengambil pendekatan yang berbeda ketika militer Zionis berhadapan dengan Tentara Arab Suriah.
"Selain membuat baterai S-400 SAM mereka dalam keadaan siaga untuk menangani F-35A dan F-16 Angkatan Udara Israel, mereka juga memberi wewenang kepada Angkatan Pertahanan Udara Arab Suriah untuk mengoperasikan baterai S-300PM2 SAM terhadap jet tempur Israel," kata Taghvaee yang menuliskan analisisnya di Twitter.
"Namun Rusia selalu memberikan lampu hijau kepada Israel untuk menyerang IRGC (Korps Garda Revolusi Islam) dan Hizbullah di seluruh Suriah, tetapi tampaknya mereka tidak dapat mentoleransi serangan udara terhadap Tentara Arab Suriah di Latakia dan khususnya di dekat fasilitas Pangkalan Angkatan Laut Tartus dan Pangkalan Udara Khmeimim!," lanjut tweet Taghvaee, seperti dilansir Al-Masdar News, Senin (23/9/2019).
Selain itu, Taghvaee menyoroti insiden terbaru di mana jet-jet Rusia dilaporkan memblokir pesawat-pesawat tempur Israel dari pengeboman terhadap Suriah pada 18 dan 19 September.
Sebuah sumber dari Angkatan Bersenjata Suriah mengonfirmasi kepada Al-Masdar News bahwa militer Rusia telah mengambil pendekatan yang lebih agresif terhadap serangan udara tersebut.
Sumber militer Suriah mengatakan Angkatan Bersenjata Rusia telah mengambil pendekatan seperti itu untuk melindungi aset mereka di Suriah, yang semuanya terletak di daerah yang dikendalikan oleh Tentara Arab Suriah.
Laporan-laporan itu telah diulas beberapa media Rusia dan baru-baru ini diulas surat kabar Independent Arabia, yang mengatakan Angkatan Udara Rusia mencegat pesawat tempur Israel pada tiga kesempatan sejak akhir Agustus.
Baik Israel maupun Rusia tidak pernah bersedia mengomentari beberapa laporan itu. Namun, laporan-laporan itu muncul tidak lama setelah pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di mana Moskow menolak untuk mengizinkan Tel Aviv melakukan serangan semaunya di atas wilayah udara Suriah.
Sebelumnya, Angkatan Bersenjata Rusia telah mengintersepsi dan memblokir pesawat-pesawat jet tempur Israel untuk melakukan serangan daerah-daerah di mana Tentara Arab Suriah (SAA) hadir.
Secara khusus, militer Moskow telah mengerahkan jet-jet tempur Su-35 mereka ke daerah-daerah yang jadi sasaran jet tempur Israel. Langkah itu diduga untuk mencegah rezim Zionis menggempur posisi pasukan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad yang menjadi sekutu Moskow.
Menurut Taghvaee, Angkatan Udara Rusia memungkinkan Israel untuk menyerang Hizbullah dan target Iran di Suriah. Namun, Moskow mengambil pendekatan yang berbeda ketika militer Zionis berhadapan dengan Tentara Arab Suriah.
"Selain membuat baterai S-400 SAM mereka dalam keadaan siaga untuk menangani F-35A dan F-16 Angkatan Udara Israel, mereka juga memberi wewenang kepada Angkatan Pertahanan Udara Arab Suriah untuk mengoperasikan baterai S-300PM2 SAM terhadap jet tempur Israel," kata Taghvaee yang menuliskan analisisnya di Twitter.
"Namun Rusia selalu memberikan lampu hijau kepada Israel untuk menyerang IRGC (Korps Garda Revolusi Islam) dan Hizbullah di seluruh Suriah, tetapi tampaknya mereka tidak dapat mentoleransi serangan udara terhadap Tentara Arab Suriah di Latakia dan khususnya di dekat fasilitas Pangkalan Angkatan Laut Tartus dan Pangkalan Udara Khmeimim!," lanjut tweet Taghvaee, seperti dilansir Al-Masdar News, Senin (23/9/2019).
Selain itu, Taghvaee menyoroti insiden terbaru di mana jet-jet Rusia dilaporkan memblokir pesawat-pesawat tempur Israel dari pengeboman terhadap Suriah pada 18 dan 19 September.
Sebuah sumber dari Angkatan Bersenjata Suriah mengonfirmasi kepada Al-Masdar News bahwa militer Rusia telah mengambil pendekatan yang lebih agresif terhadap serangan udara tersebut.
Sumber militer Suriah mengatakan Angkatan Bersenjata Rusia telah mengambil pendekatan seperti itu untuk melindungi aset mereka di Suriah, yang semuanya terletak di daerah yang dikendalikan oleh Tentara Arab Suriah.
Laporan-laporan itu telah diulas beberapa media Rusia dan baru-baru ini diulas surat kabar Independent Arabia, yang mengatakan Angkatan Udara Rusia mencegat pesawat tempur Israel pada tiga kesempatan sejak akhir Agustus.
Baik Israel maupun Rusia tidak pernah bersedia mengomentari beberapa laporan itu. Namun, laporan-laporan itu muncul tidak lama setelah pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di mana Moskow menolak untuk mengizinkan Tel Aviv melakukan serangan semaunya di atas wilayah udara Suriah.
(mas)