Hendak 'Lenyapkan' Presiden Putin, Dukun Siberia Ditangkap

Jum'at, 20 September 2019 - 02:02 WIB
Hendak Lenyapkan Presiden...
Hendak 'Lenyapkan' Presiden Putin, Dukun Siberia Ditangkap
A A A
MOSKOW - Seorang dukun Siberia ditangkap polisi bersenjata Rusia ketika sedang dalam perjalanan untuk misi "melenyapkan" Presiden Vladimir Putin. Dukun itu beranggapan bahwa Putin adalah sesosok "iblis" yang harus disingkirkan dari Kremlin.

Dukun yang ditangkap itu bernama Alexander Gabyshev. Dia telah berjalan sekitar 1.700 mil dari kota terpencil Yakutsk menuju Moskow. Dia membawa rombongan pembantunya yang eksentrik dan telah muncul dalam protes langka di kota-kota kawasan Rusia. Gabyshev ditangkap pada hari Kamis.

Polisi di Yakutia mengonfirmasi penangkapan dukun tersebut, namun tidak mengungkap alasan mengapa dia ditahan. Para pendukung percaya bahwa Gabyshev akan menghadapi tuntutan atas tuduhan makar atau menggulingkan pemerintah.

Pawai rombongan Gabyshev di berbagai wilayah Rusia telah viral di media sosial. Para pendukungnya beranggapan pawai itu sebagai ekspresi kemarahan atas pemilu yang cacat di Ibu Kota Rusia, Moskow, selama bertahun-tahun.

Penangkapan sopir Gabyshev di kota Ulan-Ude telah memicu demonstrasi ratusan orang di kota tersebut, dan ratusan demonstran lain datang untuk mendengarnya berbicara di kota Chita.

Dalam enam bulan perjalanannya, Gabyshev dibayangi oleh wartawan dan diadang oleh sekelompok dukun yang berseberangan, yang menuntut agar dia mengurangi pesan politiknya. Dukun adalah anggota komunitas agama dan budaya yang tersebar luas di Siberia, yang dianggap memiliki akses ke tingkat kesadaran spiritual lainnya.

"Tuhan telah mengatakan kepada saya untuk melakukan ini, alam telah mengatakan kepada saya untuk melakukan ini," kata Gabyshev dalam sebuah wawancara, sebelum mengumumkan keinginannya untuk melakukan pengusiran "iblis" pada Putin. "Setelah itu, Rusia akan bebas," ujarnya, dikutip The Guardian, Jumat (20/9/2019).

Sekelompok penasihat dan pelindung terbentuk di sekitar Gabyshev selama perjalanan. Hal itu memperkuat spekulasi bahwa dukun itu telah menciptakan sekte.

Perjalanan Gabyshev berakhir pada hari Kamis ketika petugas penegak hukum menyerbu kemahnya di jalan raya M-53.

Viktor Yegorov, seorang pendukung Gabyshev, mengatakan beberapa lusin polisi yang membawa senapan otomatis langsung pergi ke tenda Gabyshev dan melemparkannya ke tanah. "Beginilah cara para teroris, penjahat, dan orang-orang yang berbahaya bagi pemerintah ditangkap," kata Yegorov dalam sebuah video. "Beginilah cara mereka menangkap bandit."

Tidak jelas hukum apa yang telah dilanggar oleh dukun tersebut. Sebuah pernyataan singkat oleh polisi dari Yakutia mengatakan seorang pria yang cocok dengan deskripsi Gabyshev telah dicari karena "kejahatan yang dilakukan di wilayah Republik Sakha". Sakha adalah nama resmi untuk wilayah Yakutia.

Amnesty International menyerukan pembebasan Gabyshev dan menggambarkan penangkapan itu sebagai penindasan brutal terhadap hak asasi manusia, terutama haknya untuk kebebasan beragama.

“Tindakan sang dukun mungkin eksentrik, tetapi tanggapan pihak berwenang Rusia sangat aneh. Apakah mereka benar-benar takut dengan kekuatan gaibnya?," kata Direktur Rusia untuk Amnesty International, Natalia Zviagina.

"Aleksandr Gabyshev harus bebas untuk mengekspresikan pandangan politiknya dan menjalankan agamanya seperti orang lain," ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0072 seconds (0.1#10.140)