Militer AS Siap Respon Serangan Kilang Minyak Saudi
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Mark Esper mengatakan, militer AS sedang mempersiapkan tanggapan terhadap serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi. Pada akhir pekan lalu, dua fasilitas milik perusahaan minyak Saudi, Aramco, yaitu Abqaiq dan Khura diserang pesawat nirawak tak dikenal.
Esper melalui akun Twitternya, seperti dilansir PressTV pada Selasa (17/9), tidak secara langsung menyalahkan Iran atas serangan itu, tetapi menuduhnya merusak tatanan internasional.
"Militer AS dengan tim antarlembaga kami, bekerja dengan mitra kami untuk mengatasi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini dan mempertahankan tatanan berdasarkan aturan internasional yang sedang dirusak oleh Iran," ucap Esper.
"Sementara itu, sebelumnya Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan, berdasarkan penyelidikan awal menunjukan bahwa senjata yang digunakan dalam serangan tersebut adalah buatan Iran. Tapi, Riyadhmenyebut penyelidikan belum usai dan mereka membutuhkan bantuan dari pakar internasional dalam penyelidikan serangan ini.
"Karena penyelidikan sedang berlangsung, Kerajaan itu akan mengundang para pakar PBB dan internasional untuk melihat situasi di lapangan dan untuk berpartisipasi dalam penyelidikan," kata kementerian itu.
Esper melalui akun Twitternya, seperti dilansir PressTV pada Selasa (17/9), tidak secara langsung menyalahkan Iran atas serangan itu, tetapi menuduhnya merusak tatanan internasional.
"Militer AS dengan tim antarlembaga kami, bekerja dengan mitra kami untuk mengatasi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini dan mempertahankan tatanan berdasarkan aturan internasional yang sedang dirusak oleh Iran," ucap Esper.
"Sementara itu, sebelumnya Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan, berdasarkan penyelidikan awal menunjukan bahwa senjata yang digunakan dalam serangan tersebut adalah buatan Iran. Tapi, Riyadhmenyebut penyelidikan belum usai dan mereka membutuhkan bantuan dari pakar internasional dalam penyelidikan serangan ini.
"Karena penyelidikan sedang berlangsung, Kerajaan itu akan mengundang para pakar PBB dan internasional untuk melihat situasi di lapangan dan untuk berpartisipasi dalam penyelidikan," kata kementerian itu.
(esn)