China: Kebohongan AS Tentang Xinjiang Tidak akan Dipercaya Dunia

Senin, 09 September 2019 - 22:56 WIB
China: Kebohongan AS Tentang Xinjiang Tidak akan Dipercaya Dunia
China: Kebohongan AS Tentang Xinjiang Tidak akan Dipercaya Dunia
A A A
BEIJING - China mengatakan, bahwa kebohongan Amerika Serikat (AS) tentang wilayah Xinjiang tidak akan menipu siapa pun. Pernyataan itu datang setelah Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menuturkan bahwa AS akan menggunakan Majelis Umum PBB untuk "memanggil" China atas perlakuannya terhadap etnis Uighur.

Para pakar dan aktivis PBB mengatakan, setidaknya satu juta warga Uighur, dan anggota kelompok minoritas Muslim lainnya, telah ditahan di kamp-kamp di wilayah Xinjiang. Beijing membantah melakukan penganiayaan di kamp-kamp yang menurut mereka memberikan pelatihan kejuruan untuk membantu membasmi ekstremisme agama dan mengajarkan keterampilan kerja baru.

"Pompeo bukan pejabat AS pertama yang membuat pernyataan tidak bertanggung jawab tentang Xinjiang," kata jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Xinhua pada Senin (9/9).

"Kami sangat tidak puas dan dengan tegas menentang pengabaian para pejabat AS ini, membuat komentar yang tidak bertanggung jawab tentang kebijakan Xinjiang China dan secara serius mencampuri urusan dalam negeri China," sambungnya.

Hua lalu mengatakan pada dasarnya tidak ada perbedaan antara apa yang dilakukan China di Xinjiang dengan apa yang telah dilakukan banyak negara atas nama memerangi ekstremisme dan terorisme. "Kebohongan politisi AS tidak bisa menipu siapa pun," ungkapnya.

Pompeo, pada akhir pekan lalu ketika berbicara di Universitas Negeri Kansas, ditanya soal bagaimana Washington telah mempromosikan diakhirinya penindasan terhadap warga Uighur di China, Pompeo mengatakan upaya yang ada saat ini belum cukup.

Dia lalu mengatakan di Sidang Majelis Umum PBB pada akhir September, dia akan melakukan sejumlah pertemuan, di mana dirinya akan meminta negara lain untuk mendaftar untuk membantu kami memanggil kegiatan ini.

"Kami menginginkan kebebasan bagi orang-orang itu. Kami memiliki banyak tantangan dengan China, tetapi ini adalah tentang hak fundamental mereka yang tidak dapat dicabut untuk orang-orang tertentu," ucap Pompeo.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2826 seconds (0.1#10.140)