Korut Luncurkan 2 Proyektil, Trump: Kim Jong-un Suka Menguji Coba Rudal
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menanggapi santai aksi Korea Utara (Korut) yang kembali meluncurkan dua rudal pada Sabtu (24/8/2019) pagi. Ini adalah uji coba rudal ketujuh yang dilakukan oleh Korut sejak Donald Trump bertemu dengan Kim Jong-un pada Juni lalu.
"Dia (Kim Jong-un) suka menguji coba rudal," katanya menanggapi peluncuran rudal terbaru Korut.
"Dia cukup jujur dengan saya - dan kita akan lihat apa yang sedang terjadi," imbuhnya seperti disitir dari Russia Today, Sabtu (24/8/2019).
Militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan uji coba rudal terbaru dilakukan dari provinsi Hamgyong Selatan timur laut. Kedua rudal balistik jarak pendek itu menempuh jarak 380 km, berhenti memasuki perairan teritorial Jepang.
Pyongyang membela uji coba itu sebagai unjuk kekuatan yang diperlukan terhadap latihan militer gabungan AS-Korsel. Latihan 10 hari yang berakhir pada awal pekan ini sempat memicu spekulasi bahwa Korut akan menghentikan peluncuran.
Perkembangan terakhir mungkin mengindikasikan Korut merasa frustrasi atas kebuntuan diplomatik menyangkut program nuklirnya dan pencabutan sanksi. Tes itu dilakukan hanya beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri Korut mengeluarkan pernyataan pedas yang ditujukan untuk Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo
Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong-ho, menggambarkan Pompeo sebagai racun diplomasi AS. Diplomat tertinggi Korut itu bersumpah bahwa "mimpi konyol" Washington menggunakan sanksi untuk memaksa perubahan di Pyongyang tidak akan pernah terjadi. (Baca juga: Korea Utara Sebut Pompeo "Racun Diplomasi" )
"Dia (Kim Jong-un) suka menguji coba rudal," katanya menanggapi peluncuran rudal terbaru Korut.
"Dia cukup jujur dengan saya - dan kita akan lihat apa yang sedang terjadi," imbuhnya seperti disitir dari Russia Today, Sabtu (24/8/2019).
Militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan uji coba rudal terbaru dilakukan dari provinsi Hamgyong Selatan timur laut. Kedua rudal balistik jarak pendek itu menempuh jarak 380 km, berhenti memasuki perairan teritorial Jepang.
Pyongyang membela uji coba itu sebagai unjuk kekuatan yang diperlukan terhadap latihan militer gabungan AS-Korsel. Latihan 10 hari yang berakhir pada awal pekan ini sempat memicu spekulasi bahwa Korut akan menghentikan peluncuran.
Perkembangan terakhir mungkin mengindikasikan Korut merasa frustrasi atas kebuntuan diplomatik menyangkut program nuklirnya dan pencabutan sanksi. Tes itu dilakukan hanya beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri Korut mengeluarkan pernyataan pedas yang ditujukan untuk Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo
Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong-ho, menggambarkan Pompeo sebagai racun diplomasi AS. Diplomat tertinggi Korut itu bersumpah bahwa "mimpi konyol" Washington menggunakan sanksi untuk memaksa perubahan di Pyongyang tidak akan pernah terjadi. (Baca juga: Korea Utara Sebut Pompeo "Racun Diplomasi" )
(ian)