Ditahan di Rusia, 'Mata-mata' AS Klaim Diserang Penjaga Penjara

Sabtu, 24 Agustus 2019 - 01:21 WIB
Ditahan di Rusia, Mata-mata AS Klaim Diserang Penjaga Penjara
Ditahan di Rusia, 'Mata-mata' AS Klaim Diserang Penjaga Penjara
A A A
MOSKOW - Seorang mantan anggota Korps Marinir Amerika Serikat (AS) yang ditahan di Rusia selama delapan bulan atas tuduhan menjadi mata-mata di Moskow mengklaim bahwa sipir atau penjaga penjara telah menyerangnya hingga terluka.

Pengadilan di Moskow pada hari Jumat memutuskan bahwa penahanan pria AS bernama Paul Whelan tersebut diperpanjang dua bulan lagi atau hingga akhir Oktober.

Whelan tercatat sebagai warga negara AS. Namun dia juga memiliki paspor Inggris, Irlandia dan Kanada. Whelan dilaporkan ditahan di sebuah penjara di Moskow dengan kondisi sempit.

Dia merasa tidak enak badan saat dihadirkan di pengadilan. Hal itu memaksa pengadilan memanggil ambulans. Namun, paramedis setempat mengatakan Whelan tidak akan dirawat di rumah sakit.

Selama kemunculannya di pengadilan pada hari Jumat, Whelan mengatakan penjaga penjara Rusia menyerangnya, dan menyebabkannya sakit. Kedutaan Besar AS bulan lalu mengatakan kondisi Whelan memburuk.

"Kantor kejaksaan juga tahu bahwa saya terluka oleh penjaga keamanan di pusat penahanan praperadilan," kata Whelan yang dikutip kantor berita Interfax."Rasa sakit luar biasa," ujarnya.

"Bahkan penyihir Salem (pengadilan terhadap orang-orang yang dituduh sebagai penyihir) memiliki lebih banyak kesempatan untuk membela hak-hak mereka," kata Whelan, yang menghadapi hukuman 20 tahun penjara atas tuduhan spionase.

Pengacaranya, Vladimir Zherebenkov, seperti dikutip New York Times, Sabtu (24/8/2019), mengatakan bahwa penyelidikan pra-peradilan akan segera berakhir dan persidangan akan dimulai pada musim gugur.

"Kami berharap bahwa kasus Paul dibawa ke pengadilan dengan cepat sehingga ia dapat berbicara perihal tuduhan palsu yang diajukan terhadapnya," kata keluarga Whelan dalam sebuah pernyataan sebelum hadir di pengadilan.

"Kami akan terus mencari kebebasannya dan mencari solusi diplomatik yang akan membawanya kembali ke keluarganya," lanjut pernyataan keluarga.

Whelan pernah memohon kepada Presiden Donald Trump untuk campur tangan dan menjamin pembebasannya selama sidang pengadilan bulan Juni lalu. "Presiden, kita tidak bisa membuat Amerika hebat kecuali kita secara agresif melindungi dan membela warga Amerika di mana pun mereka berada di dunia," kata Whelan saat itu.

Dia menuduh pihak berwenang Rusia berusaha memaksa dirinya membuat pengakuan."Nyawanya (saya) telah terancam; hak saya telah ditolak," ujarnya.

Trump belum berbicara di depan publik tentang kasus Whelan, namun laporan media mengatakan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton dan pejabat administrasi Trump lainnya telah menentang penahanannya yang berkelanjutan. Mereka mengklaim pemerintah Rusia tidak menghasilkan bukti.

Whelan sebelumnya bekerja untuk Kelly Services, yang memiliki kantor di Rusia. Dia diberhentikan dari Korps Marinir AS karena "perilaku buruk".
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5270 seconds (0.1#10.140)