AS Ungkap Sejumlah Kekhawatiran di Kawasan Indo-Pasifik.

Rabu, 21 Agustus 2019 - 16:38 WIB
AS Ungkap Sejumlah Kekhawatiran...
AS Ungkap Sejumlah Kekhawatiran di Kawasan Indo-Pasifik.
A A A
HONOLULU - Kepala Strategi, Kebijakan dan Rencana untuk Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat (AS) atau Indopacom, Brigadir Jenderal Joel B. Vowell mengungkapkan sejumlah kekhawatiran AS di kawasan Indo-Pasifik.

Berbicara saat melakukan pertemuan dengan jurnalis Asia Tenggara di markas Indopacom di Honolulu, Hawaii, Vowell menuturkan kekhawatiran pertama adalah Korea Utara (Korut). "Apa yang dilakukan pemerintah dengan uji coba nuklir dan cara mereka menjalankan rezim mereka, sangat otoriter," ucapnya.

Kekhawatiran kedua adalah Rusia dan apa yang ingin dilakukan pemerintah mereka di wilayah itu, di mana menurutnya tidak baik. Vowell menuturkan AS ingin bekerja dengan Moskow, tetapi pada saat yang sama AS memiliki kekhawatiran dari sudut pandang keamanan secara keseluruhan di wilayah ini.

Kekhawatiran ketiga adalah China, di mana dia menyebut dalam 20 atau 30 terakhir, China telah dengan cepat mengembangkan program dan sistem militer mereka, yang memberikan ancaman kepada sekutu AS di kawasan.

"Anda melihat nilai-nilai mereka dan beberapa sistem yang mencegah perusahaan bebas dan terbuka di kawasan Pasifik, dan itu menjadi perhatian besar bagi pemerintah kita dan bagi banyak sekutu dan mitra kita," ungkapnya.

"Nomor empat, kekerasan, organisasi ekstrimis. Jadi contoh yang baik adalah ISIS di Filipina dan apa yang telah mereka lakukan. Anda tahu, tahun lalu dengan serangan dan penyitaan Marawi, sebuah kota berpenduduk 200 ribu orang, di Mindanao di Filipina menunjukkan beberapa organisasi kekuasaan yang tetap seperti itu miliki di wilayah tersebut. De-stabilisasi, organisasi ekstremis yang merupakan ancaman terhadap kebebasan masyarakat dan cara hidup kita yang bebas," sambungnya.

Kekhawatiran terakhir adalah faktor alam. Vowell mengatakan wilayah ini telah melihat sebagian besar dampak geologis dan cuaca di seluruh dunia dengan angka. Dia mengatakan, kawasan ini menjadi sanksi atas berbagai macam bencana alam mulai dari topan, badai, topan, gempa bumi, gunung berapi dan gempa bumi.

"Jadi kami bermitra, jelas dengan beberapa negara Anda dan lainnya untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan respons bencana, dan kami diposisikan untuk melakukan itu ketika hal-hal itu terjadi. Dengan mitra dan sekutu, kami ingin menjaga stabilitas, menjaga keamanan dan bantu teman-teman kita, karena wilayah ini memang memiliki banyak persyaratan tanggap bencana," ucapnya.

"Kami menganggap itu sebagai ancaman. Jadi, kami memposisikan beberapa kemampuan untuk membantu memberikan bantuan di mana dan kapan dipanggil, atau condong ke depan ketika kami berpikir sesuatu akan terjadi," tukas Vowell.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1789 seconds (0.1#10.140)