Kibarkan Merah Putih, Paskibra di Washington Tampilkan Kebhinnekaan
A
A
A
WASHINGTON - Penampilan 19 anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia di Washington, D.C., memikat perhatian ratusan peserta upacara. Pasalnya, para anggota Paskibra yang mengibarkan bendera merah putih berasal dari berbagai latar kesukuan.
Upacara digelar di halaman Wisma Indonesia, kediaman resmi Duta Besar (Dubes) RI untuk AS pada 17 Agustus waktu Washington. Para remaja Paskibra merupakan putra-putri masyakat dan diaspora Indonesia di Washington, D.C. dan sekitarnya.
Penampilan mereka menggambarkan kebhinnekaan dalam persatuan. "Indonesia ada karena dua hal, yaitu sejarah dan visi bersama. Sejarah yang menyatukan beragam suku di Tanah Air sebagai satu bangsa, dan visi bersama sebagai sebuah negara besar yang majemuk. Paskibra yang berasal dari latar belakang yang beragam mencerminkan kedua hal itu,” kata Duta Besar RI untuk AS, Mahendra Siregar, saat memberikan amanat pada upacara pengukuhan Paskibra sebelum upacara dimulai.
Semangat, rasa bangga, dan kemauan keras untuk memberikan yang terbaik terlihat dari pengakuan para anggota Paskibra.
”Saya suka tantangan,” ujar Kezia Nunak, 19, mahasiswa Indonesia asal Provinsi Papua, pembawa baki bendera merah putih saat menjawab apa motivasinya bergabung untuk pertama kalinya dengan Paskibra.
”Grogi juga saat berhadapan dengan pak Dubes dan menjadi perhatian ratusan orang. Tapi momen ini menambah kebanggaan saya jadi orang Indonesia," ujar penerima beasiswa Pemerintah RI melalui Biro Otonomi Khusus Papua ini.
Kebanggaan yang sama juga disampaikan oleh komandan Paskibra asal Jayapura, Provinsi Papua, Julio Kbarek, 20. ”Saya senang sekali bisa ikut Paskibra, apalagi dipercaya memimpin barisan Paskibra,” ujar Julio. Dia bersama Kezia dan beberapa mahasiswa Indonesia asal Papua lainnya saat ini sedang menempuh studi di George Mason University, Virginia, AS.
Dimas Nugroho, anggota Paskibra yang lahir dan besar di Washington, D.C., mengaku sangat senang setiap kali ada kegiatan perayaan HUT RI. “Saya sangat bangga! Sejak saya kecil, saya tidak pernah absen untuk selalu ikut kegiatan 17-an,” kata Dimas, yang tahun lalu juga menjadi anggota Paskibra.
Sebagai salah satu bentuk apresiasi, Dubes Mahendra menyerahkan potongan tumpeng kepada ketiga anggota Paskibra tersebut, yang mewakili rekan-rekannya sesama anggota Paskibra.
Beberapa anggota Paskibra yang berusia lebih muda juga tidak kalah semangatnya. "Saya lahir di Maryland. Belum lancar berbahasa Indonesia. Tapi saya tetap senang latihan jadi Paskibra," ucap Joshua Asyer, 15m siswa kelas 10 Richard Montgomery High School, Maryland, yang berdarah Manado ini.
"Dari SD, saya sudah sering bertugas jadi pengibar bendera," ujar Ryan Wirakara, 12, anggota termuda Paskibra berdarah Sunda, dalam keterangan pers KBRI Washington D.C. yang diterima SINDOnews.com, Senin (19/8/2019). Meskipun usianya masih belia, namun ia mengaku lancar-lancar saja berinteraksi dengan para seniornya, yang orangtuanya merupakan masyarakat dan diaspora Indonesia di AS asal Padang, Jakarta, Pontianak, Manado, Makassar, Ambon, hingga Papua.
Suksesnya tugas Paskibra yang dibawakan oleh generasi muda Indonesia di Washington, D.C., tak lepas dari latihan intensif yang dimulai sejak awal Juli 2019. Di bawah terik matahari musim panas di Washington D.C., para anggota Paskibra dilatih langsung oleh tim dari KBRI Washington, D.C., yaitu Kolonel Marinir Irdyansyah Ayuba, Kolonel Henri, dan Letnan Kolonel Kal. Xanthoniar Taufan Wijaya, serta dukungan penuh dari pimpinan KBRI Washington D.C.
"Rasa cinta Tanah Air, semangat persatuan, persahabatan, dan kesetiakawanan adalah nilai-nilai penting yang ditumbuhkan melalui pelatihan Paskibra,” ujar Atase Pertahanan KBRI Washington, D.C., Marsekal Pertama TNI Joko Takarianto, yang tak segan terjun langsung ke lapangan untuk ikut melatih dan memonitor kemajuan pelatihan Paskibra.
Sebagai tanda apresiasi atas kerja keras dan suksesnya pelaksanaan tugas Paskibra, setiap anggota Paskibra dan tim pelatih mendapat piagam penghargaan yang diserahkan langsung oleh Dubes RI sesaat setelah upacara selesai.
Upacara digelar di halaman Wisma Indonesia, kediaman resmi Duta Besar (Dubes) RI untuk AS pada 17 Agustus waktu Washington. Para remaja Paskibra merupakan putra-putri masyakat dan diaspora Indonesia di Washington, D.C. dan sekitarnya.
Penampilan mereka menggambarkan kebhinnekaan dalam persatuan. "Indonesia ada karena dua hal, yaitu sejarah dan visi bersama. Sejarah yang menyatukan beragam suku di Tanah Air sebagai satu bangsa, dan visi bersama sebagai sebuah negara besar yang majemuk. Paskibra yang berasal dari latar belakang yang beragam mencerminkan kedua hal itu,” kata Duta Besar RI untuk AS, Mahendra Siregar, saat memberikan amanat pada upacara pengukuhan Paskibra sebelum upacara dimulai.
Semangat, rasa bangga, dan kemauan keras untuk memberikan yang terbaik terlihat dari pengakuan para anggota Paskibra.
”Saya suka tantangan,” ujar Kezia Nunak, 19, mahasiswa Indonesia asal Provinsi Papua, pembawa baki bendera merah putih saat menjawab apa motivasinya bergabung untuk pertama kalinya dengan Paskibra.
”Grogi juga saat berhadapan dengan pak Dubes dan menjadi perhatian ratusan orang. Tapi momen ini menambah kebanggaan saya jadi orang Indonesia," ujar penerima beasiswa Pemerintah RI melalui Biro Otonomi Khusus Papua ini.
Kebanggaan yang sama juga disampaikan oleh komandan Paskibra asal Jayapura, Provinsi Papua, Julio Kbarek, 20. ”Saya senang sekali bisa ikut Paskibra, apalagi dipercaya memimpin barisan Paskibra,” ujar Julio. Dia bersama Kezia dan beberapa mahasiswa Indonesia asal Papua lainnya saat ini sedang menempuh studi di George Mason University, Virginia, AS.
Dimas Nugroho, anggota Paskibra yang lahir dan besar di Washington, D.C., mengaku sangat senang setiap kali ada kegiatan perayaan HUT RI. “Saya sangat bangga! Sejak saya kecil, saya tidak pernah absen untuk selalu ikut kegiatan 17-an,” kata Dimas, yang tahun lalu juga menjadi anggota Paskibra.
Sebagai salah satu bentuk apresiasi, Dubes Mahendra menyerahkan potongan tumpeng kepada ketiga anggota Paskibra tersebut, yang mewakili rekan-rekannya sesama anggota Paskibra.
Beberapa anggota Paskibra yang berusia lebih muda juga tidak kalah semangatnya. "Saya lahir di Maryland. Belum lancar berbahasa Indonesia. Tapi saya tetap senang latihan jadi Paskibra," ucap Joshua Asyer, 15m siswa kelas 10 Richard Montgomery High School, Maryland, yang berdarah Manado ini.
"Dari SD, saya sudah sering bertugas jadi pengibar bendera," ujar Ryan Wirakara, 12, anggota termuda Paskibra berdarah Sunda, dalam keterangan pers KBRI Washington D.C. yang diterima SINDOnews.com, Senin (19/8/2019). Meskipun usianya masih belia, namun ia mengaku lancar-lancar saja berinteraksi dengan para seniornya, yang orangtuanya merupakan masyarakat dan diaspora Indonesia di AS asal Padang, Jakarta, Pontianak, Manado, Makassar, Ambon, hingga Papua.
Suksesnya tugas Paskibra yang dibawakan oleh generasi muda Indonesia di Washington, D.C., tak lepas dari latihan intensif yang dimulai sejak awal Juli 2019. Di bawah terik matahari musim panas di Washington D.C., para anggota Paskibra dilatih langsung oleh tim dari KBRI Washington, D.C., yaitu Kolonel Marinir Irdyansyah Ayuba, Kolonel Henri, dan Letnan Kolonel Kal. Xanthoniar Taufan Wijaya, serta dukungan penuh dari pimpinan KBRI Washington D.C.
"Rasa cinta Tanah Air, semangat persatuan, persahabatan, dan kesetiakawanan adalah nilai-nilai penting yang ditumbuhkan melalui pelatihan Paskibra,” ujar Atase Pertahanan KBRI Washington, D.C., Marsekal Pertama TNI Joko Takarianto, yang tak segan terjun langsung ke lapangan untuk ikut melatih dan memonitor kemajuan pelatihan Paskibra.
Sebagai tanda apresiasi atas kerja keras dan suksesnya pelaksanaan tugas Paskibra, setiap anggota Paskibra dan tim pelatih mendapat piagam penghargaan yang diserahkan langsung oleh Dubes RI sesaat setelah upacara selesai.
(mas)