Pengamat: Konsep Indo-Pasifik Trump Belum Jelas

Selasa, 13 Agustus 2019 - 21:34 WIB
Pengamat: Konsep Indo-Pasifik...
Pengamat: Konsep Indo-Pasifik Trump Belum Jelas
A A A
STANFORD - Pengamat dari Institut Freeman Spogli untuk Studi Internasioal Universitas Stanford, Donald K. Emerson, menyebut bahwa konsep Indo-Pasifik yang dimiliki pemerintahan Donald Trump belum jelas.

Berbicara saat melakukan pertemuan dengan sejumlah media dari Asia Tenggara, Emerson mengatakan akan adil untuk dikatakan bahwa terkadang dalam ruang lingkup kebijakan luar negeri konsep tidak sejalan dengan realita, dan terasa prematur.

"Ini adalah kategori yang harus diberikan makna, Indo-Pasifik. Ada beberapa orang yang secara sinis menyebut Indo-Pasifik di sini, di Amerika Serikat (AS), yang paling penting dihasilkan oleh keinginan Donald Trump untuk melakukan sesuatu selain Asia Pasifik karena itu berhubungan dengan pendahulunya. Dan juga dalam rangka kembali menyeimbangkan Asia, yang merupakan inovasi dari (Barack) Obama," ujarnya, Selasa (13/8/2019).

Jadi, papar Emerson, bukan ingin menghubungan dengan politik dalam negeri AS, tapi adil untuk dikatakan banyak kebijakan yang dianut Trump adalah menolak kebijakan Obama.

"Jadi, menurut pendapat saya, ketika Indo-Pasifik muncul dalam lingkaran kebijakan AS, itu tidak memiliki makna yang jelas, itu hanyalah sesuatu yang ingin dibuat lain dengan pemerintah sebelumnya. Bahkan kini, ditengah 2019, kita belum memiliki pemahaman bersama mengenai definisi apa ini (Indo-Pasifik)," ucapnya.

Sementara itu, pengamat dari Universitas Stanford lainnya, Thomas Fingar menyebut Indo-Pasifik lebih kepada visi daripada sebuah kebijakan.

"Sebuah kebijakan adalah seperangkat langkah detail yang saling berhubungan untuk dicapai sesuai dengan strategi untuk mencapai sebuah target. Dari kalimat tersebut terlihat bahwa ini (Indo-Pasifik) masih sangat jauh, jika menjadi selain lawan dari pendekatan Obama di kawasan (Asia)," ungkapnya.

Indo-Pasifik, menurutnya, adalah konsep yang sudah dipakai oleh militer AS yang berbasis di Hawaii. "Jadi kami berpikir, bisa dikatakan bahwa sudah 65 persen area di wilayah ini untuk tujuan militer, tapi mengindentifikasi sebuah kotak, kita masih dalam tahap awal dalam hal ini," tukasnya.
(ian)
Berita Terkait
Amerika Serikat Darurat...
Amerika Serikat Darurat Ekonomi, Berdampak ke Indonesia?
Donald Trump Kampanye...
Donald Trump Kampanye Pilpres Tanpa Kenakan Masker
DPR Amerika Serikat...
DPR Amerika Serikat Kembali Makzulkan Presiden Donald Trump
Pendukung Donald Trump...
Pendukung Donald Trump Kembali Berunjuk Rasa di Arizona
Tak Jadi Ditahan, Usai...
Tak Jadi Ditahan, Usai Diperiksa Donal Trump Kembali ke Florida
Pendukung Trump dan...
Pendukung Trump dan Massa Anti-Trump Bentrok di Washington DC
Berita Terkini
Helikopter Wisata Jatuh...
Helikopter Wisata Jatuh ke Sungai Hudson New York, 6 Orang Tewas
1 menit yang lalu
Ancaman Serang Iran...
Ancaman Serang Iran Serius, Kapal Induk Nuklir AS Kedua Tiba di Timur Tengah
39 menit yang lalu
Kocak, Pria Ini Gunakan...
Kocak, Pria Ini Gunakan Pengacara AI yang Membuat Hakim Bingung dan Marah
1 jam yang lalu
Terungkap, CIA Diam-diam...
Terungkap, CIA Diam-diam Memburu Hitler selama 1 Dekade di Amerika Selatan
1 jam yang lalu
Indonesia Ingin Gabung...
Indonesia Ingin Gabung Proyek KAAN, Jet Tempur Generasi Ke-5 Turki
2 jam yang lalu
Dari 30 Negara, Hanya...
Dari 30 Negara, Hanya 6 Sekutu NATO yang Bersedia Kerahkan Tentara ke Ukraina
3 jam yang lalu
Infografis
Demo Menentang Presiden...
Demo Menentang Presiden AS Donald Trump Digelar di Penjuru Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved