Geger Pembunuhan Gadis, Rumania Kini Penjarakan Pemerkosa Seumur Hidup
A
A
A
BUCHAREST - Rumania akan menyetujui keputusan darurat dengan memberlakukan hukuman penjara seumur hidup bagi pemerkosa dan paedofil. Aturan itu muncul sebagai respons atas penculikan, pemerkosaan dan pembunuhan seorang gadis 18 tahun yang memicu kemarahan publik.
Rencana untuk mengadopsi keputusan darurat itu disampaikan Perdana Menteri Viorica Dancila pada hari Kamis atau beberapa hari setelah tes DNA mengonfirmasi pembunuhan gadis remaja.
Selain memicu kemarahan publik, kasus pembunuhan itu telah mengungkapkan kelemahan yang mendalam dalam sistem kepolisian di negara anggota Uni Eropa.
Seorang mekanik berusia 65 tahun asal kota Caracal, Rumania selatan, mengaku telah membunuh Alexandra Macesanu, 15, yang hilang pada 24 Juli. Korban yang berusia 18 tahun tersebut terakhir kali terlihat pada bulan April.
"Saya tidak memiliki toleransi terhadap kurangnya kemanusiaan dan rasa hormat terhadap warga negara," kata Dancila kepada wartawan, ketika mengumumkan rencana pemerintah, sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (9/8/2019).
Saat ini paedofil yang dinyatakan bersalah di Rumania dihukum hukuman penjara antara tujuh tahun hingga 12 tahun. Sedangkan pemerkosa dikenakan hukuman 18 tahun jika korbannya sampai meninggal dunia.
Macesanu sempat menelepon nomor darurat Eropa, 112, sebanyak tiga kali untuk mengatakan bahwa dia telah diculik, dipukuli dan diperkosa. Butuh waktu 19 jam bagi otoritas berwenang untuk menemukan dan memasuki rumah pelaku ketika para petugas berjuang untuk melacak lokasi korban.
Di sebuah situs, pihak berwenang menemukan fragmen tulang yang terbakar dan mengumpulkan sampel DNA.
Penanganan pihak berwenang atas kasus ini telah memicu protes jalanan. Menteri Dalam Negeri setempat telah mengundurkan diri, sedangkan kepala polisi Rumania dan beberapa pejabat lainnya dipecat.
Jaksa sedang menyelidiki mereka yang bertanggung jawab atas respons petugas yang lambat.
Rencana untuk mengadopsi keputusan darurat itu disampaikan Perdana Menteri Viorica Dancila pada hari Kamis atau beberapa hari setelah tes DNA mengonfirmasi pembunuhan gadis remaja.
Selain memicu kemarahan publik, kasus pembunuhan itu telah mengungkapkan kelemahan yang mendalam dalam sistem kepolisian di negara anggota Uni Eropa.
Seorang mekanik berusia 65 tahun asal kota Caracal, Rumania selatan, mengaku telah membunuh Alexandra Macesanu, 15, yang hilang pada 24 Juli. Korban yang berusia 18 tahun tersebut terakhir kali terlihat pada bulan April.
"Saya tidak memiliki toleransi terhadap kurangnya kemanusiaan dan rasa hormat terhadap warga negara," kata Dancila kepada wartawan, ketika mengumumkan rencana pemerintah, sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (9/8/2019).
Saat ini paedofil yang dinyatakan bersalah di Rumania dihukum hukuman penjara antara tujuh tahun hingga 12 tahun. Sedangkan pemerkosa dikenakan hukuman 18 tahun jika korbannya sampai meninggal dunia.
Macesanu sempat menelepon nomor darurat Eropa, 112, sebanyak tiga kali untuk mengatakan bahwa dia telah diculik, dipukuli dan diperkosa. Butuh waktu 19 jam bagi otoritas berwenang untuk menemukan dan memasuki rumah pelaku ketika para petugas berjuang untuk melacak lokasi korban.
Di sebuah situs, pihak berwenang menemukan fragmen tulang yang terbakar dan mengumpulkan sampel DNA.
Penanganan pihak berwenang atas kasus ini telah memicu protes jalanan. Menteri Dalam Negeri setempat telah mengundurkan diri, sedangkan kepala polisi Rumania dan beberapa pejabat lainnya dipecat.
Jaksa sedang menyelidiki mereka yang bertanggung jawab atas respons petugas yang lambat.
(mas)