Inggris Percepat Pendanaan Kesehatan Jelang Brexit

Senin, 05 Agustus 2019 - 12:49 WIB
Inggris Percepat Pendanaan Kesehatan Jelang Brexit
Inggris Percepat Pendanaan Kesehatan Jelang Brexit
A A A
LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson akan mempercepat pendanaan untuk layanan kesehatan publik dengan dana USD2,19 miliar untuk memperbaiki 20 rumah sakit.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya Johnson memenuhi janji membawa Inggris keluar dari Uni Eropa (UE) atau Brexit. Johnson merupakan tokoh dalam kampanye “Tinggalkan” dalam referendum 2016. dia mendorong ide yang diiklankan di bus bahwa Inggris dapat menghabiskan 350 juta poundsterling per pekan untuk Badan Kesehatan Nasional (NHS) jika meninggalkan UE.

PM Inggris baru itu bergerak cepat untuk memenuhi janji itu dan janji Brexit lainnya demi mengembalikan kepercayaan publik pada para politisi yang telah terkikis dalam tiga tahun sejak referendum yang memecah negara itu.

Dengan menambahkan belanja pada bidang kesehatan, pendidikan dan sektor lain setelah beberapa tahun penghematan ekonomi, Johnson memenuhi harapan pada pemilu lalu. Sebelumnya, penambahan belanja itu dijanjikan setelah Brexit pada 31 Oktober.

Dalam artikel di surat kabar Sunday Times, Johnson menjelaskan dia ingin mendapatkan lebih banyak dana untuk NHS. “Itulah mengapa saya sangat bertekad melaksanakannya sekarang untuk janji pada kampanye referendum 2016: tidak hanya untuk menghormati keinginan rakyat, tapi meningkatkan dana yang memungkinkan bagi lembaga nasional yang luar biasa ini,” tulisnya.

“Ini terima kasih pada kinerja kuat ekonomi negara ini yang kita sekarang dapat umumkan 1,8 miliar poundsterling lebih untuk NHS untuk membeli peralatan baru yang penting dan mengonfirmasi peningkatan baru untuk 20 rumah sakit di penjuru negeri,” papar dia, dilansir Reuters.

Pemerintah juga berencana melaksanakan komitmen yang dibuat oleh pendahulunya Theresa May untuk memberikan NHS dana tambahan 20 miliar poundsterling pada 2023 demi mendorong layanan di salah satu lembaga paling dicintai di Inggris itu.

Johnson menyatakan dia akan menyalurkan lebih banyak dana ke lembaga publik, menggunakan “ruang fiskal” untuk mendukung ekonomi jika terjadi Brexit tanpa kesepakatan. Namun pada Kamis (1/8), Bank Sentral Inggris menurunkan proyeksi pertumbuhannya, menyatakan ekonomi akan melemah pada akhir kuartal I/2020, meski tanpa ada gangguan dari Brexit. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7717 seconds (0.1#10.140)
pixels