Ribuan Warga Tinggalkan Kashmir Setelah Peringatan Serangan
A
A
A
SRINAGAR - Ribuan turis, peziarah, dan pekerja India mulai meninggalkan wilayah Kashmir setelah pemerintah lokal memperingatkan kemungkinan serangan militan.
India menyatakan telah menewaskan lima militan yang mencoba menyerang tentara. Pejabat keamanan India mengklaim memiliki bukti serangan itu direncanakan oleh militan yang didukung militer Pakistan pada para peziarah Hindu di Kashmir yang mayoritas Muslim.
Perintah pemerintah lokal secara efektif menghentikan kegiatan ziarah dan meminta mereka kembali ke rumah. Juru bicara pertahanan India yang berbasis di Srinagar Kolonel Rajesh Kalia menyatakan ada beberapa upaya para militan yang berbasis di Pakistan untuk mengganggu perdamaian di Kashmir dan menargetkan para peziarah.
“Sekitar lima hingga tujuh militan tewas saat mencoba menyerang tentara India dekat wilayah Keran,” ungkap Kalia, dilansir Reuters.
Dia menyatakan persenjataan dan amunisi ditemukan dalam operasi itu. “Pasukan keamanan akan terus merespon semua aktivitas jahat,” ujar Kalia.
Juru bicara pertahanan Pakistan menyangkal tuduhan itu sebagai propaganda dan kebohongan nyata. Pejabat pemerintah lokal di Kashmir menjelaskan, himbauan pemerintah lokal mengakibatkan kepanikan dan memicu kepulangan ribuan turis, peziarah dan pekerja asal India.
Pejabat itu tidak menyebutkan angka pasti tapi menyatakan sebagian besar dari 20.000 peziarah Hindu dan turis India serta 200.000 pekerja India telah meninggalkan wilayah itu.
Kashmir diklaim oleh India dan Pakistan serta menjadi lokasi konflik antara kedua negara. Ketegangan meningkat setelah kendaraan berisi bahan peledak menabrak konvoi kepolisian India pada 14 Februari hingga menewaskan 40 polisi paramiliter dan memicu konflik udara antara dua negara.
India menuduh Pakistan mendanai para militan bersenjata serta kelompok separatis di wilayah India. Pakistan menyangkal tuduhan itu. Pakistan hanya menyatakan memberi dukungan diplomatik dan moral pada gerakan separatis di wilayah India.
Pemerintah Pakistan menegaskan pihaknya khawatir dengan situasi di Kashmir yang dikontrol India. Islamabad juga menolak perkiraan intelijen India tentang kemungkinan adanya serangan dalam waktu dekat.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Pakistan telah menyuarakan kekhawatiran itu dalam surat pada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Presiden Dewan Keamanan serta Sidang Umum PBB.
Imbauan India dikeluarkan setelah pemerintah lokal di Kashmir menyatakan satu ranjau dengan tanda keterangan Pakistan ditemukan dalam amunisi yang disita setelah laporan kemungkina nserangan pada rute-rute yang digunakan para peziarah Hindu ke gua Amarnath setiap tahun.
“Imbauan itu memicu kepanikan orang dan pengunjung di sini. Kashmir telah mengalami waktu terburuk tapi kami sebagai pejabat pemerintah tidak tahu apa yang sedang terjadi,” kata pejabat pemerintah lokal di Kashmir.
Dalam suasana khawatri, beberapa orang berupaya menyimpan kebutuhan pokok dan antrean panjang terlihat di depan stasiun pengisian bahan bakar, ATM dan toko medis di Srinagar, ibu kota Jammu dan Kashmir.
“Lebih dari 6.000 penumpang meninggalkan Srinagar melalui pesawat pada Sabtu (3/8),” ungkap pernyataan Otoritas Bandara India. (Syarifudin)
India menyatakan telah menewaskan lima militan yang mencoba menyerang tentara. Pejabat keamanan India mengklaim memiliki bukti serangan itu direncanakan oleh militan yang didukung militer Pakistan pada para peziarah Hindu di Kashmir yang mayoritas Muslim.
Perintah pemerintah lokal secara efektif menghentikan kegiatan ziarah dan meminta mereka kembali ke rumah. Juru bicara pertahanan India yang berbasis di Srinagar Kolonel Rajesh Kalia menyatakan ada beberapa upaya para militan yang berbasis di Pakistan untuk mengganggu perdamaian di Kashmir dan menargetkan para peziarah.
“Sekitar lima hingga tujuh militan tewas saat mencoba menyerang tentara India dekat wilayah Keran,” ungkap Kalia, dilansir Reuters.
Dia menyatakan persenjataan dan amunisi ditemukan dalam operasi itu. “Pasukan keamanan akan terus merespon semua aktivitas jahat,” ujar Kalia.
Juru bicara pertahanan Pakistan menyangkal tuduhan itu sebagai propaganda dan kebohongan nyata. Pejabat pemerintah lokal di Kashmir menjelaskan, himbauan pemerintah lokal mengakibatkan kepanikan dan memicu kepulangan ribuan turis, peziarah dan pekerja asal India.
Pejabat itu tidak menyebutkan angka pasti tapi menyatakan sebagian besar dari 20.000 peziarah Hindu dan turis India serta 200.000 pekerja India telah meninggalkan wilayah itu.
Kashmir diklaim oleh India dan Pakistan serta menjadi lokasi konflik antara kedua negara. Ketegangan meningkat setelah kendaraan berisi bahan peledak menabrak konvoi kepolisian India pada 14 Februari hingga menewaskan 40 polisi paramiliter dan memicu konflik udara antara dua negara.
India menuduh Pakistan mendanai para militan bersenjata serta kelompok separatis di wilayah India. Pakistan menyangkal tuduhan itu. Pakistan hanya menyatakan memberi dukungan diplomatik dan moral pada gerakan separatis di wilayah India.
Pemerintah Pakistan menegaskan pihaknya khawatir dengan situasi di Kashmir yang dikontrol India. Islamabad juga menolak perkiraan intelijen India tentang kemungkinan adanya serangan dalam waktu dekat.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Pakistan telah menyuarakan kekhawatiran itu dalam surat pada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Presiden Dewan Keamanan serta Sidang Umum PBB.
Imbauan India dikeluarkan setelah pemerintah lokal di Kashmir menyatakan satu ranjau dengan tanda keterangan Pakistan ditemukan dalam amunisi yang disita setelah laporan kemungkina nserangan pada rute-rute yang digunakan para peziarah Hindu ke gua Amarnath setiap tahun.
“Imbauan itu memicu kepanikan orang dan pengunjung di sini. Kashmir telah mengalami waktu terburuk tapi kami sebagai pejabat pemerintah tidak tahu apa yang sedang terjadi,” kata pejabat pemerintah lokal di Kashmir.
Dalam suasana khawatri, beberapa orang berupaya menyimpan kebutuhan pokok dan antrean panjang terlihat di depan stasiun pengisian bahan bakar, ATM dan toko medis di Srinagar, ibu kota Jammu dan Kashmir.
“Lebih dari 6.000 penumpang meninggalkan Srinagar melalui pesawat pada Sabtu (3/8),” ungkap pernyataan Otoritas Bandara India. (Syarifudin)
(nfl)