China Larang Warganya Bepergian ke Taiwan

Rabu, 31 Juli 2019 - 23:44 WIB
China Larang Warganya...
China Larang Warganya Bepergian ke Taiwan
A A A
BEIJING - China meningkatkan tekanan pada Taiwan. Terbaru, Beijing mengumumkan penangguhan izin perjalanan individu ke pulau demokrasi yang diperintah sendiri itu dengan alasan hubungan lintas selat saat ini.

Sebuah program telah memungkinkan warga China di 47 kota untuk mengajukan izin mengunjungi Taiwan sebagai turis perorangan daripada mengunjungi sebagai kelompok turis.

Namun Kementerian Pariwisata China mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa penerbitan izin tersebut akan ditangguhkan mulai Kamis esok karena hubungan lintas-selat saat ini, suatu langkah yang dapat merugikan ekonomi Taiwan seperti dikutip dari Japan Times, Rabu (31/7/2019).

Langkah terbaru ini datang saat Taiwan bersiap untuk mengadakan pemilihan presiden pada Januari mendatang.

Kandidat Pro Beijing dari partai Kuomintang (KMT), Han Kuo-yu, sedang berusaha untuk menggeser Tsai Ing-we dari Partai Progresif Demokratik (DPP) sebagai orang nomor satu di pulau itu dalam sebuah pemilu yang akan didominasi oleh hubungan dengan China.

Han (62) dalam pidatonya pada Minggu lalu mengatakan bahwa pemilu akan menjadi pilihan antara perdamaian atau krisis dengan China.

Sementara Tsai, yang juga berusia 62 tahun, menggambarkan pemilu presiden tahun 2020 sebagai perjuangan untuk kebebasan dan demokrasi, menjadikan dirinya sebagai seseorang yang dapat membela Taiwan dari Beijing yang semakin tegas.

Hubungan antara Beijing, yang dikuasai Komunis, dengan Taipei merosot sejak Presiden Tsai Ing-wen berkuasa pada 2016 lalu. Pemicunya adalah partai Presiden Tsai Ing-wen menolak untuk mengakui gagasan bahwa Taiwan adalah bagian dari "satu China."

Sebagai hukuman, Beijing telah memutus komunikasi resmi, meningkatkan latihan militer, membasmi sekutu diplomatik dan meningkatkan tekanan ekonomi terhadap pulau itu.

Taiwan telah menjadi negara berdaulat de facto sejak berakhirnya perang saudara pada tahun 1949. Namun China masih memandang pulau itu sebagai wilayahnya dan telah bersumpah untuk merebutnya, bahkan dengan kekerasan jika perlu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0927 seconds (0.1#10.140)