Diduga Aborsi Selektif di India, Tak Ada Bayi Perempuan Lahir di 132 Desa
A
A
A
NEW DELHI - Para pejabat di sejumlah negara bagian di India utara sedang menyelidiki dugaan aborsi selektif berdasarkan jenis kelamin. Penyelidikan diluncurkan setelah data pemerintah mengungkapkan tidak ada seorang pun bayi perempuan yang lahir di 132 desa dalam tiga bulan terakhir.
Data resmi mengungkapkan 947 bayi lahir di 500 desa di distrik Uttarkashi negara bagian Uttarakhand. Di antara 200 kelahiran seperti itu di 132 desa, tidak ada satu pun bayi perempuan.
Pemerintah distrik Uttarkashi telah menandai 132 desa sebagai "zona merah" dan tim yang terdiri dari 25 pejabat telah dibentuk untuk menyelidiki masalah tersebut.
"Dari 132 desa yang disurvei, 82 (desa) menunjukkan tingkat kelahiran yang lebih tinggi, jadi kami akan menyelidiki desa-desa itu terlebih dahulu," kata Hakim Distrik Uttarkashi Ashish Chauhan kepada Al Jazeera melalui telepon, yang dilansir Rabu (24/7/2019).
"Sampai sekarang, kami tidak bisa memastikan apakah ada pembunuhan (bayi) perempuan di desa-desa itu," ujarnya.
Rekha Arya, Menteri Perempuan dan Kesejahteraan Anak Uttarakhand, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia telah meminta laporan dari pemerintah distrik.
"Satu tim pejabat akan menyelidiki masalah ini untuk melihat apakah ada keguguran atau aborsi paksa yang dilakukan di sana," katanya.
Kendati demikian, Chauhan mencoba meredam kekhawatiran dengan menyatakan bahwa data yang mengejutkan seperti itu bisa saja menjadi kebetulan. Namun, klaim itu ditolak para aktivis hak-hak perempuan.
"Ini benar-benar tidak pernah terjadi selama tiga bulan, tidak ada anak perempuan yang lahir di begitu banyak desa," kata aktivis dan akademisi Nivedita Menon. "Pasti ada beberapa proses di mana penentuan jenis kelamin dilakukan secara ilegal dan aborsi dilakukan."
Prabhat Kumar dari Save The Children's, mengatakan diskriminasi gender dan pembunuhan bayi perempuan adalah masalah besar di India.
"Tidak mungkin kebetulan bahwa tidak ada anak perempuan yang lahir di 132 desa. Tampaknya ini merupakan kasus diskriminasi dan pengabaian terhadap anak perempuan," katanya.
India melarang aborsi selektif janin perempuan pada tahun 1994, tetapi praktiknya tetap terjadi secara umum. Sebuah studi 2011 oleh jurnal medis Inggris, The Lancet, menemukan hingga 12 juta janin perempuan diaborsi di India dalam tiga dekade sebelumnya.
Data resmi mengungkapkan 947 bayi lahir di 500 desa di distrik Uttarkashi negara bagian Uttarakhand. Di antara 200 kelahiran seperti itu di 132 desa, tidak ada satu pun bayi perempuan.
Pemerintah distrik Uttarkashi telah menandai 132 desa sebagai "zona merah" dan tim yang terdiri dari 25 pejabat telah dibentuk untuk menyelidiki masalah tersebut.
"Dari 132 desa yang disurvei, 82 (desa) menunjukkan tingkat kelahiran yang lebih tinggi, jadi kami akan menyelidiki desa-desa itu terlebih dahulu," kata Hakim Distrik Uttarkashi Ashish Chauhan kepada Al Jazeera melalui telepon, yang dilansir Rabu (24/7/2019).
"Sampai sekarang, kami tidak bisa memastikan apakah ada pembunuhan (bayi) perempuan di desa-desa itu," ujarnya.
Rekha Arya, Menteri Perempuan dan Kesejahteraan Anak Uttarakhand, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia telah meminta laporan dari pemerintah distrik.
"Satu tim pejabat akan menyelidiki masalah ini untuk melihat apakah ada keguguran atau aborsi paksa yang dilakukan di sana," katanya.
Kendati demikian, Chauhan mencoba meredam kekhawatiran dengan menyatakan bahwa data yang mengejutkan seperti itu bisa saja menjadi kebetulan. Namun, klaim itu ditolak para aktivis hak-hak perempuan.
"Ini benar-benar tidak pernah terjadi selama tiga bulan, tidak ada anak perempuan yang lahir di begitu banyak desa," kata aktivis dan akademisi Nivedita Menon. "Pasti ada beberapa proses di mana penentuan jenis kelamin dilakukan secara ilegal dan aborsi dilakukan."
Prabhat Kumar dari Save The Children's, mengatakan diskriminasi gender dan pembunuhan bayi perempuan adalah masalah besar di India.
"Tidak mungkin kebetulan bahwa tidak ada anak perempuan yang lahir di 132 desa. Tampaknya ini merupakan kasus diskriminasi dan pengabaian terhadap anak perempuan," katanya.
India melarang aborsi selektif janin perempuan pada tahun 1994, tetapi praktiknya tetap terjadi secara umum. Sebuah studi 2011 oleh jurnal medis Inggris, The Lancet, menemukan hingga 12 juta janin perempuan diaborsi di India dalam tiga dekade sebelumnya.
(mas)