Banjir Terjang Nepal dan India, KorbanTewas Bertambah 57 Orang
A
A
A
KATHMANDU - Banjir dan tanah longsor yang menerjang wilayah Nepal dan India telah menewaskan total 57 orang. Sebanyak satu juta warga India mengungsi akibat bencana itu. Korban tewas di Nepal akibat banjir dan tanah longsor meningkat menjadi 47 orang, kemarin, dengan puluhan orang hilang dan terluka. Musim hujan kali ini terjadi sangat intensif di sebagian besar wilayah pegunungan Nepal sejak Kamis (11/7) sehingga banjir menenggelamkan sawah dan perumahan warga, merusak jembatan dan jalanan di penjuru negeri.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Nepal menyatakan 47 orang dikonfirmasi meninggal dunia dan 28 orang lainnya terluka. Adapun 29 orang lainnya hilang. Jaringan televisi menayangkan atap-atap rumah tenggelam di wilayah selatan. Warga harus berjalan melintasi air setinggi dada sambil membawa barang miliknya di atas kepala. Pejabat menyatakan hujan di beberapa tempat telah reda, tapi sejumlah sungai di wilayah timur masih banjir.
Otoritas meminta warga tetap waspada. Sungai Kosi yang mengalir ke negara bagian Bihar, India, meluap hingga mengakibatkan banjir di wilayah sekitarnya. Petugas Kepolisian Nepal Ishwari Dahal menyatakan, semua 56 pintu air di Sungai Kosi di perbatasan Nepal-India telah dibuka kemarin malam selama enam jam untuk mengeluarkan air sebanyak 371.000 cusec (satu kubik kaki per detik).
Jumlah tersebut merupakan total terbanyak dalam 15 tahun. “Level air telah turun sekarang,” kata Dahal dari lokasi pintu air di tenggara Nepal dilansir Reuters. Sungai Kosi menjadi perhatian serius bagi India dan Nepal karena tanggulnya pernah roboh pada 2008 dan berubah arah sehingga menenggelamkan lahan dan berdampak pada lebih 2 juta orang di Bihar, India.
Saat itu 500 orang tewas akibat banjir. Hujan lebat di negara bagian Assam, India, juga mengakibatkan banjir hingga memaksa lebih dari 1 juta warga mengungsi dari rumahnya. “Banjir telah menewaskan 10 orang dalam 72 jam terakhir,” kata otoritas Assam. Otoritas memperingatkan kondisi akan semakin memburuk dalam beberapa hari mendatang.
Sungai Brahmaputra yang mengalir dari Himalaya ke India dan kemudian melalui Bangladesh telah meluap serta menenggelamkan lebih dari 1.800 desa di wilayah itu. “Sebanyak 10 orang tewas dalam insiden tenggelam di sejumlah lokasi dalam tiga hari terakhir dan lebih dari satu juta orang terkena dampak. Situasi banjir kian memburuk,” kata keterangan Pemerintah Assam, India.
Hujan deras telah terjadi di 25 dari 32 distrik di Assam. Badan sumber daya air federal India menyatakan ketinggian air di Sungai Brahmaputra diperkirakan terus naik dengan hujan terus terjadi dalam tiga hari mendatang. “Situasi banjir masih sangat kritis,” kata Menteri Sumber Daya Air Assam, Keshab Mahanta pada Reuters. Assam yang dikenal dengan teh berkualitas tinggi itu selama beberapa tahun terakhir mengalami banjir dan hujan lebat hingga menewaskan puluhan orang.
Ratusan ribu orang telah mengungsi akibat bencana itu. “Assam berada pada level peringatan maksimal karena hujan lebat diperkirakan terus terjadi dalam beberapa hari mendatang,” ungkap para pejabat Pemerintah Assam. Warga di negara bagian itu juga terancam penyakit infeksi yang disebarkan nyamuk encephalitis Jepang. Lebih dari 160 orang tewas sejak Januari akibat penyakit itu.
Pemerintah federal telah menggelar rapat untuk membahas banjir di berbagai wilayah. Tim darurat menyelamatkan 750 orang di Assam dan negara bagian Bihar saat Sungai Kosi meluap. Kondisi cuaca ekstrem semakin sering terjadi di sejumlah negara yang diduga akibat dampak perubahan iklim. Negara-negara berkembang diperkirakan terkena dampak terburuk dari cuaca ekstrem tersebut.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Nepal menyatakan 47 orang dikonfirmasi meninggal dunia dan 28 orang lainnya terluka. Adapun 29 orang lainnya hilang. Jaringan televisi menayangkan atap-atap rumah tenggelam di wilayah selatan. Warga harus berjalan melintasi air setinggi dada sambil membawa barang miliknya di atas kepala. Pejabat menyatakan hujan di beberapa tempat telah reda, tapi sejumlah sungai di wilayah timur masih banjir.
Otoritas meminta warga tetap waspada. Sungai Kosi yang mengalir ke negara bagian Bihar, India, meluap hingga mengakibatkan banjir di wilayah sekitarnya. Petugas Kepolisian Nepal Ishwari Dahal menyatakan, semua 56 pintu air di Sungai Kosi di perbatasan Nepal-India telah dibuka kemarin malam selama enam jam untuk mengeluarkan air sebanyak 371.000 cusec (satu kubik kaki per detik).
Jumlah tersebut merupakan total terbanyak dalam 15 tahun. “Level air telah turun sekarang,” kata Dahal dari lokasi pintu air di tenggara Nepal dilansir Reuters. Sungai Kosi menjadi perhatian serius bagi India dan Nepal karena tanggulnya pernah roboh pada 2008 dan berubah arah sehingga menenggelamkan lahan dan berdampak pada lebih 2 juta orang di Bihar, India.
Saat itu 500 orang tewas akibat banjir. Hujan lebat di negara bagian Assam, India, juga mengakibatkan banjir hingga memaksa lebih dari 1 juta warga mengungsi dari rumahnya. “Banjir telah menewaskan 10 orang dalam 72 jam terakhir,” kata otoritas Assam. Otoritas memperingatkan kondisi akan semakin memburuk dalam beberapa hari mendatang.
Sungai Brahmaputra yang mengalir dari Himalaya ke India dan kemudian melalui Bangladesh telah meluap serta menenggelamkan lebih dari 1.800 desa di wilayah itu. “Sebanyak 10 orang tewas dalam insiden tenggelam di sejumlah lokasi dalam tiga hari terakhir dan lebih dari satu juta orang terkena dampak. Situasi banjir kian memburuk,” kata keterangan Pemerintah Assam, India.
Hujan deras telah terjadi di 25 dari 32 distrik di Assam. Badan sumber daya air federal India menyatakan ketinggian air di Sungai Brahmaputra diperkirakan terus naik dengan hujan terus terjadi dalam tiga hari mendatang. “Situasi banjir masih sangat kritis,” kata Menteri Sumber Daya Air Assam, Keshab Mahanta pada Reuters. Assam yang dikenal dengan teh berkualitas tinggi itu selama beberapa tahun terakhir mengalami banjir dan hujan lebat hingga menewaskan puluhan orang.
Ratusan ribu orang telah mengungsi akibat bencana itu. “Assam berada pada level peringatan maksimal karena hujan lebat diperkirakan terus terjadi dalam beberapa hari mendatang,” ungkap para pejabat Pemerintah Assam. Warga di negara bagian itu juga terancam penyakit infeksi yang disebarkan nyamuk encephalitis Jepang. Lebih dari 160 orang tewas sejak Januari akibat penyakit itu.
Pemerintah federal telah menggelar rapat untuk membahas banjir di berbagai wilayah. Tim darurat menyelamatkan 750 orang di Assam dan negara bagian Bihar saat Sungai Kosi meluap. Kondisi cuaca ekstrem semakin sering terjadi di sejumlah negara yang diduga akibat dampak perubahan iklim. Negara-negara berkembang diperkirakan terkena dampak terburuk dari cuaca ekstrem tersebut.
(don)