Polisi Kantongi Identitas Pembocor Memo Rahasia Dubes Inggris
A
A
A
LONDON - Tersangka di balik bocornya memo rahasia yang ditulis oleh mantan Duta Besar Inggris untuk Amerika Serikat (AS), Kim Darroch, pekan lalu telah diidentifikasi. Meski begitu, pihak kepolisian Inggris tidak mau menyebutkannya.
Pihak kepolisian Inggris membuka penyelidikan terkait bocornya kabel diplomatik rahasia yang dikirim Darroch ke London. Dalam kabel itu, Darroch menggambarkan Gedung Putih mengalami disfungsional unik dan memperingatkan bahwa Trump bisa berakhir dengan "aib." Darroch juga menggambarkan Trump sebagai sosok yang tidak layak, tidak bisa dipercaya dan tidak kompeten.
"Mereka pikir mereka tahu siapa yang membocorkan. Sekarang sedang dibangun kasus yang akan di bawa ke pengadilan," kata sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada koran Sunday Times.
"Pelaku adalah seseorang dengan akses ke file-file sejarah. Mereka masuk dan mengambil berbagai bahan. Itu cukup kasar," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (14/7/2019).
Menurut laporan itu, pihak kepolisian Inggris mengesampingkan kemungkinan kebocoran adalah hasil serangan siber yang disponsori oleh negara asing.
Pada hari Jumat, Asisten Komisaris Polisi Inggris Neil Basu mengatakan unit anti-terorisme bertanggung jawab untuk menyelidiki klaim pelanggaran Undang-Undang Rahasia Resmi Negara akan mengarahkan penyelidikan ke dalam dugaan kebocoran.
Basu mendesak mereka yang berada di belakang publikasi kabel diplomatik itu untuk menyerahkan diri. Dia mengatakan mereka yang memiliki informasi harus memberi tahu.
Baca Juga: Memo Rahasia Dubes Bocor, Inggris Gelar Investigasi
Pada 6 Juli, surat kabar Daily Mail menerbitkan kutipan dari memo rahasia Darroch di mana ia berbicara secara kritis tentang pemerintah AS. Utusan itu mengundurkan diri pada hari Rabu, sehari setelah Trump dalam tweet memanggilnya "pria yang sangat bodoh."
Baca Juga: Dubes Inggris untuk AS Sebut Trump Tidak Kompeten
Menurut laporan media, Darroch berhenti karena Boris Johnson, mantan menteri luar negeri dan kandidat kuat untuk menggantikan Theresa May sebagai perdana menteri, menolak mendukungnya selama debat TV kepemimpinan Konservatif.
Baca Juga: Paska Insiden Memo Bocor, Dubes Inggris Mengundurkan Diri
Pihak kepolisian Inggris membuka penyelidikan terkait bocornya kabel diplomatik rahasia yang dikirim Darroch ke London. Dalam kabel itu, Darroch menggambarkan Gedung Putih mengalami disfungsional unik dan memperingatkan bahwa Trump bisa berakhir dengan "aib." Darroch juga menggambarkan Trump sebagai sosok yang tidak layak, tidak bisa dipercaya dan tidak kompeten.
"Mereka pikir mereka tahu siapa yang membocorkan. Sekarang sedang dibangun kasus yang akan di bawa ke pengadilan," kata sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada koran Sunday Times.
"Pelaku adalah seseorang dengan akses ke file-file sejarah. Mereka masuk dan mengambil berbagai bahan. Itu cukup kasar," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (14/7/2019).
Menurut laporan itu, pihak kepolisian Inggris mengesampingkan kemungkinan kebocoran adalah hasil serangan siber yang disponsori oleh negara asing.
Pada hari Jumat, Asisten Komisaris Polisi Inggris Neil Basu mengatakan unit anti-terorisme bertanggung jawab untuk menyelidiki klaim pelanggaran Undang-Undang Rahasia Resmi Negara akan mengarahkan penyelidikan ke dalam dugaan kebocoran.
Basu mendesak mereka yang berada di belakang publikasi kabel diplomatik itu untuk menyerahkan diri. Dia mengatakan mereka yang memiliki informasi harus memberi tahu.
Baca Juga: Memo Rahasia Dubes Bocor, Inggris Gelar Investigasi
Pada 6 Juli, surat kabar Daily Mail menerbitkan kutipan dari memo rahasia Darroch di mana ia berbicara secara kritis tentang pemerintah AS. Utusan itu mengundurkan diri pada hari Rabu, sehari setelah Trump dalam tweet memanggilnya "pria yang sangat bodoh."
Baca Juga: Dubes Inggris untuk AS Sebut Trump Tidak Kompeten
Menurut laporan media, Darroch berhenti karena Boris Johnson, mantan menteri luar negeri dan kandidat kuat untuk menggantikan Theresa May sebagai perdana menteri, menolak mendukungnya selama debat TV kepemimpinan Konservatif.
Baca Juga: Paska Insiden Memo Bocor, Dubes Inggris Mengundurkan Diri
(ian)