Trump Salahkan Obama atas Keputusan Iran Lampaui Pengayaan Uranium
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump secara tersirat menyalahkan pemerintahan era Barack Obama atas keputusan Iran melampui batas pengayaan uranium. Kemarin, Iran mengumumkan bahwa mereka akan melampui batas yang ditetapkan kesepakatan nuklir dalam pengayaan uranium.
Trump mengatakan bahwa kesepakatan nuklir, yang diteken pada masa pemerintahan Obama adalah kesepakatan yang sangat buruk dan bodoh. Kesepakatan ini, papar Trump, sedari awal ditakdirkan untuk gagal.
"Iran melakukan banyak hal buruk. Perjanjian Obama adalah perjanjian paling bodoh yang pernah Anda temukan. Perjanjian itu berakhir dalam periode waktu yang sangat singkat. Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir," kata Trump, seperti dilansir Sputnik pada Senin (8/7).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, Michael Pompeo memperingatkan konsekuensi yang akan dirasakan Iran jika memperkaya uranium melampui batasan kesepakatan nuklir 2015. Konsekuensi itu adalah sanski dan isolasi yang jauh lebih banyak.
"Perluasan program nuklir Iran terbaru akan mengarah pada isolasi dan sanksi lebih lanjut. Negara-negara (penandatangan JCPOA) harus mengembalikan standar lama tidak ada pengayaan untuk program nuklir Iran. Rezim Iran, dipersenjatai dengan senjata nuklir, akan menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi dunia," ucap Pompeo, menggunakan nama resmi kesepakatan nuklir.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, peningkatan pengayaan uranium yang diumumkan oleh Iran merupakan langkah yang sangat berbahaya. Dia lalu menyerukan Eropa untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Teheran.
Netanyahu kemudian mengatakan, satu-satunya alasan Iran memperkaya uranium adalah untuk membuat senjata nuklir. "Pengayaan uranium dibuat untuk satu alasan dan hanya satu alasan, itu untuk pembuatan bom atom," tukasnya.
Trump mengatakan bahwa kesepakatan nuklir, yang diteken pada masa pemerintahan Obama adalah kesepakatan yang sangat buruk dan bodoh. Kesepakatan ini, papar Trump, sedari awal ditakdirkan untuk gagal.
"Iran melakukan banyak hal buruk. Perjanjian Obama adalah perjanjian paling bodoh yang pernah Anda temukan. Perjanjian itu berakhir dalam periode waktu yang sangat singkat. Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir," kata Trump, seperti dilansir Sputnik pada Senin (8/7).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, Michael Pompeo memperingatkan konsekuensi yang akan dirasakan Iran jika memperkaya uranium melampui batasan kesepakatan nuklir 2015. Konsekuensi itu adalah sanski dan isolasi yang jauh lebih banyak.
"Perluasan program nuklir Iran terbaru akan mengarah pada isolasi dan sanksi lebih lanjut. Negara-negara (penandatangan JCPOA) harus mengembalikan standar lama tidak ada pengayaan untuk program nuklir Iran. Rezim Iran, dipersenjatai dengan senjata nuklir, akan menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi dunia," ucap Pompeo, menggunakan nama resmi kesepakatan nuklir.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, peningkatan pengayaan uranium yang diumumkan oleh Iran merupakan langkah yang sangat berbahaya. Dia lalu menyerukan Eropa untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Teheran.
Netanyahu kemudian mengatakan, satu-satunya alasan Iran memperkaya uranium adalah untuk membuat senjata nuklir. "Pengayaan uranium dibuat untuk satu alasan dan hanya satu alasan, itu untuk pembuatan bom atom," tukasnya.
(esn)