Tembak Rudal Rusia, NATO Bakal Upgrade Sistem Pertahanan Aegis

Sabtu, 06 Juli 2019 - 05:44 WIB
Tembak Rudal Rusia,...
Tembak Rudal Rusia, NATO Bakal Upgrade Sistem Pertahanan Aegis
A A A
BRUSSELS - Para pejabat militer NATO sedang menimbang kemungkinan untuk meningkatkan sistem anti rudal yang ada di Eropa Timur untuk menargetkan rudal balistik dan rudal jelajah Rusia. Hal itu dikatakan sejumlah pejabat kepada New York Times.

Pejabat dan mantan pejabat yang berbicara anonim itu mengatakan Badan Pertahanan Rudal Amerika Serikat (AS) telah mempelajari potensi untuk menigkatkan sistem pertahanan Aegis Ashore yang ada dengan sistem radar, perangkat lunak dan pencegat baru untuk memungkinkan mereka mencegat rudal balistik dan jelajah Rusia.

Sistem di Rumania telah mengalami peningkatan, meskipun para pejabat meyakinkan New York Times bahwa ini sudah direncanakan sebelumnya dan tidak terkait dengan ketegangan saat ini atas Perjanjian Senjata Nuklir Jangka Menengah (INF).

Pejabat mengklarifikasi bahwa pembicaraan tentang kemampuan pertahanan rudal baru di Eropa Timur adalah 'pada tahap awal'. Namun juru bicara NATO menyangkal bahwa setiap studi kelayakan tentang peningkatan sistem sedang berlangsung seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (6/7/2019).

Ditandatangani pada hari-hari terakhir Perang Dingin antara Presiden AS Ronald Reagan dan Sekretaris Jenderal Soviet Mikhail Gorbachev, INF melarang pengembangan, penyebaran dan pengujian rudal-rudal darat di jarak 500-5.500 km, dan terutama ditujukan terutama mengurangi risiko perang nuklir di Eropa. Perjanjian itu akan berakhir pada 2 Agustus.

Pada hari Jumat, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan NATO akan menanggapi dengan cara defensif jika Rusia tidak kembali mematuhi perjanjian INF. Ia mengulangi klaim Washington tentang dugaan pelanggaran Rusia terhadap perjanjian tersebut.

Moskow dengan tegas membantah klaim itu, memberi tahu media dan pejabat NATO tentang kemampuan rudal di darat, dan menuduh AS berpotensi melanggar perjanjian itu sendiri dengan penyebaran sistem anti rudal balistik di Rumania dan Polandia. Rusia mengatakan sistem anti rudal balistik itu dapat dengan mudah dikonversi untuk tujuan ofensif.

"Ketika masuk ke pertahanan rudal balistik, itu tidak diarahkan melawan Rusia," kata Stoltenberg selama pengarahan Jumat.

"Sistem itu tidak mampu menembakkan rudal balistik antarbenua Rusia. Jadi ini adalah sistem yang diarahkan terhadap ancaman dari luar kawasan Euro-Atlantik dan itu masih terjadi," imbuhnya.

Namun, dalam pengarahan pekan lalu, Stoltenberg mengatakan NATO sedang mempertimbangkan penciptaan kemampuan pertahanan udara dan rudal baru, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan penarikan AS dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik pada tahun 2002 dan langkah Presiden Trump untuk membatalkan INF pada bulan Februari telah menempatkan dunia dalam risiko perlombaan senjata baru, dengan diplomasi Rusia sekarang terfokus pada upaya untuk kecuali Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (New START), perjanjian nuklir besar lainnya yang akan berakhir pada 2021 kecuali jika diperpanjang.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0718 seconds (0.1#10.140)