7 Wilayah Sengketa Paling 'Panas' di Dunia
A
A
A
Sengketa antar negara, khususnya yang terkait dengan klaim atas sebuah wilayah, pada umumnya bisa diselesaikan melalui jalur diplomatik atau melalui Mahkaham Internasional. Tapi, tidak sedikit pula saling tindih klaim ini menyebabkan ketegangan yang berlarut-larut dan bahkan konflik militer antara negara.
Klaim wilayah ini bisa disebabkan oleh, perselisihan tentang sumber daya nasional, atau ketidaksepakatan tentang masa lalu. Dalam rangka menyambut hari jadi SINDONEWS yang ke-7, berikut kami suguhkan tujuh wilayah sengketa paling panas di dunia.
1. Senkaku
Di permukaan, pulau-pulau Senkaku, atau orang China menyebutnya Diaoyu, tampaknya menawarkan sangat sedikit untuk dijadikan rebutan. Perselisihan atas pulau-pulau ini, yang dikendalikan oleh Jepang dan diklaim oleh China, semakin intensif setelah ladang minyak dan gas ditemukan di bawahnya.
Pada 2012 penjualan salah satu pulau oleh keluarga Jepang yang kaya kepada pemerintah Jepang membuat marah penduduk China dan menyebabkan kerusuhan anti-Jepang besar-besaran.
Mempertimbangkan meningkatnya kekuatan dan ketegasan China di Asia, banyak ahli memperingatkan bahwa ketegangan di kepulauan Senkaku dapat berkembang menjadi konflik yang lebih serius.
2. Pulau Kuril
Perselisihan atas wilayah kepulauan ini adalah alasan utama Jepang dan Rusia tidak pernah menandatangani perjanjian damai untuk meresmikan akhir Perang Dunia II.
Pada akhir perang, Uni Soviet menyerbu Kepulauan Kuril, beberapa di antaranya dikuasai Kekaisaran Rusia. Sementara pemindahan hak pulau-pulau ke Soviet dimasukkan dalam perjanjian Yalta, yakni perjanjian anara Soviet, AS dan Inggris pada 1945, Jepang terus mengklaim hak historis atas pulau-pulau di wilayah selatan kepulauan tesebut.
3. Yerusalem
Yerusalem disebut-sebut sebagai jantung dari ketegangan di Timur Tengah saat ini. Wilayah ini diperebutkan oleh Israel dan Palestina, di mana Palestina menyatakan bahwa bagian timur kota itu adalah hak mereka dan merupakan Ibu Kota masa depan mereka.
Namun, di sisi lain Israel menegaskan seluruh wilayah Yerusalem adalah milik mereka. Kontrol atas Yerusalem, khususnya kontrol atas keamanan, saat ini dipegang oleh tentara dan kepolisian Israel.
4. Sahara Barat
Penduduk asli Sahara Barat, Saharawis, telah berjuang untuk kemerdekaan mereka melawan Maroko sejak 1970-an. Organisasi mereka, Front Polisario, telah mengobarkan pemberontakan bersenjata, tetapi juga menunjukkan kesiapannya untuk duduk di meja perundingan.
Pada tahun 1991, kedua pihak sepakat untuk menandatangani proposal perdamaian di bawah naungan PBB. Proposal perdamaian tersebut menetapkan referendum bagi Saharawi asli untuk memutuskan apakah mereka menginginkan Sahara Barat yang independen di bawah kepemimpinan Front Polisario atau apakah wilayah tersebut secara resmi akan menjadi bagian dari Maroko.
Perdamaian, bagaimanapun, belum tercapai, karena Maroko memindahkan puluhan ribu pemukim ke wilayah itu untuk mempengaruhi hasil referendum, dan tentara Polisario melanjutkan kampanye bersenjata mereka. Namun, harapan untuk resolusi damai tetap ada.
5. Antartika
Sejumlah negara, termasuk Inggris, Prancis, dan Argentina, telah mengajukan klaim atas benua Antartika yang beku, tetapi klaim ini belum diakui oleh masyarakat internasional sejak tanda tangan Perjanjian Antartika pada tahun 1959.
Perjanjian itu melarang negara-negara dari mengambil alih setiap bagian Antartika. Meski demikian, sumber daya alam yang berharga dapat mengubah persamaan dan menghidupkan kembali klaim negara-negara terhadap Antartika.
6. Somaliland
Perbatasan modern Afrika sebagian besar merupakan hasil dari persaingan antara kekuatan kolonial Eropa seperti Inggris dan Prancis untuk menguasai benua.
Selama Perang Dunia II, semua wilayah Somalia dipersatukan di bawah administrasi militer Inggris, kecuali Somaliland Prancis. Proses penyatuan ini berlanjut setelah Somalia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1960.
Namun, pada akhir 1980-an, negara tersebut hancur oleh awal perang saudara yang telah berlangsung selama beberapa dekade, dan Somaliland, sebuah wilayah di utara di pantai Teluk Aden, menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1991. Republik Somaliland, bagaimanapun, tetap tidak diakui oleh komunitas internasional.
7. Kashmir
Kashmir adalah sebuah wilayah di utara sub-benua India. Istilah Kashmir secara sejarah digambarkan sebagai sebuah lembah di selatan dari ujung paling barat barisan Himalaya.
Wilayah ini terbagi oleh tiga negara yakni Pakistan mengontrol barat laut, India mengontrol tengah dan bagian selatan Jammu dan Kashmir, dan Chinamenguasai timur laut (Aksai Chin). Meskipun wilayah ini dalam praktiknya diatur oleh ketiga negara tersebut, India tidak pernah mengakui secara resmi wilayah yang diakui oleh Pakistan dan China.
Pakistan sendiri memandang seluruh wilayah Kashmir sebagai wilayah yang dipertentangkan, dan tidak menganggap klaim India atas wilayah ini. Sebuah pilihan yang disukai banyak orang Kashmir adalah kemerdekaan, namun baik Pakistan dan India menentang hal ini.
Klaim wilayah ini bisa disebabkan oleh, perselisihan tentang sumber daya nasional, atau ketidaksepakatan tentang masa lalu. Dalam rangka menyambut hari jadi SINDONEWS yang ke-7, berikut kami suguhkan tujuh wilayah sengketa paling panas di dunia.
1. Senkaku
Di permukaan, pulau-pulau Senkaku, atau orang China menyebutnya Diaoyu, tampaknya menawarkan sangat sedikit untuk dijadikan rebutan. Perselisihan atas pulau-pulau ini, yang dikendalikan oleh Jepang dan diklaim oleh China, semakin intensif setelah ladang minyak dan gas ditemukan di bawahnya.
Pada 2012 penjualan salah satu pulau oleh keluarga Jepang yang kaya kepada pemerintah Jepang membuat marah penduduk China dan menyebabkan kerusuhan anti-Jepang besar-besaran.
Mempertimbangkan meningkatnya kekuatan dan ketegasan China di Asia, banyak ahli memperingatkan bahwa ketegangan di kepulauan Senkaku dapat berkembang menjadi konflik yang lebih serius.
2. Pulau Kuril
Perselisihan atas wilayah kepulauan ini adalah alasan utama Jepang dan Rusia tidak pernah menandatangani perjanjian damai untuk meresmikan akhir Perang Dunia II.
Pada akhir perang, Uni Soviet menyerbu Kepulauan Kuril, beberapa di antaranya dikuasai Kekaisaran Rusia. Sementara pemindahan hak pulau-pulau ke Soviet dimasukkan dalam perjanjian Yalta, yakni perjanjian anara Soviet, AS dan Inggris pada 1945, Jepang terus mengklaim hak historis atas pulau-pulau di wilayah selatan kepulauan tesebut.
3. Yerusalem
Yerusalem disebut-sebut sebagai jantung dari ketegangan di Timur Tengah saat ini. Wilayah ini diperebutkan oleh Israel dan Palestina, di mana Palestina menyatakan bahwa bagian timur kota itu adalah hak mereka dan merupakan Ibu Kota masa depan mereka.
Namun, di sisi lain Israel menegaskan seluruh wilayah Yerusalem adalah milik mereka. Kontrol atas Yerusalem, khususnya kontrol atas keamanan, saat ini dipegang oleh tentara dan kepolisian Israel.
4. Sahara Barat
Penduduk asli Sahara Barat, Saharawis, telah berjuang untuk kemerdekaan mereka melawan Maroko sejak 1970-an. Organisasi mereka, Front Polisario, telah mengobarkan pemberontakan bersenjata, tetapi juga menunjukkan kesiapannya untuk duduk di meja perundingan.
Pada tahun 1991, kedua pihak sepakat untuk menandatangani proposal perdamaian di bawah naungan PBB. Proposal perdamaian tersebut menetapkan referendum bagi Saharawi asli untuk memutuskan apakah mereka menginginkan Sahara Barat yang independen di bawah kepemimpinan Front Polisario atau apakah wilayah tersebut secara resmi akan menjadi bagian dari Maroko.
Perdamaian, bagaimanapun, belum tercapai, karena Maroko memindahkan puluhan ribu pemukim ke wilayah itu untuk mempengaruhi hasil referendum, dan tentara Polisario melanjutkan kampanye bersenjata mereka. Namun, harapan untuk resolusi damai tetap ada.
5. Antartika
Sejumlah negara, termasuk Inggris, Prancis, dan Argentina, telah mengajukan klaim atas benua Antartika yang beku, tetapi klaim ini belum diakui oleh masyarakat internasional sejak tanda tangan Perjanjian Antartika pada tahun 1959.
Perjanjian itu melarang negara-negara dari mengambil alih setiap bagian Antartika. Meski demikian, sumber daya alam yang berharga dapat mengubah persamaan dan menghidupkan kembali klaim negara-negara terhadap Antartika.
6. Somaliland
Perbatasan modern Afrika sebagian besar merupakan hasil dari persaingan antara kekuatan kolonial Eropa seperti Inggris dan Prancis untuk menguasai benua.
Selama Perang Dunia II, semua wilayah Somalia dipersatukan di bawah administrasi militer Inggris, kecuali Somaliland Prancis. Proses penyatuan ini berlanjut setelah Somalia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1960.
Namun, pada akhir 1980-an, negara tersebut hancur oleh awal perang saudara yang telah berlangsung selama beberapa dekade, dan Somaliland, sebuah wilayah di utara di pantai Teluk Aden, menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1991. Republik Somaliland, bagaimanapun, tetap tidak diakui oleh komunitas internasional.
7. Kashmir
Kashmir adalah sebuah wilayah di utara sub-benua India. Istilah Kashmir secara sejarah digambarkan sebagai sebuah lembah di selatan dari ujung paling barat barisan Himalaya.
Wilayah ini terbagi oleh tiga negara yakni Pakistan mengontrol barat laut, India mengontrol tengah dan bagian selatan Jammu dan Kashmir, dan Chinamenguasai timur laut (Aksai Chin). Meskipun wilayah ini dalam praktiknya diatur oleh ketiga negara tersebut, India tidak pernah mengakui secara resmi wilayah yang diakui oleh Pakistan dan China.
Pakistan sendiri memandang seluruh wilayah Kashmir sebagai wilayah yang dipertentangkan, dan tidak menganggap klaim India atas wilayah ini. Sebuah pilihan yang disukai banyak orang Kashmir adalah kemerdekaan, namun baik Pakistan dan India menentang hal ini.
(esn)