AS Bantah Bahas Pembekuan Nuklir dengan Korut
A
A
A
WASHINGTON - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), John Bolton membatah laporan yang dirilis New York Times bahwa AS sedang membahas pembekuan nuklir dengan Korea Utara (Korut). Bolton menegaskan, tidak ada pembicaraan mengenai hal itu.
Pada hari Minggu, New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Donald Trump sedang mempertimbangkan pendekatan yang akan berarti pembekuan nuklir. Di mana AS akan menerima status Korea Utara sebagai negara nuklir dengan imbalan Pyongyang setuju untuk tidak menambah jumlah senjata nuklir.
"Saya membaca laporan New York Times ini dengan penuh rasa ingin tahu. Baik staf (Dewan Keamanan Nasional), maupun saya tidak pernah mendiskusikan atau mendengar keinginan untuk menerima pembekuan nuklir oleh Korut," kata Bolton.
"Ini adalah upaya tercela oleh seseorang untuk mengurung Presiden. Seharusnya ada konsekuensi," sambungnya dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (2/7).
Laporan ini sendiri muncul tidak lama setelah Trump melakukan pertemuan dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un di Zona Demiliterisasi (DMZ), yang merupakan wilayah perbatasan Korut dan Korea Selatan (Korut). Trump dalamm kesempatan itu memutuskan untuk menyebrang ke sisi DMZ Korut, yang menjadikanya Presiden pertama AS yang menginjakan kaki di tanah Korut.
Pada hari Minggu, New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Donald Trump sedang mempertimbangkan pendekatan yang akan berarti pembekuan nuklir. Di mana AS akan menerima status Korea Utara sebagai negara nuklir dengan imbalan Pyongyang setuju untuk tidak menambah jumlah senjata nuklir.
"Saya membaca laporan New York Times ini dengan penuh rasa ingin tahu. Baik staf (Dewan Keamanan Nasional), maupun saya tidak pernah mendiskusikan atau mendengar keinginan untuk menerima pembekuan nuklir oleh Korut," kata Bolton.
"Ini adalah upaya tercela oleh seseorang untuk mengurung Presiden. Seharusnya ada konsekuensi," sambungnya dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (2/7).
Laporan ini sendiri muncul tidak lama setelah Trump melakukan pertemuan dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un di Zona Demiliterisasi (DMZ), yang merupakan wilayah perbatasan Korut dan Korea Selatan (Korut). Trump dalamm kesempatan itu memutuskan untuk menyebrang ke sisi DMZ Korut, yang menjadikanya Presiden pertama AS yang menginjakan kaki di tanah Korut.
(esn)