Korut Puji Pertemuan Trump dan Kim Jong-un: Peristiwa Luar Biasa

Senin, 01 Juli 2019 - 14:37 WIB
Korut Puji Pertemuan...
Korut Puji Pertemuan Trump dan Kim Jong-un: Peristiwa Luar Biasa
A A A
PYONGYANG - Pemerintah Korea Utara (Korut), melalui medianya, memuji pertemuan pemimpin mereka Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Zona Demiliterisasi (DMZ). Pertemuan itu dianggap sebagai "peristiwa luar biasa".

"Kim dan Trump sepakat untuk melanjutkan dan mendorong dialog produktif untuk membuat terobosan baru dalam denuklirisasi Semenanjung Korea," tulis media pemerintah, KCNA, Senin (1/7/2019).

Pertemuan di perbatasan dua Korea itu terjadi hari Minggu setelah Trump mengundang Kim via Twitter.

Kim dan Trump berjabat tangan di lokasi di mana lempengan beton memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan. Tak lama kemudian, keduanya berjalan beberapa langkah ke wilayah Korut—yang menjadikan Trump sebagai presiden pertama AS yang menginjakkan kakinya di tanah Korea Utara.

"Para pemimpin utama DPRK dan AS bersalaman bersejarah di Panmunjom adalah peristiwa luar biasa," tulis KCNA. DPRK adalah singkatan dari Republik Rakyat Demokratik Korea, nama resmi negara Korut. Sedangkan Panmunjon adalah desa gencatan senjata di DMZ.

Setelah pertemuan itu, Trump mengumumkan bahwa kedua negara telah sepakat untuk melanjutkan diskusi dalam beberapa minggu mendatang.

"Melintasi garis (perbatasan) ini merupakan kehormatan besar," kata Trump pada konferensi pers bersama dengan Kim Jong-un, kemarin. "Ini hari yang hebat bagi dunia," ujarnya.

"Saya ingin berterima kasih kepada Pemimpin Kim untuk sesuatu yang lain; ketika saya mengeluarkan pemberitahuan (melalui) media sosial, jika dia tidak muncul, pers akan membuat saya terlihat sangat buruk sehingga Anda membuat kami berdua terlihat baik dan saya menghargainya," lanjut Trump.

Pertemuan itu mendominasi halaman surat kabar Korea Utara, Rodong Sinmun, Senin (1/7/2019). Di halaman depan terdapat foto Trump dan Kim tersenyum dan berjabat tangan dengan latar belakang bendera AS dan Korea Utara. Di bawahnya terdapat serangkaian foto yang menunjukkan pertemuan di DMZ termasuk langkah Trump menyeberang ke wilayah Korea Utara.

Shin Beom-chul, seorang analis di Asan Institute of Policy Studies, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa laporan KCNA adalah "propaganda khas Korea Utara yang mengagungkan Kim sebagai pemimpin perubahan geopolitik yang luar biasa".

"Tujuannya adalah untuk memulihkan status Kim yang rusak setelah dia kembali dari pertemuan puncak Hanoi dengan tangan kosong," kata Shin.

Sementara itu, media Jepang melaporkan bahwa Perdana Menteri Shinzo Abe mendukung apa yang disebutnya "proses" antara AS dan Korea Utara.

"Saya berharap pertemuan puncak ini akan mengarah pada kemajuan," kata Abe dikutip Kyodo News dan Jiji Press.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1457 seconds (0.1#10.140)