Dua Gunung Berapi di Papua Nugini Meletus, 15 Ribu Orang Mengungsi
A
A
A
PORT MORESBY - Dua buah gunung berapi di Papua Nugini meletus, memaksa 15 ribu penduduk sebuah desa di timur laut negara itu mengungsi meninggalkan rumah mereka. Demikian laporan yang dikeluarkan lembaga bantuan.
Gunung Ulawun di pulau New Britania di timur laut Papua Nugini meletus pada hari Rabu lalu, menembakan kolom abu setinggi 18 km ke udara. Sementara pada hari Jumat Gunung Manam, yang berada di dekatnya, meletus dan mengirimkan aliran piroklastik berbahaya ke lerengnya.
Tidak ada korban yang dilaporkan tetapi letusan menghancurkan rumah, perkebunan dan sumur. Letusan gunung juga meninggalkan penduduk desa tanpa makanan dan air, sementara kolom abu mengganggu penerbangan domestik.
Federasi Palang Merah Internasional dan Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC) mengatakan, 3.775 orang telah melarikan diri dari letusan Gunung Manam dan 11.047 orang dari letusan Gunung Ulawun. Mereka berlindung di pusat-pusat pengungsian.
Abu vulkanik telah menyelimuti daerah itu dengan partikel-partikel kecil seperti kaca yang secara permanen dapat merusak paru-paru, menyebabkan penyakit atau kematian.
Leo Mapmani dari Pusat Bencana Provinsi New Britania Barat mengatakan risiko kesehatan dari abu yang jatuh membuat warga tidak dapat kembali ke rumah mereka, sementara debu akan merusak tanaman pangan jika hujan tidak segera membasuhnya.
"Jika berada di puncak bukit dan puncak pohon dan angin bertiup, orang akan menghirupnya," katanya kepada Reuters, Minggu (30/6/2019) melalui telepon dari Ibu Kota provinsi New Britania Barat, Kimbe.
Penduduk Pulau Manam, Jordan Sauba, mengatakan kepada media setempat bahwa rumahnya hancur akibat abu dan batu.
"Kami tidak punya tempat untuk pergi sehingga kami pergi ke bawah rumah dan bersembunyi di sana selama setidaknya delapan jam," katanya dari Pulau Manam.
Palang Merah Papua Nugini, pemerintah provinsi, pusat bencana provinsi dan Bala Keselamatan telah membawa persediaan darurat ke tempat penampungan, kata kepala IFRC Papua Nugini Udaya Regmi kepada Reuters.
"Tidak jelas kapan penduduk desa dapat kembali ke rumah mereka," ucapnya.
Hari ini, Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengunjungi tempat penampungan pengungsi Ulawun di provinsi New Britania Barat. Marape sebelumnya mengatakan dia akan mengirim pasukan pertahanan untuk membantu.
Steve Saunders, surveyor geodetik utama di Rabaul Volcano Observatory mengatakan kepada Reuters bahwa Gunung Manam diperkirakan akan terus meletus dengan aliran lahar aktif dari puncak ke laut.
“Satelit sedang memantau gas dan suhu dan kami memantau deformasi untuk melihat apakah ada peningkatan,” katanya.
Gunung Ulawun di pulau New Britania di timur laut Papua Nugini meletus pada hari Rabu lalu, menembakan kolom abu setinggi 18 km ke udara. Sementara pada hari Jumat Gunung Manam, yang berada di dekatnya, meletus dan mengirimkan aliran piroklastik berbahaya ke lerengnya.
Tidak ada korban yang dilaporkan tetapi letusan menghancurkan rumah, perkebunan dan sumur. Letusan gunung juga meninggalkan penduduk desa tanpa makanan dan air, sementara kolom abu mengganggu penerbangan domestik.
Federasi Palang Merah Internasional dan Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC) mengatakan, 3.775 orang telah melarikan diri dari letusan Gunung Manam dan 11.047 orang dari letusan Gunung Ulawun. Mereka berlindung di pusat-pusat pengungsian.
Abu vulkanik telah menyelimuti daerah itu dengan partikel-partikel kecil seperti kaca yang secara permanen dapat merusak paru-paru, menyebabkan penyakit atau kematian.
Leo Mapmani dari Pusat Bencana Provinsi New Britania Barat mengatakan risiko kesehatan dari abu yang jatuh membuat warga tidak dapat kembali ke rumah mereka, sementara debu akan merusak tanaman pangan jika hujan tidak segera membasuhnya.
"Jika berada di puncak bukit dan puncak pohon dan angin bertiup, orang akan menghirupnya," katanya kepada Reuters, Minggu (30/6/2019) melalui telepon dari Ibu Kota provinsi New Britania Barat, Kimbe.
Penduduk Pulau Manam, Jordan Sauba, mengatakan kepada media setempat bahwa rumahnya hancur akibat abu dan batu.
"Kami tidak punya tempat untuk pergi sehingga kami pergi ke bawah rumah dan bersembunyi di sana selama setidaknya delapan jam," katanya dari Pulau Manam.
Palang Merah Papua Nugini, pemerintah provinsi, pusat bencana provinsi dan Bala Keselamatan telah membawa persediaan darurat ke tempat penampungan, kata kepala IFRC Papua Nugini Udaya Regmi kepada Reuters.
"Tidak jelas kapan penduduk desa dapat kembali ke rumah mereka," ucapnya.
Hari ini, Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengunjungi tempat penampungan pengungsi Ulawun di provinsi New Britania Barat. Marape sebelumnya mengatakan dia akan mengirim pasukan pertahanan untuk membantu.
Steve Saunders, surveyor geodetik utama di Rabaul Volcano Observatory mengatakan kepada Reuters bahwa Gunung Manam diperkirakan akan terus meletus dengan aliran lahar aktif dari puncak ke laut.
“Satelit sedang memantau gas dan suhu dan kami memantau deformasi untuk melihat apakah ada peningkatan,” katanya.
(ian)