Jutaan Warga Istanbul Gunakan Hak pada Pemilu Walikota Ulang

Senin, 24 Juni 2019 - 09:35 WIB
Jutaan Warga Istanbul...
Jutaan Warga Istanbul Gunakan Hak pada Pemilu Walikota Ulang
A A A
ISTAMBUL - Jutaan warga Istanbul mengikuti pemilihan umum (pemilu) walikota ulang kemarin sebagai ujian bagi demokrasi Turki dan popularitas Presiden Tayyip Erdogan. Tempat pemungutan suara (TPS) di penjuru Istanbul dibuka pada pukul 8 pagi waktu lokal. Sebanyak 10,56 juta pemilih terdaftar dapat memberikan suara dalam pemilu ulang tersebut.

Pemungutan suara ditutup pada pukul 5 sore dan hasilnya diumumkan pada malam harinya. Pemilu walikota Istanbul sebelumnya pada 31 Maret dimenangkan oleh kandidat dari Partai Rakyat Republikan (CHP) dengan selisih tipis melawan kandidat Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin Erdogan. Kekalahan AKP di Istanbul menjadi pukulan besar bagi Erdogan dan partai berkuasa.

Setelah beberapa pekan gugatan AKP, Badan Pemilu Turki pada Mei membatalkan hasil pemilu itu dengan alasan terjadi kecurangan. Oposisi menganggap keputusan itu sebagai kudeta terhadap demokrasi sehingga harus digelar pemilu ulang. “Sangat menggelikan bahwa pemilu diulang. Ini pemilu yang dimenangkan dengan adil dan jujur,” ungkap Asim Solak, 50, yang memberikan suara untuk kandidat oposisi di Tesvikiye, basis CHP.

Dia menambahkan, “Jelas siapa yang membatalkan pemilu. Kami harap pemilu ulang akan menjadi pelajaran besar bagi mereka. Agen real estate Bayram, 60, memilih kandidat AKP, mantan Perdana Menteri (PM) Binali Yildirim karena dia yakin kekuatan asing seperti Amerika Serikat (AS), Eropa dan Israel mendukung oposisi.

“Semua itu ingin potongan dari Istanbul dan kemudian akan terjadi kekacauan. Musuh dari musuh saya adalah teman saya. Semau kekuatan asing ini tidak suka Erdogan, sehingga dia teman saya,” papar dia setelah memberikan suara di distrik Kagithane, basis AKP.

Erdogan menegaskan sikapnya bahwa siapa yang memenangkan Istanbul berarti memenangkan Turki. Kekalahan kedua di Istanbul akan memalukan bagi Erdogan yang pernah menjadi walikota di sana pada era 1990-an. Kekalahan itu juga dapat melemahkan cengkeraman kekuasaan Erdogan di Turki.

Ekonomi Turki sedang mengalami resesi dan AS mengancam menerapkan sanksi jika Erdogan tetap berencana memasang rudal pertahanan buatan Rusia, S-400. Kekalahan kedua AKP juga dapat semakin membuktikan ucapan kandidat walikota CHP, Ekrem Imamoglu, tentang kesalahan pengelolaan anggaran miliaran lira di wilayah itu.

“Jika Imamoglu menang lagi, akan ada rentetan perubahan serius di politik Turki,” tutur jurnalis dan penulis Murat Yetkin, dilansir Reuters. Dia menambahkan, “Ini akan diterjemahkan sebagai awal penurunan AKP dan Erdogan. Presiden sendiri juga menyatakan pemilu lokal sebagai masalah pertahanan hidup.”

Kemenangan kedua Imamoglu juga dapat memicu pemilu nasional lebih awal dibandingkan 2023 sesuai jadwal, perubahan kabinet, dan potensi penyesuaian kebijakan luar negeri. Untuk merebut selisih suara 13.000 pada pemilu Maret, AKP menyusun ulang pesannya pada para pemilih Kurdi yang mencakup sekitar 15% suara di kota dengan 15 juta warga itu.

Kampanye itu mendapat dukungan saat pemimpin Kurdi Abdullah Ocalan yang dipenjara menyeru Partai Demokratik Rakyat (HDP) yang pro-Kurdi untuk tetap netral dalam pemilu itu. HDP yang mendukung Imamoglu menuduh Erdogan berupaya memecah belah suara Kurdi. Berbeda dengan kampanye pemilu Maret saat Erdogan bersikap keras dalam berbagai sikapnya, kali ini dia tetap tak terlalu menonjolkan diri.

Namun pekan lalu dia kembali dengan kampanye keras dan langsung menargetkan Imamoglu, termasuk mengancamnya dengan langkah hukum. Kondisi ini memunculkan pertanyaan apakah AKP akan menerima kekalahan kedua di Istanbul. Sejumlah survei menunjukkan Imamoglu yang merupakan mantan walikota itu tetap unggul dibandingkan kandidat AKP.

Beberapa survei menunjukkan Imamoglu unggul 9% suara dibandingkan lawannya. Keputusan menggelar pemilu ulang juga mendapat sorotan internasional. Beberapa warga di sejumlah distrik menggelar unjuk rasa sebagai protes atas keputusan pemilu ulang tersebut.

Beberapa pemilih mengatakan kemenangan AKP pada pemilu kemarin dapat memicu unjuk rasa lebih besar dari oposisi. Ketidakpastian hasil pemilu Istanbul itu dapat menunda reformasi ekonomi yang lebih luas. Mata uang lira merosot setelah keputusan pembatalan pemilu Maret dan turun hampir 10% tahun ini.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0826 seconds (0.1#10.140)