Zarif Sebut Iran Telah Kumpulkan Serpihan Drone AS
A
A
A
TEHERAN - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, Teheran telah mengumpulkan serpihan pesawat tanpa awak atau drone Amerika Serikat (AS) yang ditembak jatuh. Drone itu ditembak jatuh kemarin di atas Selat Hormutz.
Melalui akun Twitternya, Zarif menjelaskan, drone tersebut lepas landas dari basis AS yang berada Uni Emirat Arab (UEA). Drone itu, papar Zarif, terbang dalam kondisi siluman dan menerobos masuk ke wilayah udara Iran.
Zarif mengatakan, atas dasar inilah akhirnya militer Iran memutuskan untuk menembak jatuh drone tersebut. "Kami telah mengambil bagian dari drone militer AS di perairan teritorial kami, di mana ia ditembak jatuh," kicaunya, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (21/6).
Sementara itu, sebelumnya Presiden AS, Donald John Trump dilaporkan menyetujui serangan militer terhadap Iran sebagai pembalasan atas ditembak jatuhnya drones RQ-4 Global Hawk. Namun, Trump tiba-tiba menarik persetujuannya.
New York Times mengungkap keputusan Trump yang membatalkan militer AS menggempur Iran tersebut. Laporan yang mengutip pejabat senior pemerintah Amerika itu mengatakan Donald Trump pada awalnya menyetujui serangan terhadap sejumlah target seperti radar dan baterai rudal.
Pejabat yang membocorkan informasi itu adalah salah satu pejabat yang terlibat dalam pertimbangan atau diberi pengarahan.
"Serangan akan dilakukan sesaat sebelum fajar pada hari Jumat untuk meminimalkan risiko bagi militer Iran atau pun warga sipil," tulis New York Times mengutip pejabat tersebut.
Pesawat-pesawat sudah berada di udara dan kapal-kapal sudah berada di posisinya. Namun, lanjut pejabat tersebut, tidak ada rudal yang ditembakkan karena persetujuan dari Trump ditarik. Belum jelas apa yang menyebabkan Trump berubah pikiran untuk menggempur Iran.
Melalui akun Twitternya, Zarif menjelaskan, drone tersebut lepas landas dari basis AS yang berada Uni Emirat Arab (UEA). Drone itu, papar Zarif, terbang dalam kondisi siluman dan menerobos masuk ke wilayah udara Iran.
Zarif mengatakan, atas dasar inilah akhirnya militer Iran memutuskan untuk menembak jatuh drone tersebut. "Kami telah mengambil bagian dari drone militer AS di perairan teritorial kami, di mana ia ditembak jatuh," kicaunya, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (21/6).
Sementara itu, sebelumnya Presiden AS, Donald John Trump dilaporkan menyetujui serangan militer terhadap Iran sebagai pembalasan atas ditembak jatuhnya drones RQ-4 Global Hawk. Namun, Trump tiba-tiba menarik persetujuannya.
New York Times mengungkap keputusan Trump yang membatalkan militer AS menggempur Iran tersebut. Laporan yang mengutip pejabat senior pemerintah Amerika itu mengatakan Donald Trump pada awalnya menyetujui serangan terhadap sejumlah target seperti radar dan baterai rudal.
Pejabat yang membocorkan informasi itu adalah salah satu pejabat yang terlibat dalam pertimbangan atau diberi pengarahan.
"Serangan akan dilakukan sesaat sebelum fajar pada hari Jumat untuk meminimalkan risiko bagi militer Iran atau pun warga sipil," tulis New York Times mengutip pejabat tersebut.
Pesawat-pesawat sudah berada di udara dan kapal-kapal sudah berada di posisinya. Namun, lanjut pejabat tersebut, tidak ada rudal yang ditembakkan karena persetujuan dari Trump ditarik. Belum jelas apa yang menyebabkan Trump berubah pikiran untuk menggempur Iran.
(esn)