Senator AS Sebut Khamenei sebagai Pembunuh
A
A
A
WASHINGTON - Senator Amerika Serikat (AS), Lindsey Graham menyebut Pemimpin Tertinggi Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei sebagai pembunuh. Dia kemudian mendesak Presiden AS, Donald Trump untuk menempatkan kilang-kilang minyak Iran sebagai target serangan.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan Fox News, Graham mengatakan, saat ini Trump tidak menginginkan perang dengan Iran. Namun, lambat laun pilihan akan habis dan yang tersisa hanyalah opsi militer.
"Mereka (Iran) adalah rezim paling mematikan di planet ini, dan itu menunjukan banyak hal," kata Graham dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (20/6).
"Trump tidak menginginkan konflik, tetapi dia akan segera kehabisan pilihan. Itulah yang akan terjadi dalam 10 hari ke depan, akan ada konflik antara Ayatollah, yang adalah seorang pembunuh berandal, Israel dan mungkin AS dan seluruh dunia," sambungnya.
Sebelumnya, Graham mengatakan situasi di wilayah itu semakin buruk dan sekutu Amerika Serikat, yakni Israel akan berada dalam bahaya jika program nuklir Iran berkembang lebih jauh.
"Jika Iran menindaklanjuti ancaman mereka untuk mulai memperkaya (uranium) lagi...dan pada dasarnya membawa program pengayaan mereka ke tingkat nuklir dalam hal level produksi senjata, Israel berada dalam dunia yang terluka," ungkapnya.
"Bagaimana Anda menghentikan itu untuk membuat Iran mengerti bahwa Anda tidak akan membiarkan hal itu terjadi? Dia harus menempatkan kilang minyak pada daftar target dan melihat tenggelamnya Angkatan Laut Iran jika mereka menyerang kapal pengiriman lagi," tandasnya.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan Fox News, Graham mengatakan, saat ini Trump tidak menginginkan perang dengan Iran. Namun, lambat laun pilihan akan habis dan yang tersisa hanyalah opsi militer.
"Mereka (Iran) adalah rezim paling mematikan di planet ini, dan itu menunjukan banyak hal," kata Graham dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (20/6).
"Trump tidak menginginkan konflik, tetapi dia akan segera kehabisan pilihan. Itulah yang akan terjadi dalam 10 hari ke depan, akan ada konflik antara Ayatollah, yang adalah seorang pembunuh berandal, Israel dan mungkin AS dan seluruh dunia," sambungnya.
Sebelumnya, Graham mengatakan situasi di wilayah itu semakin buruk dan sekutu Amerika Serikat, yakni Israel akan berada dalam bahaya jika program nuklir Iran berkembang lebih jauh.
"Jika Iran menindaklanjuti ancaman mereka untuk mulai memperkaya (uranium) lagi...dan pada dasarnya membawa program pengayaan mereka ke tingkat nuklir dalam hal level produksi senjata, Israel berada dalam dunia yang terluka," ungkapnya.
"Bagaimana Anda menghentikan itu untuk membuat Iran mengerti bahwa Anda tidak akan membiarkan hal itu terjadi? Dia harus menempatkan kilang minyak pada daftar target dan melihat tenggelamnya Angkatan Laut Iran jika mereka menyerang kapal pengiriman lagi," tandasnya.
(esn)