Perkosa 25 Gadis Muda, Pengusaha China Dieksekusi Mati
A
A
A
BEIJING - Seorang pengusaha dieksekusi mati di provinsi Henan, China tengah atas tuduhan memerkosa 25 gadis muda di bawah umur, termasuk yang berusia di bawah 14 tahun. Pemerkosaan itu terjadi selama periode dua tahun.
Mengutip South China Morning Post, Kamis (6/6/2019), eksekusi mati terhadap Zhao Zhiyong, 49, dijalankan pada hari Selasa lalu. Eksekusi itu merupakan perkembangan terbaru dalam kaus skandal seks yang mengejutkan di wilayah tersebut.
Dalam tuduhan resmi, korban Zhao adalah 25 gadis di bawah umur. Namun, laporan media setempat menyebut korban lebih dari 30 gadis yang semuanya di bawah umur. Puluhan gadis itu berasal dari empat sekolah menengah di wilayah Weishi.
Sebuah pemberitahuan otoritas terkait menyatakan hukuman telah dilakukan terhadap mantan chairman Tianyuan Flour Products di wilayah Weishi. Eksekusi dilakukan di luar Pengadilan Rakyat Menengah Kaifeng.
Pengadilan menemukan bahwa Zhao telah mendapatkan akses terhadap para korbannya dengan memaksa seorang wanita bernama Li Na. Wanita itulah yang dipaksa untuk menemukan gadis-gadis muda untuknya pengusaha tersebut antara Juni 2015 hingga Januari 2017. Beberapa korban kemudian merekrut lebih banyak gadis untuk Zhao.
Kasus ini menjadi perhatian publik pada bulan April 2017 ketika sebuah briefing polisi yang memberikan rincian pelanggaran asusila, bocor secara online.
Rincian seputar kejahatan itu tetap tertutup sampai kantor berita pemerintah China, Xinhua, melaporkan pada bulan Desember bahwa Zhao telah diadili di Pengadilan Rakyat Menengah Kaifeng pada bulan Oktober dan telah dijatuhi hukuman mati.
Li juga menerima hukuman mati, namun ditangguhkan. Suaminya, Liu Hongyang—yang menyuruh gadis-gadis muda melakukan pelacuran dan memerkosa beberapa dari mereka—dijatuhi hukuman penjara 18 tahun. Pria lain, Zhou Hexin, yang juga berhubungan seks dengan beberapa gadis tersebut dihukum 12 tahun penjara.
Semua terdakwa kecuali Li mengajukan banding, tetapi banding mereka ditolak oleh Pengadilan Tinggi Rakyat Henan Desember lalu.
Lebih dari 40 kejahatan dalam hukum pidana China, termasuk pemerkosaan, dapat berujung pada hukuman mati. Namun, hukuman mati bisa diubah menjadi penjara seumur hidup jika tidak ada pelanggaran serius lainnya yang dilakukan.
Melakukan hubungan seksual dengan anak perempuan di bawah 14 tahun dianggap sebagai pemerkosaan, dengan konsekuensi hukuman mulai dari 10 tahun penjara hingga hukuman mati.
Zhou Guangquan, profesor hukum di Universitas Tsinghua, mengatakan kepada People's Court News pada bulan Januari bahwa hukuman tersebut menunjukkan sikap pengadilan yang tegas terhadap hukuman berat terkait kejahatan seksual dengan korban anak perempuan."Dan akan memaksimalkan efek pencegahan hukum pidana pada kejahatan khusus semacam itu," ujarnya.
Mengutip South China Morning Post, Kamis (6/6/2019), eksekusi mati terhadap Zhao Zhiyong, 49, dijalankan pada hari Selasa lalu. Eksekusi itu merupakan perkembangan terbaru dalam kaus skandal seks yang mengejutkan di wilayah tersebut.
Dalam tuduhan resmi, korban Zhao adalah 25 gadis di bawah umur. Namun, laporan media setempat menyebut korban lebih dari 30 gadis yang semuanya di bawah umur. Puluhan gadis itu berasal dari empat sekolah menengah di wilayah Weishi.
Sebuah pemberitahuan otoritas terkait menyatakan hukuman telah dilakukan terhadap mantan chairman Tianyuan Flour Products di wilayah Weishi. Eksekusi dilakukan di luar Pengadilan Rakyat Menengah Kaifeng.
Pengadilan menemukan bahwa Zhao telah mendapatkan akses terhadap para korbannya dengan memaksa seorang wanita bernama Li Na. Wanita itulah yang dipaksa untuk menemukan gadis-gadis muda untuknya pengusaha tersebut antara Juni 2015 hingga Januari 2017. Beberapa korban kemudian merekrut lebih banyak gadis untuk Zhao.
Kasus ini menjadi perhatian publik pada bulan April 2017 ketika sebuah briefing polisi yang memberikan rincian pelanggaran asusila, bocor secara online.
Rincian seputar kejahatan itu tetap tertutup sampai kantor berita pemerintah China, Xinhua, melaporkan pada bulan Desember bahwa Zhao telah diadili di Pengadilan Rakyat Menengah Kaifeng pada bulan Oktober dan telah dijatuhi hukuman mati.
Li juga menerima hukuman mati, namun ditangguhkan. Suaminya, Liu Hongyang—yang menyuruh gadis-gadis muda melakukan pelacuran dan memerkosa beberapa dari mereka—dijatuhi hukuman penjara 18 tahun. Pria lain, Zhou Hexin, yang juga berhubungan seks dengan beberapa gadis tersebut dihukum 12 tahun penjara.
Semua terdakwa kecuali Li mengajukan banding, tetapi banding mereka ditolak oleh Pengadilan Tinggi Rakyat Henan Desember lalu.
Lebih dari 40 kejahatan dalam hukum pidana China, termasuk pemerkosaan, dapat berujung pada hukuman mati. Namun, hukuman mati bisa diubah menjadi penjara seumur hidup jika tidak ada pelanggaran serius lainnya yang dilakukan.
Melakukan hubungan seksual dengan anak perempuan di bawah 14 tahun dianggap sebagai pemerkosaan, dengan konsekuensi hukuman mulai dari 10 tahun penjara hingga hukuman mati.
Zhou Guangquan, profesor hukum di Universitas Tsinghua, mengatakan kepada People's Court News pada bulan Januari bahwa hukuman tersebut menunjukkan sikap pengadilan yang tegas terhadap hukuman berat terkait kejahatan seksual dengan korban anak perempuan."Dan akan memaksimalkan efek pencegahan hukum pidana pada kejahatan khusus semacam itu," ujarnya.
(mas)