Penikaman Massal Anak-anak Sekolah, PM Jepang Murka

Selasa, 28 Mei 2019 - 14:49 WIB
Penikaman Massal Anak-anak...
Penikaman Massal Anak-anak Sekolah, PM Jepang Murka
A A A
TOKYO - Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, mengungkapkan kemarahannya yang kuat atas apa yang ia sebut sebagai serangan mengerikan, setelah seorang pria bersenjata pisau menikam dua orang hingga tewas termasuk seorang anak berusia 12 tahun.

"Ini adalah kasus yang sangat mengerikan. Saya merasakan kemarahan yang kuat. Saya menyampaikan belasungkawa sepenuh hati kepada para korban dan berharap yang terluka pulih dengan cepat," kata Abe, pernyataan resmi pertama sejak serangan itu seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (28/5/2019).

Seorang pria bersenjata pisau menyerang dan menewaskan seorang siswi berusia 12 tahun dan seorang lelaki sebelum menikam dirinya sendiri hingga tewas dalam sebuah serangan di luar Tokyo. Serangan itu juga menyebabkan lebih dari belasan orang terluka, termasuk beberapa anak-anak.

Media lokal melaporkan bahwa tersangka penyerang, seorang pria berusia 50-an, juga meninggal karena luka-lukanya setelah menusukkan pisau pada dirinya sendiri. Layanan darurat mengatakan setidaknya 16 orang lainnya terluka dalam serangan itu.

Menurut media setempat, saksi mata melihat seorang pria paruh baya menggenggam pisau di dekat halte tempat anak-anak sekolah menunggu bus, berteriak, "Aku akan membunuhmu."

Pertumpahan darah ini terjadi ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakhiri kunjungan kenegaraan ke Jepang. Ia pun menyempatkan diri untuk mengucapkan doa dan simpati kepada para korban ketika ia bertemu pasukan AS di luar Tokyo.

"Semua warga Amerika berdiri dengan rakyat Jepang dan berduka bagi para korban dan untuk keluarga mereka," kata Trump sambil berdiri di atas kapal militer Jepang.

Kejahatan kekerasan sangat jarang terjadi di Jepang, dan anak-anak sering bepergian ke dan dari sekolah sendirian. Tetapi ada beberapa serangan yang menyita perhatian.

Pada tahun 2018, seorang pria ditangkap di Jepang tengah setelah menikam satu orang hingga tewas dan melukai dua lainnya di atas kereta cepat. Serangan ini mendorong langkah-langkah keamanan baru pada layanan kereta api yang terkenal itu.

Dan pada tahun 2016, seorang pria menikam 19 orang hingga tewas di sebuah pusat disabilitas di selatan Tokyo dalam apa yang dia sebut sebagai misi untuk membersihkan dunia orang-orang dengan penyakit mental.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3601 seconds (0.1#10.140)