Partai Pembakar Alquran Akan Ikut Pemilu Denmark untuk Pertama Kali
A
A
A
COPENHAGEN - Starm Kurs, partai sayap kanan yang memperoleh publisitas melalui pembakaran Alquran dan seruan mendeportasi imigran Muslim akan mengikuti pemilu Denmark untuk pertama kalinya. Meski menjadi pendatang baru, partai tersebut diprediksi akan memperoleh kursi parlemen.
Sebuah survei Voxmeter baru-baru ini menunjukkan Starm Kurs memperoleh dukungan 2,4 persen. Menurut laporan Denmark Radio, ambang batas untuk memasuki parlemen Denmark adalah 2 persen, sehingga partai yang didirikan tahun 2017 oleh Rasmus Paludan itu diprediksi melenggang ke parlemen.
"Ini tentu saja menyenangkan. Saya tidak menerima begitu saja, tetapi kami mungkin memiliki dukungan yang lebih besar. Ada banyak sayap kanan yang tidak ingin mengatakan mereka memilih Stram Kurs," kata Paludan.
Dalam jajak pendapat pembaca baru-baru ini oleh koran Extra Bladet, Stram Kurs memperoleh dukungan 24 persen. Namun, hasil perolehan dukungan yang sensasional ini dikaitkan dengan "invasi troll" dari forum 4chan.
Jika partai sayap kanan Starm Kurs berhasil mendapatkan kursi seperti prediksi lembaga survei dan surat kabar, itu memicu pertanyaan terbuka apakah pihak lain siap untuk bekerja dengan partai pendatang baru yang narasinya sangat kontras dengan politisi mainstream Denmark.
Sekadar diketahui, Stram Kurs selama ini mengusulkan pelarangan Islam di Denmark. Partai itu juga mengusulkan pengusiran para pengungsi dan membatalkan kewarganegaraan Denmark untuk imigran non-Barat.
Sejauh ini, hanya Partai Rakyat Denmark (DF)—juga partai sayap kanan—yang menyatakan siap bekerja sama. DF merupakan partai terbesar kedua di Denmark.
"Jika mereka datang dengan ide-ide bagus, maka kami akan dengan senang hati membahas kerja sama dengan mereka. Kami pergi (kerja sama) untuk partai dan bukan orangnya," kata ketua DF, Peter Skaarup, kepada surat kabar Jyllands-Posten, seperti dikutip Sputnik, Jumat (10/5/2019).
Sebaliknya, Perdana Menteri Lars Løkke Rasmussen yang mengepalai Partai Venstre—partai liberal-konservatif—yang sebagian besar bergantung pada DF untuk membentuk koalisi mayoritas parlemen, dengan tegas mengesampingkan kerja sama dengan Stram Kurs.
"Saya tidak akan membangun pemerintahan berdasarkan dialog politik atau konsesi untuk partai itu. Itu tidak akan terjadi," kata Rasmussen.
Mitra koalisi Partai Venstre, Partai Konservatif dan Partai Aliansi Liberal, sama-sama mengungkapkan sentimen yang sama.
Pada Maret lalu, Partai Stram Kurs menjadi pemberitaan nasional dan internasional ketika dalam sebuah demonstrasi kebebasan berbicara, Paludan membakar salinan Alquran. Tindakannya itu memicu kerusuhan di distrik Norrebro yang padat imigran di Copenhagen pada 14 April.
Dalam debat politik baru-baru ini, Paludan memperingatkan bahwa warga Denmark menjadi minoritas di negara mereka sendiri, jika tren saat ini tetap ada.
Sebuah survei Voxmeter baru-baru ini menunjukkan Starm Kurs memperoleh dukungan 2,4 persen. Menurut laporan Denmark Radio, ambang batas untuk memasuki parlemen Denmark adalah 2 persen, sehingga partai yang didirikan tahun 2017 oleh Rasmus Paludan itu diprediksi melenggang ke parlemen.
"Ini tentu saja menyenangkan. Saya tidak menerima begitu saja, tetapi kami mungkin memiliki dukungan yang lebih besar. Ada banyak sayap kanan yang tidak ingin mengatakan mereka memilih Stram Kurs," kata Paludan.
Dalam jajak pendapat pembaca baru-baru ini oleh koran Extra Bladet, Stram Kurs memperoleh dukungan 24 persen. Namun, hasil perolehan dukungan yang sensasional ini dikaitkan dengan "invasi troll" dari forum 4chan.
Jika partai sayap kanan Starm Kurs berhasil mendapatkan kursi seperti prediksi lembaga survei dan surat kabar, itu memicu pertanyaan terbuka apakah pihak lain siap untuk bekerja dengan partai pendatang baru yang narasinya sangat kontras dengan politisi mainstream Denmark.
Sekadar diketahui, Stram Kurs selama ini mengusulkan pelarangan Islam di Denmark. Partai itu juga mengusulkan pengusiran para pengungsi dan membatalkan kewarganegaraan Denmark untuk imigran non-Barat.
Sejauh ini, hanya Partai Rakyat Denmark (DF)—juga partai sayap kanan—yang menyatakan siap bekerja sama. DF merupakan partai terbesar kedua di Denmark.
"Jika mereka datang dengan ide-ide bagus, maka kami akan dengan senang hati membahas kerja sama dengan mereka. Kami pergi (kerja sama) untuk partai dan bukan orangnya," kata ketua DF, Peter Skaarup, kepada surat kabar Jyllands-Posten, seperti dikutip Sputnik, Jumat (10/5/2019).
Sebaliknya, Perdana Menteri Lars Løkke Rasmussen yang mengepalai Partai Venstre—partai liberal-konservatif—yang sebagian besar bergantung pada DF untuk membentuk koalisi mayoritas parlemen, dengan tegas mengesampingkan kerja sama dengan Stram Kurs.
"Saya tidak akan membangun pemerintahan berdasarkan dialog politik atau konsesi untuk partai itu. Itu tidak akan terjadi," kata Rasmussen.
Mitra koalisi Partai Venstre, Partai Konservatif dan Partai Aliansi Liberal, sama-sama mengungkapkan sentimen yang sama.
Pada Maret lalu, Partai Stram Kurs menjadi pemberitaan nasional dan internasional ketika dalam sebuah demonstrasi kebebasan berbicara, Paludan membakar salinan Alquran. Tindakannya itu memicu kerusuhan di distrik Norrebro yang padat imigran di Copenhagen pada 14 April.
Dalam debat politik baru-baru ini, Paludan memperingatkan bahwa warga Denmark menjadi minoritas di negara mereka sendiri, jika tren saat ini tetap ada.
(mas)