Tentara Myanmar Tembak Mati Enam Orang di Rakhine

Jum'at, 03 Mei 2019 - 09:45 WIB
Tentara Myanmar Tembak...
Tentara Myanmar Tembak Mati Enam Orang di Rakhine
A A A
YANGON - Pasukan keamanan Myanmar menembak mati sedikitnya enam orang di negara bagian Rakhine barat setelah tentara dan polisi menahan ratusan orang di sebuah sekolah. Hal itu dikatakan oleh seorang juru bicara militer Myanmar.Zaw Min Tun mengatakan beberapa tahanan berusaha merebut senjata pada dini hari. Aksi ini memaksa pasukan keamanan menembak ke kerumunan massa.

"Kami memperingatkan mereka secara lisan. Lalu kami menembakkan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan kelompok itu tetapi mereka tidak bergerak, jadi tembakan dilepaskan," katanya seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (3/5/2019).
Brigadir Jenderal Zaw Min Tun dari tim informasi militer mengatakan para prajurit telah mengumpulkan sekitar 275 orang selama pencarian anggota pemberontak Angkatan Darat Arakan.

Ada berbagai laporan yang saling bertentangan tentang peristiwa-peristiwa menjelang penembakan yang terjadi pada Kamis kemarin, yang terjadi di daerah terlarang bagi wartawan dan sebagian besar lembaga bantuan.

Menurut Khim Maung Lat, anggota majelis tinggi parlemen negara itu, tentara melepaskan tembakan ketika bentrokan meletus dengan penduduk desa yang ditahan.

"Penduduk desa ditembak mati dan delapan lainnya luka-luka serius," katanya seperti dikutip Al Jazeera dari Anadolu Agency.

"Sebelum kecelakaan ini, empat warga sipil juga tewas dalam interogasi di desa-desa lain," ungkapnya.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan Palang Merah Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan mereka telah memindahkan tiga pasien yang terluka parah ke rumah sakit di Ibu Kota negara bagian Sittwe, serta dua warga sipil lainnya ke rumah sakit setempat.

"ICRC prihatin dengan meningkatnya jumlah korban sipil selama beberapa minggu terakhir, dan mendesak semua pihak dalam konflik untuk melindungi populasi sipil sesuai dengan Hukum Humaniter Internasional," kata Stephan Sakalian, kepala delegasi ICRC untuk Myanmar.

Rakhine menjadi perhatian global setelah sekitar 740 ribu Muslim Rohingya menyeberang ke Bangladesh, melarikan diri dari penumpasan militer dalam menanggapi serangan militan pada tahun 2017.

Penyelidik PBB telah menyerukan perwira militer senior Myanmar untuk dituntut atas tuduhan pembunuhan massal, pemerkosaan berkelompok dan pembakaran. Namun militer Myanmar membantah melakukan kesalahan yang luas.

Baru-baru ini, warga sipil terperangkap dalam bentrokan antara militer dan Tentara Arakan, sebuah kelompok yang merekrut populasi etnis Rakhine yang sebagian besar beragama Budha dan berjuang untuk otonomi yang lebih besar bagi negara.

Sejak November, pertempuran telah menyebabkan hampir 33.000 orang di sebagian besar Rakhine tengah dan utara serta sebagian negara bagian Chin yang berdekatan, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0962 seconds (0.1#10.140)