Miliki Kesamaan dengan Bangladesh, RI Ingin Tingkatkan Hubungan Dagang
A
A
A
DHAKA - Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Bangladesh Rina P. Soemarno mengajak Bangladesh untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonomi kedua negara. Menurutnya, hubungan kedua sektor tersebut belum seperti yang diharapkan meski kedua negara memiliki sejumlah kesamaan.
"Bangladesh dan Indonesia adalah dua negara besar di kawasan Asia, (perihal) populasi dan ekonomi keduanya, keduanya dengan situasi politik yang stabil dan ekonomi makro yang sehat serta tumbuh," katanya saat membuka forum IndonesiaFair 2019 di Dhaka, Kamis kemarin.
"Namun, perdagangan dan hubungan ekonomi kita, seperti yang ada sekarang, tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi itu. Kita bisa melakukan yang lebih baik," katanya lagi.
Belum maksimalnya hubungan kedua sektor itulah yang menjadi alasan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Dhaka menyelenggarakan lndonesiaFair. Expo ini merupakan yang kedua kalinya diselenggarakan KBRI Dhaka setelah acara serupa digelar April 2018 lalu. Bedanya, untuk tahun ini para pengusaha Indonesia terutama dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) didorong tak hanya pameran produk saja, tapi berani berinvestasi di negara Asia selatan tersebut.
"Kami berharap bahwa IndonesiaFair akan meningkatkan visibilitas Indonesia di Bangladesh dan berfungsi sebagai tempat berkumpul komunitas bisnis yang tertarik mempertemukan kedua belah pihak dan untuk saling menemukan, dan bagi publik umum publik untuk mengenal Indonesia lebih baik," ujarnya. ‘
Menteri Perdagangan Bangladesh Mofizul lslam tidak memungkiri hal tersebut. Dia menyinggung kesenjangan perdagangan (trade gap) kedua negara yang menjadi salah satu kendala dalam upaya meningkatan hubungan perdagangan dan ekonomi.
"Indonesia dan Bangladesh merupakan partner bisnis yang sangat baik. Namun, trade gap masih tinggi. Jadi, akan sangat bijak bagi kedua negara meminimalisasi trade gap tersebut," ujarnya.
Menteri Mofizul melanjutkan, Bangladesh adalah tempat yang bagus untuk berinvestasi. Dia mencontohkan pekerja tersedia dan sangat murah. Selain itu, fasilitas suplai listrik dan masyarakatnya sangat mendukung.
"Jadi saya meyakinkan Anda bahwa sangat bermanfaat untukk berinvestasi di negara kami. Indonesia juga negara dengan populasi yangg besar. Saya kira kedua negara bisa lebih mengeksplorasi market tersebut," katanya.
"Bangladesh dan Indonesia adalah dua negara besar di kawasan Asia, (perihal) populasi dan ekonomi keduanya, keduanya dengan situasi politik yang stabil dan ekonomi makro yang sehat serta tumbuh," katanya saat membuka forum IndonesiaFair 2019 di Dhaka, Kamis kemarin.
"Namun, perdagangan dan hubungan ekonomi kita, seperti yang ada sekarang, tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi itu. Kita bisa melakukan yang lebih baik," katanya lagi.
Belum maksimalnya hubungan kedua sektor itulah yang menjadi alasan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Dhaka menyelenggarakan lndonesiaFair. Expo ini merupakan yang kedua kalinya diselenggarakan KBRI Dhaka setelah acara serupa digelar April 2018 lalu. Bedanya, untuk tahun ini para pengusaha Indonesia terutama dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) didorong tak hanya pameran produk saja, tapi berani berinvestasi di negara Asia selatan tersebut.
"Kami berharap bahwa IndonesiaFair akan meningkatkan visibilitas Indonesia di Bangladesh dan berfungsi sebagai tempat berkumpul komunitas bisnis yang tertarik mempertemukan kedua belah pihak dan untuk saling menemukan, dan bagi publik umum publik untuk mengenal Indonesia lebih baik," ujarnya. ‘
Menteri Perdagangan Bangladesh Mofizul lslam tidak memungkiri hal tersebut. Dia menyinggung kesenjangan perdagangan (trade gap) kedua negara yang menjadi salah satu kendala dalam upaya meningkatan hubungan perdagangan dan ekonomi.
"Indonesia dan Bangladesh merupakan partner bisnis yang sangat baik. Namun, trade gap masih tinggi. Jadi, akan sangat bijak bagi kedua negara meminimalisasi trade gap tersebut," ujarnya.
Menteri Mofizul melanjutkan, Bangladesh adalah tempat yang bagus untuk berinvestasi. Dia mencontohkan pekerja tersedia dan sangat murah. Selain itu, fasilitas suplai listrik dan masyarakatnya sangat mendukung.
"Jadi saya meyakinkan Anda bahwa sangat bermanfaat untukk berinvestasi di negara kami. Indonesia juga negara dengan populasi yangg besar. Saya kira kedua negara bisa lebih mengeksplorasi market tersebut," katanya.
(mas)