Korea Utara Ingin Jaminan Keamanan untuk Denuklirisasi
A
A
A
VLADIVOSTOK - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan jaminan keamanan Amerika Serikat (AS) mungkin tidak cukup meyakinkan Korea Utara (Korut) menghentikan program nuklirnya. Pernyataan Putin itu muncul setelah pertemuan dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un.
Putin dan Kim menggelar perundingan sehari di Kota Vladivostok, Rusia, sekitar dua bulan setelah Kim bertemu Presiden AS Donald Trump di Hanoi, tapi tidak menghasilkan kesepakatan. Putin berupaya menggunakan pertemuannya dengan Kim untuk mendorong peran diplomasi Rusia sebagai pemain global.
Putin yakin semua jaminan AS mungkin perlu dukungan dari negara lain yang terlibat dalam perundingan enam pihak pada isu nuklir Korut. Itu artinya, perundingan selanjutnya melibatkan Rusia, China, Jepang, dan Korsel, serta AS dan Korut dalam bentuk lama yang telah dikesampingkan oleh upaya sepihak AS untuk membuat kesepakatan.
“Mereka (Korut) hanya membutuhkan jaminan tentang keamanan mereka. Itu saja. Semua kita bersama perlu berpikir tentang ini,” kata Putin setelah pertemuan pertamanya dengan Kim, dilansir Reuters.
“Saya sangat yakin jika kita mendapat situasi saat beberapa jenis jaminan keamanan diperlukan dari satu pihak, dalam kasus ini untuk Korut, itu tak akan mungkin didapat tanpa jaminan internasional. Sepertinya tidak memungkinkan kesepakatan apa pun antara dua negara akan cukup,” papar Putin.
Menurut Putin, jaminan semacam itu harus memiliki kekuatan hukum dan internasional, demi kedaulatan Korut. Pertemuan pertama antara Putin dan Kim terdiri atas perundingan langsung dengan didampingi sedikit ajudan, terjadi dua kali selama 50 menit sesuai jadwal. Putin menyebut Kim cukup terbuka dan banyak berpikir serta menarik.
Berjanji menjelaskan kepada pemimpin China dan AS tentang perundingan itu, Putin menyatakan, dirinya berpikir kesepakatan terkait program nuklir Korut mungkin dilakukan dan caranya adalah terus maju selangkah demi selangkah untuk membangun kepercayaan. “Situasi di semenanjung Korea merupakan isu yang dunia sangat tertarik,” kata Kim yang tiba di Vladivostok menggunakan keretanya.
Kim tidak berbicara pada media setelah pertemuan itu, tapi berjabat tangan dengan Putin sebelum naik limusin. Kedua pemimpin sebelumnya menghadiri makan malam bersama dan menonton sejumlah musik dan tarian tradisional yang ditampilkan para seniman Rusia. Beberapa lagu itu termasuk lagu klasik Rusia Black Eyes dan lagu Korea berjudul Great Commander.
Putin dan Kim menggelar perundingan sehari di Kota Vladivostok, Rusia, sekitar dua bulan setelah Kim bertemu Presiden AS Donald Trump di Hanoi, tapi tidak menghasilkan kesepakatan. Putin berupaya menggunakan pertemuannya dengan Kim untuk mendorong peran diplomasi Rusia sebagai pemain global.
Putin yakin semua jaminan AS mungkin perlu dukungan dari negara lain yang terlibat dalam perundingan enam pihak pada isu nuklir Korut. Itu artinya, perundingan selanjutnya melibatkan Rusia, China, Jepang, dan Korsel, serta AS dan Korut dalam bentuk lama yang telah dikesampingkan oleh upaya sepihak AS untuk membuat kesepakatan.
“Mereka (Korut) hanya membutuhkan jaminan tentang keamanan mereka. Itu saja. Semua kita bersama perlu berpikir tentang ini,” kata Putin setelah pertemuan pertamanya dengan Kim, dilansir Reuters.
“Saya sangat yakin jika kita mendapat situasi saat beberapa jenis jaminan keamanan diperlukan dari satu pihak, dalam kasus ini untuk Korut, itu tak akan mungkin didapat tanpa jaminan internasional. Sepertinya tidak memungkinkan kesepakatan apa pun antara dua negara akan cukup,” papar Putin.
Menurut Putin, jaminan semacam itu harus memiliki kekuatan hukum dan internasional, demi kedaulatan Korut. Pertemuan pertama antara Putin dan Kim terdiri atas perundingan langsung dengan didampingi sedikit ajudan, terjadi dua kali selama 50 menit sesuai jadwal. Putin menyebut Kim cukup terbuka dan banyak berpikir serta menarik.
Berjanji menjelaskan kepada pemimpin China dan AS tentang perundingan itu, Putin menyatakan, dirinya berpikir kesepakatan terkait program nuklir Korut mungkin dilakukan dan caranya adalah terus maju selangkah demi selangkah untuk membangun kepercayaan. “Situasi di semenanjung Korea merupakan isu yang dunia sangat tertarik,” kata Kim yang tiba di Vladivostok menggunakan keretanya.
Kim tidak berbicara pada media setelah pertemuan itu, tapi berjabat tangan dengan Putin sebelum naik limusin. Kedua pemimpin sebelumnya menghadiri makan malam bersama dan menonton sejumlah musik dan tarian tradisional yang ditampilkan para seniman Rusia. Beberapa lagu itu termasuk lagu klasik Rusia Black Eyes dan lagu Korea berjudul Great Commander.
(don)