Tangan Kanan Kim Jong-un Diangkat Jadi Presiden Korut
A
A
A
PYONGYANG - Choe Ryong Hae, tangan kanan dari pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut), Kim Jong-un dilaporkan diangkat sebagai Presiden Korut. Ryong Hae menggantikan Kim Yong Nam, yang sudah dua dekade menjabat sebagai Presiden Korut.
Pengangkatan Ryong Hae untuk menduduki jabatan yang memiliki nama resmi Presiden Praesidium Majelis Rakyat Tertinggi dilakukan saat sesi pertama Majelis Rakyat Tertinggi ke-14 yang diadakan kemarin.
Melansir Channel News Asia pada Jumat (12/4), Presiden Praesidium Majelis Rakyat Tertinggi biasanya mewakili Korut dalam sejumlah pertemuan internasional, termasuk pertemuan PBB dan pertemuan ASEAN.
Sosok Ryong Hae adalah salah satu pejabat tinggi Korut yang di sanksi oleh Amerika Serikat (AS), atas dugaan pelanggaran HAM.
Selain Ryong Hae, sejumlah pejabat Korut juga mendapat promosi, salah satunya adalah Menteri Luar Negeri Ri Yong Ho dan Wakil Menteri Luar Negeri Choe Son Hui. Keduanya dipromosikan menjadi badan pembuat keputusan utama di negara tersebut.
Negosiator nuklir Korut, Kim Yong Chol dan beberapa pejabat lainnya yang terlibat dalam pertemuan dengan AS di Hanoi pada Februari terpilih sebagai anggota Komisi Urusan Negara.
Pengangkatan Ryong Hae untuk menduduki jabatan yang memiliki nama resmi Presiden Praesidium Majelis Rakyat Tertinggi dilakukan saat sesi pertama Majelis Rakyat Tertinggi ke-14 yang diadakan kemarin.
Melansir Channel News Asia pada Jumat (12/4), Presiden Praesidium Majelis Rakyat Tertinggi biasanya mewakili Korut dalam sejumlah pertemuan internasional, termasuk pertemuan PBB dan pertemuan ASEAN.
Sosok Ryong Hae adalah salah satu pejabat tinggi Korut yang di sanksi oleh Amerika Serikat (AS), atas dugaan pelanggaran HAM.
Selain Ryong Hae, sejumlah pejabat Korut juga mendapat promosi, salah satunya adalah Menteri Luar Negeri Ri Yong Ho dan Wakil Menteri Luar Negeri Choe Son Hui. Keduanya dipromosikan menjadi badan pembuat keputusan utama di negara tersebut.
Negosiator nuklir Korut, Kim Yong Chol dan beberapa pejabat lainnya yang terlibat dalam pertemuan dengan AS di Hanoi pada Februari terpilih sebagai anggota Komisi Urusan Negara.
(esn)