Investigator Bingung Temukan Penyebab Jatuhnya F-35 Jepang
A
A
A
TOKYO - Para penyelidik masih belum menemukan penyebab jatuhnya salah satu dari pesawat tempur siluman F-35 Jepang di Samudera Pasifik. Mereka pun masih harus menghadapi tugas yang menakutkan untuk mengambil bagian-bagian jet yang sangat rahasia dari kedalaman laut.
Para penyelidik dari Angkatan Udara Jepang telah menemukan bagian-bagian kecil sayap F-35 mengambang di laut. Temuan puing-puing ini menunjukkan pesawat canggih itu menghantam air, tetapi tidak diketahui mengapa pesawat itu bisa hilang dari radar tanpa peringatan.
"Kami belum menemukan apa pun yang mengarah pada penyebabnya," kata seorang pejabat angkatan udara Jepang ketika pencarian berlanjut untuk pilot yang hilang seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/4/2019).
Angkatan Udara Jepang mengatakan 28 menit setelah lepas landas dengan tiga F-35 lainnya dari pangkalan udara Misawa di prefektur Aomori pada latihan terbang malam, jet itu lenyap dari radar militer sekitar pukul 7:27 malam, kata angkatan udara Jepang.
Menurut pejabat itu F-35 dilengkapi dengan transponder untuk mengetahui posisinya dan dapat dikonfigurasi untuk menerangi lingkup radar selama penerbangan latihan.
Saat kejadian, operator radar yang melacak jet menerima pesan pembatalan pelatihan dari pesawat yang hilang sebelum menghilang sekitar 135 km timur dari pangkalan. Tidak ada komunikasi dari pilot yang mengindikasikan adanya masalah dengan pesawat.
"Pesawat itu tidak melakukan latihan tingkat rendah, menyarankan pilot veteran dengan 3.200 jam terbang tetapi hanya 60 jam di F-35, seharusnya memiliki waktu untuk bereaksi terhadap keadaan darurat," kata pejabat angkatan udara itu.
Puing-puing pesawat tempur senilai 126 juta dolar itu berada pada kedalaman sekitar 1.500 meter, termasuk perekam data penerbangan yang akan menjelaskan apa yang terjadi di lepas pantai Jepang utara pada Rabu malam.
Militer Jepang mungkin harus menyewa perusahaan penyelamat laut dengan kapal selam yang mampu mengambilkan rongsokan pesawat dari air yang dalam. Sejumlah perusahaan menjadi kandidat termasuk dua perusahaan penyelamatan laut terbesar di Jepang.
Fukuda Salvage dan Marine Works berhasil mengangkat kapal perang yang rusak selama perang Rusia-Jepang, sementara Nippon Salvage berbagi akar korporatnya dengan Mitsubishi Heavy Industries, perusahaan yang mengumpulkan F-35 yang hilang.
"Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan operasi penyelamatan tergantung pada banyak faktor dan tidak mungkin untuk mengatakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat F-35," kata seorang pejabat Salvage Fukuda, seraya menambahkan bahwa akan dibutuhkan lebih dari beberapa hari .
Sementara seorang insinyur di Nippon Salvage mengatakan kondisi pesawat tempur bermesin tunggal, bagian dari skuadron 12 pesawat yang baru saja beroperasi, mungkin akan menjadi faktor terbesar dalam merencanakan operasi penyelamatan.
"(Kondisi) utuh bisa ditarik oleh crane, tetapi jika rusak maka kapal selam harus mengumpulkan fragmen," katanya.
"Pertanyaannya adalah apakah kamu ingin mengumpulkan semua bagian," imbuhnya.
Sebelum pengangkatan itu bisa dimulai, bagaimanapun, militer Jepang harus menemukan puing-puing peralatan militer AS yang sangat rahasia.
Para penyelidik dari Angkatan Udara Jepang telah menemukan bagian-bagian kecil sayap F-35 mengambang di laut. Temuan puing-puing ini menunjukkan pesawat canggih itu menghantam air, tetapi tidak diketahui mengapa pesawat itu bisa hilang dari radar tanpa peringatan.
"Kami belum menemukan apa pun yang mengarah pada penyebabnya," kata seorang pejabat angkatan udara Jepang ketika pencarian berlanjut untuk pilot yang hilang seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/4/2019).
Angkatan Udara Jepang mengatakan 28 menit setelah lepas landas dengan tiga F-35 lainnya dari pangkalan udara Misawa di prefektur Aomori pada latihan terbang malam, jet itu lenyap dari radar militer sekitar pukul 7:27 malam, kata angkatan udara Jepang.
Menurut pejabat itu F-35 dilengkapi dengan transponder untuk mengetahui posisinya dan dapat dikonfigurasi untuk menerangi lingkup radar selama penerbangan latihan.
Saat kejadian, operator radar yang melacak jet menerima pesan pembatalan pelatihan dari pesawat yang hilang sebelum menghilang sekitar 135 km timur dari pangkalan. Tidak ada komunikasi dari pilot yang mengindikasikan adanya masalah dengan pesawat.
"Pesawat itu tidak melakukan latihan tingkat rendah, menyarankan pilot veteran dengan 3.200 jam terbang tetapi hanya 60 jam di F-35, seharusnya memiliki waktu untuk bereaksi terhadap keadaan darurat," kata pejabat angkatan udara itu.
Puing-puing pesawat tempur senilai 126 juta dolar itu berada pada kedalaman sekitar 1.500 meter, termasuk perekam data penerbangan yang akan menjelaskan apa yang terjadi di lepas pantai Jepang utara pada Rabu malam.
Militer Jepang mungkin harus menyewa perusahaan penyelamat laut dengan kapal selam yang mampu mengambilkan rongsokan pesawat dari air yang dalam. Sejumlah perusahaan menjadi kandidat termasuk dua perusahaan penyelamatan laut terbesar di Jepang.
Fukuda Salvage dan Marine Works berhasil mengangkat kapal perang yang rusak selama perang Rusia-Jepang, sementara Nippon Salvage berbagi akar korporatnya dengan Mitsubishi Heavy Industries, perusahaan yang mengumpulkan F-35 yang hilang.
"Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan operasi penyelamatan tergantung pada banyak faktor dan tidak mungkin untuk mengatakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat F-35," kata seorang pejabat Salvage Fukuda, seraya menambahkan bahwa akan dibutuhkan lebih dari beberapa hari .
Sementara seorang insinyur di Nippon Salvage mengatakan kondisi pesawat tempur bermesin tunggal, bagian dari skuadron 12 pesawat yang baru saja beroperasi, mungkin akan menjadi faktor terbesar dalam merencanakan operasi penyelamatan.
"(Kondisi) utuh bisa ditarik oleh crane, tetapi jika rusak maka kapal selam harus mengumpulkan fragmen," katanya.
"Pertanyaannya adalah apakah kamu ingin mengumpulkan semua bagian," imbuhnya.
Sebelum pengangkatan itu bisa dimulai, bagaimanapun, militer Jepang harus menemukan puing-puing peralatan militer AS yang sangat rahasia.
(ian)