Ankara: Kunjungan Teroris Selandia Baru ke Turki Bukan untuk Wisata
A
A
A
ANKARA - Menteri Kehakiman Turki, bdulhamit Gul mengatakan bahwa kunjungan teroris Selandia Baru ke Turki bukanlah untuk tujuan wisata. Pelaku serangan teroris Selandia Baru berkunjung ke Turki sebanyak dua kali pada tahun 2016.
“Jelas bahwa kunjungan orang tersebut, yang melakukan serangan teroris di Selandia Baru, ke Turki berada di luar kunjungan wisata,” kata Gul dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (25/3).
Para pejabat Turki sebelumnya mengatakan bahwa mereka sedang mengevaluasi kemungkinan pelaku teroris Selandia Baru akan datang ke negara itu untuk melakukan operasi teror atau bunuh diri.
Sementara itu, sebelumnyaPerdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengumumkan bahwa Royal Commission resmi membuka penyelidikan atas serangan teroris di dua masjid kota Christchurch yang menewaskan 50 orang. Dia minta investigasi yang mencakup pada badan intelijen negara dilakukan sesingkat mungkin.
Royal Commission adalah sebuah badan penyelidikan publik formal di beberapa monarki, seperti Inggris Raya, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Arab Saudi.
Ardern mengatakan, Royal Commission akan fokus pada peristiwa yang mengarah ke serangan itu, pada badan intelijen negara dan meninjau apakah otoritas terkait telah memfokuskan sumber daya mereka dengan tepat.
"Satu pertanyaan yang perlu kami jawab adalah apakah kami bisa atau seharusnya tahu lebih banyak. Selandia Baru bukan negara pengintai dan telah menjadi arahan yang jelas dari anggota masyarakat, tetapi pertanyaan, tentu saja, perlu dijawab di sekitar apakah ini adalah kegiatan individu yang dapat atau seharusnya kita ketahui tentang hal tersebut. Dan (apakah) agen-agen itu sendiri menyambut pengawasan dan investigasi independen atas pertanyaan itu," papar Ardern.
Ardern mengakui Royal Commission akan memakan waktu lama dalam investigasi tersebut. Namun, dia mengatakan bahwa penyelidikan akan memiliki kerangka acuan yang ketat untuk membuatnya menjadi sesingkat mungkin.
“Jelas bahwa kunjungan orang tersebut, yang melakukan serangan teroris di Selandia Baru, ke Turki berada di luar kunjungan wisata,” kata Gul dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (25/3).
Para pejabat Turki sebelumnya mengatakan bahwa mereka sedang mengevaluasi kemungkinan pelaku teroris Selandia Baru akan datang ke negara itu untuk melakukan operasi teror atau bunuh diri.
Sementara itu, sebelumnyaPerdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengumumkan bahwa Royal Commission resmi membuka penyelidikan atas serangan teroris di dua masjid kota Christchurch yang menewaskan 50 orang. Dia minta investigasi yang mencakup pada badan intelijen negara dilakukan sesingkat mungkin.
Royal Commission adalah sebuah badan penyelidikan publik formal di beberapa monarki, seperti Inggris Raya, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Arab Saudi.
Ardern mengatakan, Royal Commission akan fokus pada peristiwa yang mengarah ke serangan itu, pada badan intelijen negara dan meninjau apakah otoritas terkait telah memfokuskan sumber daya mereka dengan tepat.
"Satu pertanyaan yang perlu kami jawab adalah apakah kami bisa atau seharusnya tahu lebih banyak. Selandia Baru bukan negara pengintai dan telah menjadi arahan yang jelas dari anggota masyarakat, tetapi pertanyaan, tentu saja, perlu dijawab di sekitar apakah ini adalah kegiatan individu yang dapat atau seharusnya kita ketahui tentang hal tersebut. Dan (apakah) agen-agen itu sendiri menyambut pengawasan dan investigasi independen atas pertanyaan itu," papar Ardern.
Ardern mengakui Royal Commission akan memakan waktu lama dalam investigasi tersebut. Namun, dia mengatakan bahwa penyelidikan akan memiliki kerangka acuan yang ketat untuk membuatnya menjadi sesingkat mungkin.
(esn)