Beda Sikap Soal Golan dan Crimea, AS Bantah Terapkan Standar Ganda

Minggu, 24 Maret 2019 - 14:35 WIB
Beda Sikap Soal Golan...
Beda Sikap Soal Golan dan Crimea, AS Bantah Terapkan Standar Ganda
A A A
BEIRUT - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, mnengatakan langkah Presiden Donald Trump di Dataran Tinggi Golan bukan standar ganda. Hal itu diungkapkannya ketika ditanya tentang sikap AS di wilayah Suriah yang secara resmi direbut Israel pada tahun 1981 dibandingkan dengan kebijakan AS tentang Rusia tentang pencaplokannya atas Crimea.

"Anda menjatuhkan sanksi pada Rusia karena mencaplok Crimea," kata Hiba Nasr dari Sky News kepada Pompeo di kedutaan AS di Beirut, Lebanon.

"Sekarang Anda akan mengakui kedaulatan - kedaulatan Israel atas wilayah ini. Bukankah ini kebijakan standar ganda?"

"Tidak, tidak sama sekali," kata Pompeo.

"Apa yang dilakukan presiden dengan Dataran Tinggi Golan adalah mengenali kenyataan di lapangan dan situasi keamanan yang diperlukan untuk melindungi negara Israel. Hanya itu - sesederhana itu," jelasnya seperti dikutip dari CBS News, Minggu (24/3/2019).

Pompeo membantah bahwa pencaplokan Israel atas Dataran Tinggi Golan melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Keputusan yang dibuat presiden akan meningkatkan peluang untuk ada stabilitas di seluruh kawasan," alasan Pompeo.

Presiden AS Donald Trump membuat pengumuman mengejutkan di Twitter minggu ini bahwa ia akan mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan.

"Setelah 52 tahun, saatnya bagi Amerika Serikat untuk sepenuhnya mengakui Kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, yang sangat penting bagi keamanan strategis dan keamanan bagi Negara Israel dan Stabilitas Regional!" tulis Trump di akun Twitternya.

Pencaplokan Israel atas wilayah itu tidak diakui secara internasional. Beberapa negara dan Uni Eropa telah menegaskan bahwa mereka tidak mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan sejak pengumuman Trump.

Sementara itu, AS mengecam keras pencaplokan Crimea di Ukraina oleh Rusia pada tahun 2014. AS bahkan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia sebagai tanggapan.

Pompeo juga mengatakan dalam wawancaranya bahwa kepemimpinan Lebanon mendukung posisi Amerika bahwa Libanon tidak boleh "menyerah" pada pengaruh Iran dan kelompok teroris Hizbullah. Hizbullah, yang didukung oleh Iran, memiliki pengaruh politik yang signifikan di Libanon.

Menteri Luar Negeri Libanon Gebran Bassil membantah bahwa Hizbullah adalah kelompok teroris pada hari Jumat, dan mengatakan menikmati basis populer yang luas, menurut Al Jazeera.

Meskipun demikian, Pompeo mengatakan dalam wawancaranya dengan Sky News bahwa "salah" dan "keliru" mengatakan bahwa kepemimpinan Lebanon tidak setuju dengan dia tentang Hizbullah.

"Mereka mengerti - Presiden (Michel) Aoun, menteri luar negeri - mereka berdua memahami perlunya kebebasan, demokrasi, kemerdekaan, kedaulatan Lebanon," ujar Pompeo.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5291 seconds (0.1#10.140)