Pasukan Afghanistan Habisi 60 Lebih Militan Taliban dalam 24 Jam
A
A
A
KABUL - Lebih dari 60 gerilyawan Taliban di Afghanistan tewas dalam operasi khusus dan serangan udara yang dilakukan oleh pasukan Afghanistan yang didukung Amerika Serikat (AS) di seluruh wilayah negara itu selama 24 jam terakhir. Demikian laporan media lokal mengutip sumber-sumber militer.
Menurut Kantor Berita Pers Khaama, operasi dilakukan di provinsi Lagar, Wardak, Helmand, Uruzgan dan Paktika.
"Selama operasi, pasukan Afghanistan juga menghancurkan satu menara radio Taliban dan dua alat peledak improvisasi," tulis kantor berita itu yang dikutip Sputnik, Minggu (10/3/2019).
Afghanistan mengalami situasi keamanan yang tidak stabil setelah invasi AS pada tahun 2001 dan perang berkelanjutan selama 17 tahun terakhir. Pemerintah yang didukung AS di Kabul telah memerangi Taliban yang semakin mengakar, bahkan ketika kelompok teroris ISIS telah beroperasi di Afghanistan sejak 2015.
Sebelumnya, Taliban telah terlibat pembicaraan yang intens dengan AS guna mengakhiri perang terlama yang pernah dialami oleh negara adidaya itu. Namun, pembicaraan damai itu mengalami jalan buntu.
Tim perunding Taliban dan delegasi AS, yang melanjutkan pembicaraan mereka di Doha, Qatar, belum mencapai kesepakatan bersama atau menyepakati dokumen bersama. Putaran baru perundingan AS-Taliban dimulai di Doha pada 25 Februari.
Menurut Kantor Berita Pers Khaama, operasi dilakukan di provinsi Lagar, Wardak, Helmand, Uruzgan dan Paktika.
"Selama operasi, pasukan Afghanistan juga menghancurkan satu menara radio Taliban dan dua alat peledak improvisasi," tulis kantor berita itu yang dikutip Sputnik, Minggu (10/3/2019).
Afghanistan mengalami situasi keamanan yang tidak stabil setelah invasi AS pada tahun 2001 dan perang berkelanjutan selama 17 tahun terakhir. Pemerintah yang didukung AS di Kabul telah memerangi Taliban yang semakin mengakar, bahkan ketika kelompok teroris ISIS telah beroperasi di Afghanistan sejak 2015.
Sebelumnya, Taliban telah terlibat pembicaraan yang intens dengan AS guna mengakhiri perang terlama yang pernah dialami oleh negara adidaya itu. Namun, pembicaraan damai itu mengalami jalan buntu.
Tim perunding Taliban dan delegasi AS, yang melanjutkan pembicaraan mereka di Doha, Qatar, belum mencapai kesepakatan bersama atau menyepakati dokumen bersama. Putaran baru perundingan AS-Taliban dimulai di Doha pada 25 Februari.
(ian)