Jepang Izinkan Sel Manusia Ditanam pada Hewan
A
A
A
TOKYO - Pemerintah Jepang telah memberikan lampu hijau untuk proses penelitian kontroversial yang melibatkan penanaman sel manusia pada hewan. Proses ini dapat membantu menumbuhkan organ manusia untuk transplantasi di dalam inang hewan.
Izin penelitian seperti itu dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Sains dengan merevisi keputusan sebelumnya. Seorang pejabat kementerian itu kepada AFP, Selasa (5/3/2019), mengatakan bahwa keputusan terbaru telah membolehkan para peneliti Jepang untuk mengajukan permohonan guna melakukan studi menggunakan teknik tersebut.
Proses itu melibatkan penanaman sel batang pluripoten (iPS) manusia pada hewan embrionik, yang kemungkinan pertama adalah babi. Idenya adalah agar sel-sel iPS tumbuh menjadi organ manusia yang dapat ditransplantasikan di dalam embrio hewan.
Jepang sebelumnya meminta para peneliti untuk menghentikan penanaman sel manusia pada embrio hewan."Karena masalah etika terkait garis samar antara manusia dan hewan," kata pejabat kementerian itu yang tak disebutkan namanya.
Peraturan lama itu juga mencegah para peneliti untuk memasukkan embrio ke dalam rahim hewan untuk memungkinkannya berkembang.
Namun kementerian telah menghilangkan kedua batasan tersebut. "Karena kami telah menyimpulkan bahwa secara teknis tidak ada risiko menghasilkan organisme baru yang mencampur unsur manusia dan hewan di bawah penelitian," imbuh pejabat kementerian itu.
Para peneliti sekarang, misalnya, diizinkan untuk membuat embrio hewan dengan pankreas manusia dan mentransplantasikannya ke dalam rahim babi, yang secara teori dapat menghasilkan kelahiran bayi babi dengan pankreas manusia.
Dalam praktiknya, di mana penelitian serupa telah dilakukan di tempat lain, embrio telah dihentikan sebelum dilahirkan. Hal itu untuk menghindari masalah moral yang kerap dipersoalkan, yakni menciptakan makhluk yang mengandung sel manusia dan hewan.
Penelitian yang melibatkan hibrida yang kadang-kadang disebut "chimera"—monster dalam mitologi Yunani dengan kepala singa, tubuh kambing, dan ekor naga—telah menjadi kontroversial di tempat lain.
Pertanyaan etis telah diajukan tentang status hewan yang mengandung sel manusia, dan apakah sel iPS manusia yang ditanamkan pada hewan dapat berkembang menjadi materi otak atau organ reproduksi.
Tetapi kekurangan organ manusia yang dapat ditransplantasikan berarti para peneliti di seluruh dunia berlomba untuk membuat embrio campuran manusia-hewan.
Izin penelitian seperti itu dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Sains dengan merevisi keputusan sebelumnya. Seorang pejabat kementerian itu kepada AFP, Selasa (5/3/2019), mengatakan bahwa keputusan terbaru telah membolehkan para peneliti Jepang untuk mengajukan permohonan guna melakukan studi menggunakan teknik tersebut.
Proses itu melibatkan penanaman sel batang pluripoten (iPS) manusia pada hewan embrionik, yang kemungkinan pertama adalah babi. Idenya adalah agar sel-sel iPS tumbuh menjadi organ manusia yang dapat ditransplantasikan di dalam embrio hewan.
Jepang sebelumnya meminta para peneliti untuk menghentikan penanaman sel manusia pada embrio hewan."Karena masalah etika terkait garis samar antara manusia dan hewan," kata pejabat kementerian itu yang tak disebutkan namanya.
Peraturan lama itu juga mencegah para peneliti untuk memasukkan embrio ke dalam rahim hewan untuk memungkinkannya berkembang.
Namun kementerian telah menghilangkan kedua batasan tersebut. "Karena kami telah menyimpulkan bahwa secara teknis tidak ada risiko menghasilkan organisme baru yang mencampur unsur manusia dan hewan di bawah penelitian," imbuh pejabat kementerian itu.
Para peneliti sekarang, misalnya, diizinkan untuk membuat embrio hewan dengan pankreas manusia dan mentransplantasikannya ke dalam rahim babi, yang secara teori dapat menghasilkan kelahiran bayi babi dengan pankreas manusia.
Dalam praktiknya, di mana penelitian serupa telah dilakukan di tempat lain, embrio telah dihentikan sebelum dilahirkan. Hal itu untuk menghindari masalah moral yang kerap dipersoalkan, yakni menciptakan makhluk yang mengandung sel manusia dan hewan.
Penelitian yang melibatkan hibrida yang kadang-kadang disebut "chimera"—monster dalam mitologi Yunani dengan kepala singa, tubuh kambing, dan ekor naga—telah menjadi kontroversial di tempat lain.
Pertanyaan etis telah diajukan tentang status hewan yang mengandung sel manusia, dan apakah sel iPS manusia yang ditanamkan pada hewan dapat berkembang menjadi materi otak atau organ reproduksi.
Tetapi kekurangan organ manusia yang dapat ditransplantasikan berarti para peneliti di seluruh dunia berlomba untuk membuat embrio campuran manusia-hewan.
(mas)