Diancam Dihabisi ISIS, Shamima Begum Kabur dari Kamp Pengungsi Suriah
A
A
A
DAMASKUS - Remaja pengantin ISIS asal Inggris, Shamima Begum, melarikan diri dari kamp pengungsi di Suriah setelah dia diancam akan dihabisi kelompok ISIS atau Daesh. Remaja 19 tahun itu dituduh mempermalukan tujuan Daesh sehingga membuat kelompok yang dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi itu marah.
Shamima Begum telah kehilangan status kewarganegaraan Inggris setelah pemerintah di London mencabut kewarganegaraannya.
Ancaman pembunuhan membuat remaja belasan tahun itu ketakutan. Dia dan bayinya meninggalkan kamp pengungsi di Suriah ke sebuah "pangkalan kotor" di negara Bashar al-Assad tersebut.
Kelompok Daesh yang bersumpah akan membunuh Shamima Begum telah memasang harga untuk kepala remaja perempuan itu. Para istri militan Daesh lainnya percaya bahwa Shamima Begum sudah mempermalukan perjuangan Daesh dengan mengeluh tentang nasibnya.
Remaja itu sebelumnya melayani serangkaian wawancara dengan wartawan, di mana dia mengeluh tentang perawatannya dari kamp Al-Hol di Suriah utara.
Tetapi dia sekarang gemetaran ketakutan karena ada ancaman pembunuhan. Dia melarikan diri ke sebuah pangkalan yang dijadikan kamp pengungsi Al-Roj, dekat perbatasan Irak.
Dia telah membawa bayinya yang berumur seminggu, Jerah. Nama bayi itu diambil dari nama panglima perang Islam abad 7.
Seorang sumber mengatakan kepada The Sun; “Shamima diancam langsung di kamp."
“Dia hidup dalam ketakutan akan hidupnya. Ada hadiah di kepalanya. Dia merasa tidak punya pilihan selain memindahkannya dan anaknya untuk memiliki kesempatan bertahan hidup," kata sumber tersebut, yang dilansir Jumat (1/3/2019).
“Shamima telah menjadi semacam selebritas dan terus-menerus melihat dari balik bahunya, takut akan pembalasan brutal karena berani berbicara tentang hidup dengan ISIS. Dia dalam kesengsaraan, tetapi hanya dirinya yang harus disalahkan."
Pekan lalu, Shamima Begum membual tentang dirinya yang diberi tenda mewah di pusat pengungsi sementara di Suriah. Alasannya, karena dia "terkenal".
Tapi dia mengecewakan kelompok garis keras yang mencemoohnya karena tampil di televisi tanpa menutupi wajahnya sesuai dengan hukum Islam yang ekstrem.
Remaja itu tidak menunjukkan penyesalan meski telah meninggalkan London Timur pada usia 15 tahun untuk bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah.
Sang ayah, Ahmed Ali, 60, mengecamnya karena tidak menyalahkan apa yang telah dilakukan ISIS. Ayahnya mengaku berada di pihak pemerintah yang melarang Shamima Begum masuk kembali ke Inggris.
"Saya tahu mereka (Pemerintah Inggris) tidak ingin membawanya kembali, dan dalam hal ini saya tidak punya masalah," katanya.
"Saya tahu dia terjebak di sana, tapi itu karena dia telah melakukan tindakan yang membuatnya terjebak seperti itu," ujarnya.
"Saya tidak bisa mengatakan apakah itu benar atau salah, tetapi jika hukum negara mengatakan bahwa itu benar untuk membatalkan kewarganegaraannya, maka saya setuju," imbuh Ahmed Ali.
Tetapi, Shamima Begum menikah dengan militan ISIS asal Belanda yang dipenjara, Yago Riedijk, 23, menegaskan dia telah "didiskriminasi" oleh otoritas Inggris.
Dia mengakui bahwa dia tidak pernah berencana untuk kembali ke Inggris ketika dia melakukan perjalanan ke Suriah dengan dua teman sekolahnya pada bulan Februari 2015.
Namun, dia kini memohon untuk bisa diterima kembali di Inggris. "Saya merasa seperti telah didiskriminasi karena semua orang mengatakan saya adalah seorang gadis poster untuk ISIS," ujarnya.
"Saya dijadikan contoh. Saya dihukum sekarang karena saya terkenal," lanjut dia. "ISIS mengambil paspor saya, tetapi saya berpikir sendiri ‘apa yang akan saya lakukan dengan itu? Saya benar-benar tidak ada gunanya'."
Pemerintah menegaskan adalah legal untuk mencabut kewarganegaraan Inggris-nya karena dia memenuhi syarat untuk menjadi warga negara Bangladesh, meskipun Bangladesh mengatakan tidak akan menerimanya.
Keputusan pencabutan kewarganegaraan Shamima Begum oleh Menteri Dalam Negeri Sajid Javid telah dikritik kubu oposisi. Menurut kubu oposisi, remaja itu harus dibawa kembali ke London dan diadili.
Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn memicu cemoohan dengan berargumen bahwa Shamima Begum harus disambut kembali ke Inggris. Dia percaya bahwa remaja itu bisa dideradikalisasi.
Pengacara Shamima Begum Tasnime Akunjee mengatakan kepada The Sun; "Saya dapat mengonfirmasi bahwa kami memahami bahwa Shamima telah dipindahkan dari Al-Hol karena masalah keamanan di sekitar dia dan bayinya."
"Kami semakin memahami bahwa memang dia dan anaknya telah diancam oleh orang lain di kamp Al-Hol," ujarnya.
Shamima Begum telah kehilangan status kewarganegaraan Inggris setelah pemerintah di London mencabut kewarganegaraannya.
Ancaman pembunuhan membuat remaja belasan tahun itu ketakutan. Dia dan bayinya meninggalkan kamp pengungsi di Suriah ke sebuah "pangkalan kotor" di negara Bashar al-Assad tersebut.
Kelompok Daesh yang bersumpah akan membunuh Shamima Begum telah memasang harga untuk kepala remaja perempuan itu. Para istri militan Daesh lainnya percaya bahwa Shamima Begum sudah mempermalukan perjuangan Daesh dengan mengeluh tentang nasibnya.
Remaja itu sebelumnya melayani serangkaian wawancara dengan wartawan, di mana dia mengeluh tentang perawatannya dari kamp Al-Hol di Suriah utara.
Tetapi dia sekarang gemetaran ketakutan karena ada ancaman pembunuhan. Dia melarikan diri ke sebuah pangkalan yang dijadikan kamp pengungsi Al-Roj, dekat perbatasan Irak.
Dia telah membawa bayinya yang berumur seminggu, Jerah. Nama bayi itu diambil dari nama panglima perang Islam abad 7.
Seorang sumber mengatakan kepada The Sun; “Shamima diancam langsung di kamp."
“Dia hidup dalam ketakutan akan hidupnya. Ada hadiah di kepalanya. Dia merasa tidak punya pilihan selain memindahkannya dan anaknya untuk memiliki kesempatan bertahan hidup," kata sumber tersebut, yang dilansir Jumat (1/3/2019).
“Shamima telah menjadi semacam selebritas dan terus-menerus melihat dari balik bahunya, takut akan pembalasan brutal karena berani berbicara tentang hidup dengan ISIS. Dia dalam kesengsaraan, tetapi hanya dirinya yang harus disalahkan."
Pekan lalu, Shamima Begum membual tentang dirinya yang diberi tenda mewah di pusat pengungsi sementara di Suriah. Alasannya, karena dia "terkenal".
Tapi dia mengecewakan kelompok garis keras yang mencemoohnya karena tampil di televisi tanpa menutupi wajahnya sesuai dengan hukum Islam yang ekstrem.
Remaja itu tidak menunjukkan penyesalan meski telah meninggalkan London Timur pada usia 15 tahun untuk bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah.
Sang ayah, Ahmed Ali, 60, mengecamnya karena tidak menyalahkan apa yang telah dilakukan ISIS. Ayahnya mengaku berada di pihak pemerintah yang melarang Shamima Begum masuk kembali ke Inggris.
"Saya tahu mereka (Pemerintah Inggris) tidak ingin membawanya kembali, dan dalam hal ini saya tidak punya masalah," katanya.
"Saya tahu dia terjebak di sana, tapi itu karena dia telah melakukan tindakan yang membuatnya terjebak seperti itu," ujarnya.
"Saya tidak bisa mengatakan apakah itu benar atau salah, tetapi jika hukum negara mengatakan bahwa itu benar untuk membatalkan kewarganegaraannya, maka saya setuju," imbuh Ahmed Ali.
Tetapi, Shamima Begum menikah dengan militan ISIS asal Belanda yang dipenjara, Yago Riedijk, 23, menegaskan dia telah "didiskriminasi" oleh otoritas Inggris.
Dia mengakui bahwa dia tidak pernah berencana untuk kembali ke Inggris ketika dia melakukan perjalanan ke Suriah dengan dua teman sekolahnya pada bulan Februari 2015.
Namun, dia kini memohon untuk bisa diterima kembali di Inggris. "Saya merasa seperti telah didiskriminasi karena semua orang mengatakan saya adalah seorang gadis poster untuk ISIS," ujarnya.
"Saya dijadikan contoh. Saya dihukum sekarang karena saya terkenal," lanjut dia. "ISIS mengambil paspor saya, tetapi saya berpikir sendiri ‘apa yang akan saya lakukan dengan itu? Saya benar-benar tidak ada gunanya'."
Pemerintah menegaskan adalah legal untuk mencabut kewarganegaraan Inggris-nya karena dia memenuhi syarat untuk menjadi warga negara Bangladesh, meskipun Bangladesh mengatakan tidak akan menerimanya.
Keputusan pencabutan kewarganegaraan Shamima Begum oleh Menteri Dalam Negeri Sajid Javid telah dikritik kubu oposisi. Menurut kubu oposisi, remaja itu harus dibawa kembali ke London dan diadili.
Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn memicu cemoohan dengan berargumen bahwa Shamima Begum harus disambut kembali ke Inggris. Dia percaya bahwa remaja itu bisa dideradikalisasi.
Pengacara Shamima Begum Tasnime Akunjee mengatakan kepada The Sun; "Saya dapat mengonfirmasi bahwa kami memahami bahwa Shamima telah dipindahkan dari Al-Hol karena masalah keamanan di sekitar dia dan bayinya."
"Kami semakin memahami bahwa memang dia dan anaknya telah diancam oleh orang lain di kamp Al-Hol," ujarnya.
(mas)