Di Tengah Ketegangan, Dua Kapal Perang AS Lintasi Selat Taiwan
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat mengirim dua kapal Angkatan Laut mereka melewati Selat Taiwan, Senin (25/2). Dua kapal perang ini tetap melintasi selat Taiwan, meski sebelumnya China sudah menyatakan sikap menentang atas meningkatknya frekuensi pergerakan kapal perang AS di wilayah tersebut.
"Transit kapal-kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Armada Pasifik AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Channel News Asia. Kedua kapal perang itu diidentifikasi sebagai kapal perusak USS Stethem dan kapal kargo dan amunisi Angkatan Laut Cesar Chavez.
Pelayaran dua kapal perang AS di selat selebar 180 kilometer yang memisahkan Taiwan dan China itu dinilai bisa meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut. Bagi Taiwan sendiri, pergerakan kapal perang AS ini adalah tanda dukungan dari pemerintahan AS di bawah pimpinan Presiden Donald Trump di tengah meningkatnya pertikaian antara Taipei dan Beijing.
Pergerakan dua kapal perang ini juga terjadi di saat Trump mengaku kalau AS dan China sudah berada dalam kondisi "sangat, sangat dekat" dengan kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung berbulan-bulan. Perang dagang ini sendiri telah memperlambat pertumbuhan global dan mengganggu pasar internasional.
Washington tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan, tetapi terikat oleh hukum untuk membantu mempertahankan negara kepulauan itu dan merupakan salah satu pasar utama penjualan senjata AS. Pentagon mengatakan, Washington telah menjual senjata ke Taiwan senilai lebih dari USD 15 miliar sejak 2010.
Sementara China sendiri telah meningkatkan tekanan untuk menegaskan kedaulatannya atas Taiwan, yang dianggap oleh Beijing sebagai provinsi yang memisahkan diri. China telah berulang kali mengirim pesawat dan kapal militer untuk mengelilingi wilayah Taiwan. China juga berupaya keras untuk mengisolasi Taiwan secara internasional dan berusaha mengurangi jumlah sekutu diplomatik Taiwan.
"Transit kapal-kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Armada Pasifik AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Channel News Asia. Kedua kapal perang itu diidentifikasi sebagai kapal perusak USS Stethem dan kapal kargo dan amunisi Angkatan Laut Cesar Chavez.
Pelayaran dua kapal perang AS di selat selebar 180 kilometer yang memisahkan Taiwan dan China itu dinilai bisa meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut. Bagi Taiwan sendiri, pergerakan kapal perang AS ini adalah tanda dukungan dari pemerintahan AS di bawah pimpinan Presiden Donald Trump di tengah meningkatnya pertikaian antara Taipei dan Beijing.
Pergerakan dua kapal perang ini juga terjadi di saat Trump mengaku kalau AS dan China sudah berada dalam kondisi "sangat, sangat dekat" dengan kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung berbulan-bulan. Perang dagang ini sendiri telah memperlambat pertumbuhan global dan mengganggu pasar internasional.
Washington tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan, tetapi terikat oleh hukum untuk membantu mempertahankan negara kepulauan itu dan merupakan salah satu pasar utama penjualan senjata AS. Pentagon mengatakan, Washington telah menjual senjata ke Taiwan senilai lebih dari USD 15 miliar sejak 2010.
Sementara China sendiri telah meningkatkan tekanan untuk menegaskan kedaulatannya atas Taiwan, yang dianggap oleh Beijing sebagai provinsi yang memisahkan diri. China telah berulang kali mengirim pesawat dan kapal militer untuk mengelilingi wilayah Taiwan. China juga berupaya keras untuk mengisolasi Taiwan secara internasional dan berusaha mengurangi jumlah sekutu diplomatik Taiwan.
(esn)