Picu Keracunan Massal, Gerai KFC di Mongolia Terancam Ditutup
A
A
A
ULAN BATOR - Gerai raksasa makanan cepat saji asal Amerika Serikat (AS), Kentucky Fried Chicken (KFC), di Mongolia terancam ditutup sementara. Hal itu dilakukan untuk memudahkan penyelidikan setelah 247 orang melaporkan gejala keracunan, seperti diare dan muntah-muntah setelah mengunjungi salah satu restorannya.
Menurut Badan Inspeksi Profesional Metropolitan insiden itu terjadi di salah satu gerai makanan cepat saji itu di Ulan Bator pekan lalu karena pasokan air yang terkontaminasi.
"Kami akan melakukan inspeksi untuk cabang-cabang KFC lainnya mulai 18-21 Februari dan menangguhkan operasi mereka ketika kami melakukan inspeksi," kata pejabat itu, seperti dikutip Russia Today dari Reuters, Rabu (20/2/2019).
Badan tersebut sebelumnya memperingatkan bahwa pihaknya telah menyerukan penutupan semua restoran lokal KFC. Dimiliki oleh Kentucky-based Yum! Brands, KFC memiliki 11 gerai di Mongolia, semuanya berlokasi di Ibu Kota negara itu, menurut situs web perusahaan.
Semua gerai, terlepas di mana insiden itu terjadi, saat ini terbuka untuk bisnis, menurut general manager KFC Mongolia, Ganbat Danzanbaatar.
Restoran perusahaan di Mongolia dioperasikan oleh konglomerat lokal Tavan Bogd Group melalui kerja sama waralaba. Perusahaan meminta maaf atas kejadian tersebut, mengatakan hal itu terjadi karena lemahnya kualitas pemeriksaan internal dan penerapan standar serta peraturan harian yang buruk.
KFC Global mengatakan bahwa cabang lokalnya di Mongolia bekerja sama erat dengan penyelidikan pemerintah dan menyerahkan semua rekomendasi dalam menangani insiden tersebut.
"Kami sangat menyesalkan dampak negatif yang diderita banyak orang, terutama bagi tamu-tamu kami di restoran Zaisan, dan kami berupaya mendukung anggota tim dan pelanggan kami selama masa sulit ini," kata juru bicara KFC Global.
Menurut Badan Inspeksi Profesional Metropolitan insiden itu terjadi di salah satu gerai makanan cepat saji itu di Ulan Bator pekan lalu karena pasokan air yang terkontaminasi.
"Kami akan melakukan inspeksi untuk cabang-cabang KFC lainnya mulai 18-21 Februari dan menangguhkan operasi mereka ketika kami melakukan inspeksi," kata pejabat itu, seperti dikutip Russia Today dari Reuters, Rabu (20/2/2019).
Badan tersebut sebelumnya memperingatkan bahwa pihaknya telah menyerukan penutupan semua restoran lokal KFC. Dimiliki oleh Kentucky-based Yum! Brands, KFC memiliki 11 gerai di Mongolia, semuanya berlokasi di Ibu Kota negara itu, menurut situs web perusahaan.
Semua gerai, terlepas di mana insiden itu terjadi, saat ini terbuka untuk bisnis, menurut general manager KFC Mongolia, Ganbat Danzanbaatar.
Restoran perusahaan di Mongolia dioperasikan oleh konglomerat lokal Tavan Bogd Group melalui kerja sama waralaba. Perusahaan meminta maaf atas kejadian tersebut, mengatakan hal itu terjadi karena lemahnya kualitas pemeriksaan internal dan penerapan standar serta peraturan harian yang buruk.
KFC Global mengatakan bahwa cabang lokalnya di Mongolia bekerja sama erat dengan penyelidikan pemerintah dan menyerahkan semua rekomendasi dalam menangani insiden tersebut.
"Kami sangat menyesalkan dampak negatif yang diderita banyak orang, terutama bagi tamu-tamu kami di restoran Zaisan, dan kami berupaya mendukung anggota tim dan pelanggan kami selama masa sulit ini," kata juru bicara KFC Global.
(ian)