Taliban Tolak Tawaran Kabul Buka Kantor di Afghanistan
A
A
A
KABUL - Taliban dilaporkan telah menolak tawaran yang disampaikan oleh Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani bagi kelompok itu untuk membuka kantor di dalam negeri. Taliban lebih memilih untuk berkantor di Doha, Qatar.
Ghani telah menyatakan kekhawatirannya pada Taliban yang menolak Kabul dilibatkan dalam perundingan dengan Amerika Serikat (AS), serta perundingan Moskow dan mengulangi tawaran-tawaran sebelumnya untuk memberikan kelompok itu sebuah kantor yang aman untuk membantu setiap diplomasi di masa depan antara kedua pihak.
"Jika Taliban menginginkan kantor, saya akan memberikannya kepada mereka di Kabul, Nangarhar atau Kandahar, besok. Kami akan membawa perdamaian abadi dan terhormat ke negara itu," kata Ghani saat mengunjungi provinsi Nangarhar, yang merupakan wilayah yang menjadi basis Taliban.
Juru bicara Taliban, Sohail Shahin kemudian mengatakan bahwa fokusnya adalah pengakuan internasional atas kantor mereka yang ada di Doha. Dia lalu menyebut, tawaran Ghani adalah upaya untuk merusak pembicaraan damai.
"Tuntutan kami tentang memiliki kantor politik resmi sudah jelas, kami ingin agar kantor kami di Doha diakui oleh masyarakat internasional dan PBB. Dengan ini, Ghani berusaha mengubah topik pembicaraan dan merusak upaya perdamaian yang sedang berlangsung," ungkap Shahin, seperti dilansir Reuters pada Minggu (10/2).
Ghani telah menyatakan kekhawatirannya pada Taliban yang menolak Kabul dilibatkan dalam perundingan dengan Amerika Serikat (AS), serta perundingan Moskow dan mengulangi tawaran-tawaran sebelumnya untuk memberikan kelompok itu sebuah kantor yang aman untuk membantu setiap diplomasi di masa depan antara kedua pihak.
"Jika Taliban menginginkan kantor, saya akan memberikannya kepada mereka di Kabul, Nangarhar atau Kandahar, besok. Kami akan membawa perdamaian abadi dan terhormat ke negara itu," kata Ghani saat mengunjungi provinsi Nangarhar, yang merupakan wilayah yang menjadi basis Taliban.
Juru bicara Taliban, Sohail Shahin kemudian mengatakan bahwa fokusnya adalah pengakuan internasional atas kantor mereka yang ada di Doha. Dia lalu menyebut, tawaran Ghani adalah upaya untuk merusak pembicaraan damai.
"Tuntutan kami tentang memiliki kantor politik resmi sudah jelas, kami ingin agar kantor kami di Doha diakui oleh masyarakat internasional dan PBB. Dengan ini, Ghani berusaha mengubah topik pembicaraan dan merusak upaya perdamaian yang sedang berlangsung," ungkap Shahin, seperti dilansir Reuters pada Minggu (10/2).
(esn)