Jubir Gedung Putih Sarah Sanders: Tuhan Ingin Trump Jadi Presiden
A
A
A
WASHINGTON - Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan bahwa dia percaya kekuatan yang lebih tinggi menginginkan bosnya, Donald Trump, untuk terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS).
"Saya pikir Tuhan memanggil kita semua untuk mengisi peran yang berbeda pada waktu yang berbeda dan saya pikir Dia ingin Donald Trump menjadi presiden," kata Sanders kepada Christian Broadcasting Network (CBN), dalam sebuah wawancara.
Sanders sebelumnya pada hari Senin telah mengadakan briefing pers pertamanya pada tahun 2019. "Itulah sebabnya dia ada di sana dan saya pikir dia telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam mendukung banyak hal yang benar-benar dipedulikan oleh orang yang beriman," ujarnya, yang dikutip Fox News, Kamis (31/1/2019).
Trump mengidentifikasi diri sebagai seorang Kristen, dan sebagian besar pemilih dari komunitas evangelis kulit putih mendukung Trump menjadi orang nomor satu di AS.
Menurut hasil polling yang ada di Amerika Serikat, 81 persen warga Protestan evangelis kulit putih memilih Trump dalam pemilu 2016, jumlah yang lebih tinggi daripada mereka yang memilih George W Bush, John McCain atau Mitt Romney.
Polling terbaru menunjukkan mereka terus sangat mendukung Trump.
Selama dua tahun di Gedung Putih, Trump dan pemerintahannya telah mendukung sejumlah masalah yang didukung oleh kaum evangelis, termasuk membatasi hak aborsi, menghilangkan mandat pengendalian kelahiran dan memperluas program yang akan menguntungkan sekolah-sekolah agama swasta.
Sanders mengecam petinggi Demokrat di Parlemen AS karena tidak mengutuk dua anggota Parlemen yang dituduh memiliki pandangan anti-Semit.
"Saya pikir itu keterlaluan bahwa kepemimpinan Demokrat belum meminta orang-orang ini untuk menarik kembali komentar mereka. Mereka tidak mengutuk," kata Sanders.
Lebih lanjut, Sanders membela ambisi Trump untuk membangun dinding perbatasan AS-Meksiko yang dikecam Ketua Parlemen AS Nancy Pelosi."Sangat sulit pada saat ini untuk mengambil kuliah dari Demokrat tentang apa yang bermoral dan apa yang tidak," katanya mengacu pada komentar Pelosi yang menyebut dinding perbatasan AS-Meksiko sebagai proyek tidak bermoral.
"Gagasan bahwa melindungi orang-orang di negara Anda, yang merupakan tugas mendasar untuk menjadi presiden Amerika Serikat, dalam beberapa hal akan tidak bermoral adalah tuduhan yang konyol," kata Sanders.
"Saya pikir Pelosi mungkin menyesal membuat komentar itu karena dia melihat betapa konyolnya (komentar) itu terdengar dan buktinya sangat bertentangan dengan komentar itu," lanjut dia.
"Anda dapat mengharapkan (Trump) untuk terus memimpin pada upaya untuk membangun dinding, karena dia adalah seorang pemimpin yang lahir alami dan sebuah dinding adalah prioritas baginya," imbuh dia.
"Saya pikir Tuhan memanggil kita semua untuk mengisi peran yang berbeda pada waktu yang berbeda dan saya pikir Dia ingin Donald Trump menjadi presiden," kata Sanders kepada Christian Broadcasting Network (CBN), dalam sebuah wawancara.
Sanders sebelumnya pada hari Senin telah mengadakan briefing pers pertamanya pada tahun 2019. "Itulah sebabnya dia ada di sana dan saya pikir dia telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam mendukung banyak hal yang benar-benar dipedulikan oleh orang yang beriman," ujarnya, yang dikutip Fox News, Kamis (31/1/2019).
Trump mengidentifikasi diri sebagai seorang Kristen, dan sebagian besar pemilih dari komunitas evangelis kulit putih mendukung Trump menjadi orang nomor satu di AS.
Menurut hasil polling yang ada di Amerika Serikat, 81 persen warga Protestan evangelis kulit putih memilih Trump dalam pemilu 2016, jumlah yang lebih tinggi daripada mereka yang memilih George W Bush, John McCain atau Mitt Romney.
Polling terbaru menunjukkan mereka terus sangat mendukung Trump.
Selama dua tahun di Gedung Putih, Trump dan pemerintahannya telah mendukung sejumlah masalah yang didukung oleh kaum evangelis, termasuk membatasi hak aborsi, menghilangkan mandat pengendalian kelahiran dan memperluas program yang akan menguntungkan sekolah-sekolah agama swasta.
Sanders mengecam petinggi Demokrat di Parlemen AS karena tidak mengutuk dua anggota Parlemen yang dituduh memiliki pandangan anti-Semit.
"Saya pikir itu keterlaluan bahwa kepemimpinan Demokrat belum meminta orang-orang ini untuk menarik kembali komentar mereka. Mereka tidak mengutuk," kata Sanders.
Lebih lanjut, Sanders membela ambisi Trump untuk membangun dinding perbatasan AS-Meksiko yang dikecam Ketua Parlemen AS Nancy Pelosi."Sangat sulit pada saat ini untuk mengambil kuliah dari Demokrat tentang apa yang bermoral dan apa yang tidak," katanya mengacu pada komentar Pelosi yang menyebut dinding perbatasan AS-Meksiko sebagai proyek tidak bermoral.
"Gagasan bahwa melindungi orang-orang di negara Anda, yang merupakan tugas mendasar untuk menjadi presiden Amerika Serikat, dalam beberapa hal akan tidak bermoral adalah tuduhan yang konyol," kata Sanders.
"Saya pikir Pelosi mungkin menyesal membuat komentar itu karena dia melihat betapa konyolnya (komentar) itu terdengar dan buktinya sangat bertentangan dengan komentar itu," lanjut dia.
"Anda dapat mengharapkan (Trump) untuk terus memimpin pada upaya untuk membangun dinding, karena dia adalah seorang pemimpin yang lahir alami dan sebuah dinding adalah prioritas baginya," imbuh dia.
(mas)