Salah Nilai Iran, Trump kepada Bos Intelijen AS: Kembali ke Sekolah!
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump mengecam komunitas intelijennya sendiri setelah memberikan penilaian yang bertentangan dengan pandangan pemerintahannya tentang Iran . Menurutnya lembaga intelijen Amerika Serikat (AS) naif dan salah dalam menilai ancaman yang ditimbulkan oleh Iran.
"Hati-hati dengan Iran. Mungkin intelijen harus kembali ke sekolah!" cuit Trump seperti disitir dari BBC, Rabu (30/1/2019).
Tanggapan itu datang setelah laporan intelijen AS mengatakan Teheran sudah tidak membuat senjata nuklir. Laporan itu juga mengatakan bahwa Korea Utara (Korut) juga tidak akan menyerahkan persediaan senjata dan kemampuan produksi nuklirnya.
Direktur intelijen nasional Dan Coats dan kepala intelijen lainnya menyampaikan laporan Penilaian Ancaman Sedunia tersebut kepada Senat.
Tahun lalu, AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran yang ditandatangani pada 2015 lalu. Keputusan itu memicu kecaman luas dari sekutu Washington.
Trump juga meluncurkan dorongan diplomatik untuk meningkatkan hubungan dengan Korut. Ia bahkan bertemu dengan pemimpin negara itu Kim Jong-un di Singapura Juni lalu untuk membahas denuklirisasi semenanjung Korea.
Pada saat itu, Trump mengklaim pertemuan ini telah mengakhiri ancaman nuklir Korut.
"Hati-hati dengan Iran. Mungkin intelijen harus kembali ke sekolah!" cuit Trump seperti disitir dari BBC, Rabu (30/1/2019).
Tanggapan itu datang setelah laporan intelijen AS mengatakan Teheran sudah tidak membuat senjata nuklir. Laporan itu juga mengatakan bahwa Korea Utara (Korut) juga tidak akan menyerahkan persediaan senjata dan kemampuan produksi nuklirnya.
Direktur intelijen nasional Dan Coats dan kepala intelijen lainnya menyampaikan laporan Penilaian Ancaman Sedunia tersebut kepada Senat.
Tahun lalu, AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran yang ditandatangani pada 2015 lalu. Keputusan itu memicu kecaman luas dari sekutu Washington.
Trump juga meluncurkan dorongan diplomatik untuk meningkatkan hubungan dengan Korut. Ia bahkan bertemu dengan pemimpin negara itu Kim Jong-un di Singapura Juni lalu untuk membahas denuklirisasi semenanjung Korea.
Pada saat itu, Trump mengklaim pertemuan ini telah mengakhiri ancaman nuklir Korut.
(ian)