Presiden AS Donald Trump Ragu Parlemen Beri Dana Dinding
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ragu para anggota parlemen dapat mencapai kesepakatan tentang keamanan perbatasan seperti keinginannya.
Trump menegaskan kembali janjinya membangun dinding di perbatasan AS dan Meksiko. Saat wawancara dengan Wall Street Journal (WSJ), Trump menyatakan peluangnya rendah bahwa Kongres dapat mencapai kesepakatan dan menghindari penutupan pemerintahan AS dalam waktu tiga pekan, saat pendanaan untuk pemerintahan akan berakhir.
“Saya secara pribadi berpikir ini kurang dari 50-50, tapi anda memiliki banyak orang baik di sana,” ujar Trump merujuk pada komite parlemen yang dipilih untuk membuat kompromi tentang pendanaan keamanan perbatasan dilansir Reuters.
Penutupan pemerintahan selanjutnya, menurut Trump, merupakan satu pilihan. Trump juga menyatakan mungkin mendeklarasikan darurat nasional untuk membangun dinding perbatasan itu. Partai Demokrat diperkirakan melawan deklarasi darurat itu di pengadilan.
“Apakah ada orang yang benar-benar berpikir saya tidak akan membangun dinding? Menyelesaikan lebih banyak dalam dua tahun pertama dibandingkan presiden lain!” tweet Trump di Twitter pada Minggu (27/1) malam.
Penolakan Demokrat atas permintaan Trump untuk dana dinding perbatasan senilai USD5,7 miliar mengakibatkan penutupan pemerintahan selama 35 hari. Penutupan terhadap seperempat pemerintahan AS itu baru berakhir pada Jumat (25/1) lalu.
Penutupan ini merusak ekonomi AS, membuat banyak pegawai federal kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta menguji kesabaran warga AS dengan terjadinya penundaan perjalanan udara, penutupan taman nasional, dan gangguan lainnya.
Setelah survei menunjukkan warga AS semakin menyalahkan Trump atas situasi itu, presiden menandatangani langkah mendanai pemerintahan selama tiga pekan saat para negosiator Kongres berupaya menyusun rancangan undang-undang (RUU) untuk mendanai seluruh lembaga pemerintah hingga 30 September.
Meski demikian, Trump juga mengancam kembali menutup pemerintahan pada 15 Februari jika tidak mendapatkan dinding yang dia inginkan. Saat wawancara dengan WSJ, Trump juga mengungkapkan keraguan tentang kemungkinan kesepakatan tentang dana dinding dan perubahan besar pada undang-undang (UU) imigrasi AS.
“Saya meragukannya,” ujar Trump saat ditanya apakah dia akan menyepakati kewarganegaraan kelompok imigran yang disebut “Dreamers”, yakni anak-anak yang masuk AS secara ilegal untuk ditukar dengan dana dinding perbatasan. Trump menyatakan, “Itu subjek berbeda untuk diputuskan pada waktu terpisah.”
Sebelumnya, beberapa anggota parlemen mengkritik penggunaan penutupan lembaga federal sebagai alat dalam konflik kebijakan. Anggota legislatif dari kedua partai menyatakan penutupan terbaru tidak efektif seperti sebelumnya, tapi kali ini lebih mengganggu karena paling lama dalam sejarah AS.
“Penutupan bukan pengungkit bagus dalam negosiasi apapun,” kata Senator Marco Rubio dari Partai Republik saat acara Meet the Press NBC. Dia meminta para negosiator Kongres menangani keamanan perbatasan dalam tiga pekan perundingan.
Ketua kaukus Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Hakeem Jeffries menyatakan penutupan itu bukan taktik negosiasi yang sah dalam perselisihan kebijakan publik antara dua bagian pemerintahan. Sebanyak 800.000 pekerja federal cuti atau bekerja tanpa gaji selama penutupan, kehilangan dua kali pembayaran gaji yang kini akan segera dibayarkan seluruhnya.
“Kami harapkan itu pada akhir pekan ini semua akan dibayarkan,” ungkap pelaksana Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney dalam acara Face the Nation CBS.
Seluruh pekerja federal kini mendapatkan bayaran gaji dengan total USD6 miliar menurut studi yang dirilis pekan lalu. Saat menjadi calon presiden, Trump berjanji membangun dinding dengan Meksiko membayarnya. Meksiko menolak dan sekarang Trump ingin para pembayar pajak AS membayar dinding itu.
Trump beralasan dinding itu kunci untuk mencegah imigrasi ilegal dan aliran narkoba ilegal ke AS. Demokrat menganggap dinding itu terlalu mahal dan tidak efektif.
Trump menegaskan kembali janjinya membangun dinding di perbatasan AS dan Meksiko. Saat wawancara dengan Wall Street Journal (WSJ), Trump menyatakan peluangnya rendah bahwa Kongres dapat mencapai kesepakatan dan menghindari penutupan pemerintahan AS dalam waktu tiga pekan, saat pendanaan untuk pemerintahan akan berakhir.
“Saya secara pribadi berpikir ini kurang dari 50-50, tapi anda memiliki banyak orang baik di sana,” ujar Trump merujuk pada komite parlemen yang dipilih untuk membuat kompromi tentang pendanaan keamanan perbatasan dilansir Reuters.
Penutupan pemerintahan selanjutnya, menurut Trump, merupakan satu pilihan. Trump juga menyatakan mungkin mendeklarasikan darurat nasional untuk membangun dinding perbatasan itu. Partai Demokrat diperkirakan melawan deklarasi darurat itu di pengadilan.
“Apakah ada orang yang benar-benar berpikir saya tidak akan membangun dinding? Menyelesaikan lebih banyak dalam dua tahun pertama dibandingkan presiden lain!” tweet Trump di Twitter pada Minggu (27/1) malam.
Penolakan Demokrat atas permintaan Trump untuk dana dinding perbatasan senilai USD5,7 miliar mengakibatkan penutupan pemerintahan selama 35 hari. Penutupan terhadap seperempat pemerintahan AS itu baru berakhir pada Jumat (25/1) lalu.
Penutupan ini merusak ekonomi AS, membuat banyak pegawai federal kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta menguji kesabaran warga AS dengan terjadinya penundaan perjalanan udara, penutupan taman nasional, dan gangguan lainnya.
Setelah survei menunjukkan warga AS semakin menyalahkan Trump atas situasi itu, presiden menandatangani langkah mendanai pemerintahan selama tiga pekan saat para negosiator Kongres berupaya menyusun rancangan undang-undang (RUU) untuk mendanai seluruh lembaga pemerintah hingga 30 September.
Meski demikian, Trump juga mengancam kembali menutup pemerintahan pada 15 Februari jika tidak mendapatkan dinding yang dia inginkan. Saat wawancara dengan WSJ, Trump juga mengungkapkan keraguan tentang kemungkinan kesepakatan tentang dana dinding dan perubahan besar pada undang-undang (UU) imigrasi AS.
“Saya meragukannya,” ujar Trump saat ditanya apakah dia akan menyepakati kewarganegaraan kelompok imigran yang disebut “Dreamers”, yakni anak-anak yang masuk AS secara ilegal untuk ditukar dengan dana dinding perbatasan. Trump menyatakan, “Itu subjek berbeda untuk diputuskan pada waktu terpisah.”
Sebelumnya, beberapa anggota parlemen mengkritik penggunaan penutupan lembaga federal sebagai alat dalam konflik kebijakan. Anggota legislatif dari kedua partai menyatakan penutupan terbaru tidak efektif seperti sebelumnya, tapi kali ini lebih mengganggu karena paling lama dalam sejarah AS.
“Penutupan bukan pengungkit bagus dalam negosiasi apapun,” kata Senator Marco Rubio dari Partai Republik saat acara Meet the Press NBC. Dia meminta para negosiator Kongres menangani keamanan perbatasan dalam tiga pekan perundingan.
Ketua kaukus Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Hakeem Jeffries menyatakan penutupan itu bukan taktik negosiasi yang sah dalam perselisihan kebijakan publik antara dua bagian pemerintahan. Sebanyak 800.000 pekerja federal cuti atau bekerja tanpa gaji selama penutupan, kehilangan dua kali pembayaran gaji yang kini akan segera dibayarkan seluruhnya.
“Kami harapkan itu pada akhir pekan ini semua akan dibayarkan,” ungkap pelaksana Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney dalam acara Face the Nation CBS.
Seluruh pekerja federal kini mendapatkan bayaran gaji dengan total USD6 miliar menurut studi yang dirilis pekan lalu. Saat menjadi calon presiden, Trump berjanji membangun dinding dengan Meksiko membayarnya. Meksiko menolak dan sekarang Trump ingin para pembayar pajak AS membayar dinding itu.
Trump beralasan dinding itu kunci untuk mencegah imigrasi ilegal dan aliran narkoba ilegal ke AS. Demokrat menganggap dinding itu terlalu mahal dan tidak efektif.
(don)