Turki Sebut Jurnalis Belanda Dideportasi karena Terorisme
A
A
A
ANKARA - Seorang pejabat Turki mengungkap alasan Ankara mendeportasi Ans Boersma, seorang jurnalis untuk surat kabar keuangan terbesar Belanda, Het Financieele Dagblad. Pejabat itu menyebut, Boersma dideportasi karena memiliki hubungan dengan kelompok teroris.
"Seorang jurnalis yang bekerja untuk surat kabar keuangan terbesar Belanda yang diusir dari Turki, dideportasi karena dicurigai memiliki hubungan dengan terorisme," kata pejabat itu, yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dilansir Reuters pada Kamis (17/1).
Pernyataan pejabat itu diperkuat oleh Direktur Komunikasi Presiden Turki,Fahrettin Altun. Di mana dia mengatakan, Ankara mendeportasi Boersma setelah sebelumnya mendapat informasi dari intelijen Belanda bahwa jurnalis itu memiliki hubungan dengan kelompok teroris al-Nusra.
Sebelumnya, Het Financieele Dagblad dalam sebuah pernyataan menuturkan, Boersma mengunjungi kantor imigrasi di Istanbul untuk memperpanjang visanya, kemarin. Namun, menurut surat kabar itu, Boersma ditahan oleh pihak imigrasi dan kemudian dideportasi.
Boersma kemudian melalui akun Twitternya mengaku terkejut dengan apa yang dia alami. "Dan tiba-tiba Anda duduk di pesawat kembali ke Belanda. Saya telah dinyatakan sebagai orang yang tidak diinginkandi Turki," kicau Boersma.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Het Financieele Dagblad, Jan Bonjer menyebut deportasi Boersma sebagai pelanggaran mencolok terhadap kebebasan pers.
"Dia melakukan pekerjaannya dengan bijaksana dan bertanggung jawab ... Sangat menyedihkan bahwa jurnalis di Turki tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dengan damai," kata Bonjer.
"Seorang jurnalis yang bekerja untuk surat kabar keuangan terbesar Belanda yang diusir dari Turki, dideportasi karena dicurigai memiliki hubungan dengan terorisme," kata pejabat itu, yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dilansir Reuters pada Kamis (17/1).
Pernyataan pejabat itu diperkuat oleh Direktur Komunikasi Presiden Turki,Fahrettin Altun. Di mana dia mengatakan, Ankara mendeportasi Boersma setelah sebelumnya mendapat informasi dari intelijen Belanda bahwa jurnalis itu memiliki hubungan dengan kelompok teroris al-Nusra.
Sebelumnya, Het Financieele Dagblad dalam sebuah pernyataan menuturkan, Boersma mengunjungi kantor imigrasi di Istanbul untuk memperpanjang visanya, kemarin. Namun, menurut surat kabar itu, Boersma ditahan oleh pihak imigrasi dan kemudian dideportasi.
Boersma kemudian melalui akun Twitternya mengaku terkejut dengan apa yang dia alami. "Dan tiba-tiba Anda duduk di pesawat kembali ke Belanda. Saya telah dinyatakan sebagai orang yang tidak diinginkandi Turki," kicau Boersma.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Het Financieele Dagblad, Jan Bonjer menyebut deportasi Boersma sebagai pelanggaran mencolok terhadap kebebasan pers.
"Dia melakukan pekerjaannya dengan bijaksana dan bertanggung jawab ... Sangat menyedihkan bahwa jurnalis di Turki tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dengan damai," kata Bonjer.
(esn)