Mantan Ajudan Bush Prediksi Trump Akan Mundur Demi Kekebalan Hukum
A
A
A
WASHINGTON - Alan J. Steinberg, penasihat Presiden Amerika Serikat (AS) pada masa kepemimpinan George W. Bush mengatakan, dia tidak percaya Donald Trump akan lengser dari jabatannya melalui jalur pemakzulan. Steinberg menyebut, Trump justru akan mundur atas keputusan dia sendiri.
Melalui sebuah tulisan yang dipublikasikan di The Star-Ledger, Steinberg menuturkan, dia percaya Trump akan mundur pada tahun ini, dengan imbalan kekebalan untuknya dan keluarganya.
"Trump tidak akan dicopot dari jabatannya melalui proses pemakzulan dan penghapusan konstitusional," tulis Steinberg dalam The Star-Ledger, seperti dilansir Newsweek pada Rabu (9/1).
"Sebagai gantinya, pembuat kesepakatan tertinggi yang mengaku dirinya akan menggunakan jabatanya sebagai alat tawar-menawar dengan otoritas federal dan negara pada 2019, setuju untuk meninggalkan kantor sebagai imbalan bagi otoritas terkait untuk tidak mengajukan tuntutan pidana terhadapnya, anak-anaknya atau organisasinya," sambungnya.
Steinberg mencatat, bahwa seandainya Parlemen AS memakzulkan Trump, 20 senator Republik harus memutuskan hubungan dengan Trump untuk dapat melengserkannya dan itu tampaknya sangat tidak mungkin.
Dia menulis, banyak permasalahan hukum yang dihadapi Trump, menjadi salah satu faktor utama yang dapat membuat dia akhirnya memutuskan untuk keluar dari Gedung Putih.
"Selain dari semua mimpi buruk hukum yang dihadapi Trump dan kepresidenannya, tampaknya hampir tidak mungkin bagi Trump untuk dipilih kembali pada tahun 2020. Ekonomi tampaknya menuju ke resesi yang parah, sebagaimana dibuktikan oleh kejatuhan baru-baru ini di pasar saham, yang muncul dalam penutupan Desember, terburuk sejak Depresi Hebat," ungkapnya.
"Hanya ada dua tahun tersisa dalam masa jabatan Trump. Dengan peringkat persetujuannya dalam kondisi buruk, dan resesi yang akan datang, membuat hampir tidak mungkin bagi Trump untuk melakukan pemulihan politik, tampaknya ia kemungkinan akan menggunakan kelanjutan kepresidenannya sebagai alat tawar-menawar," tukasnya.
Melalui sebuah tulisan yang dipublikasikan di The Star-Ledger, Steinberg menuturkan, dia percaya Trump akan mundur pada tahun ini, dengan imbalan kekebalan untuknya dan keluarganya.
"Trump tidak akan dicopot dari jabatannya melalui proses pemakzulan dan penghapusan konstitusional," tulis Steinberg dalam The Star-Ledger, seperti dilansir Newsweek pada Rabu (9/1).
"Sebagai gantinya, pembuat kesepakatan tertinggi yang mengaku dirinya akan menggunakan jabatanya sebagai alat tawar-menawar dengan otoritas federal dan negara pada 2019, setuju untuk meninggalkan kantor sebagai imbalan bagi otoritas terkait untuk tidak mengajukan tuntutan pidana terhadapnya, anak-anaknya atau organisasinya," sambungnya.
Steinberg mencatat, bahwa seandainya Parlemen AS memakzulkan Trump, 20 senator Republik harus memutuskan hubungan dengan Trump untuk dapat melengserkannya dan itu tampaknya sangat tidak mungkin.
Dia menulis, banyak permasalahan hukum yang dihadapi Trump, menjadi salah satu faktor utama yang dapat membuat dia akhirnya memutuskan untuk keluar dari Gedung Putih.
"Selain dari semua mimpi buruk hukum yang dihadapi Trump dan kepresidenannya, tampaknya hampir tidak mungkin bagi Trump untuk dipilih kembali pada tahun 2020. Ekonomi tampaknya menuju ke resesi yang parah, sebagaimana dibuktikan oleh kejatuhan baru-baru ini di pasar saham, yang muncul dalam penutupan Desember, terburuk sejak Depresi Hebat," ungkapnya.
"Hanya ada dua tahun tersisa dalam masa jabatan Trump. Dengan peringkat persetujuannya dalam kondisi buruk, dan resesi yang akan datang, membuat hampir tidak mungkin bagi Trump untuk melakukan pemulihan politik, tampaknya ia kemungkinan akan menggunakan kelanjutan kepresidenannya sebagai alat tawar-menawar," tukasnya.
(esn)